Awan Panas Gunung Semeru Lewati Jembatan Gladak Perak, Warga Mulai Dievakuasi ke Pengungsian
Pemkab Lumajang mulai mengevakuasi warga yang berada didekat Gunung Semeru dan membuat posko pengungsian. Status Gunung Semeru telah naik menjadi Awas
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai melakukan evakuasi terhadap warga yang berada di sekitar Gunung Semeru dan menyiapkan beberapa titik lokasi pengungsian.
Pada Minggu (4/12/2022) siang awan panas guguran (APG) telah mencapai Jembatan Gladak Perak.
Jembatan ini adalah penghubung antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang di sisi selatan.
Hal ini diungkapkan oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq yang mengunggah foto APG telah melebihi ketinggian Jembatan Gladak Perak.
Thoriqul Haq menyatakan Pemkab Lumajang sedang mempersiapkan beberapa langkah darurat untuk warga disekitar Gunung Semeru.
Di antaranya membuat posko evakuasi dan pos pengungsian merupakan langkah darurat yang sedang dilakukan.
Baca juga: Aktivitas Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali Tak Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Ia juga akan menyiapkan kebutuhan yang diperlukan warga selama berada di pos pengungsian.
"Saat ini, beberapa titik lokasi pengungsian sudah di siapkan. Beberapa kebutuhan yang diperlukan adalah makanan siap makan dan beberapa kebutuhan darurat untuk pengungsi."
"Saya dan bunda akan terus standby di lokasi terdampak dan terus memantau keadaan APG yang mengarah ke beberapa pemukiman di Kajar Kuning," tulisnya di akun Facebook Thoriqul Haq, Minggu (4/12/2022).
Status Gunung Semeru Naik Jadi Awas
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengumumkan status Gunung Semeru naik dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4).
Dinaikkannya status Gunung Semeru ini sejak Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Awan Panas Gunung Semeru Mengarah ke Tenggara, Warga di 19 Km dari Puncak Diminta Mengungsi
Dilansir dari Kompas.com, dalam catatan PVMBG pada hari Minggu sejak pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB terekam delapan kali gempa letusan terjadi dan satu kali gempa APG.
Sementara erupsi disertai APG terjadi pada pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak.
Kini APG telah meluncur sejauh 7 kilometer dari puncak ke arah Besuk Kobokan.
Hal ini terjadi karena awan panas guguran berlangsung terus menerus.
Menurutnya, dengan adanya aktivitas erupsi dan APG yang semakin jauh ini menandakan aktivitas Gunung Semeru masih sangat tinggi.
Ia juga menambahkan adanya potensi aliran lahar yang terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi.
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," terangnya.
Dengan dinaikkannya status Gunung Semeru menjadi awas, warga dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak gunung dan 19 kilometer di sektoral tenggara gunung.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, AirNav Terbitkan Notam Peringatan untuk Bandara Juanda dan Abdurahman Saleh
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Patria Dwi Hastiadi menyatakan saat ini petugas sedang menyiapkan penanganan darurat meskipun belum ada laporan terkait dampak dari kenaikan aktivitas Semeru.
"Kalau dampak belum ada laporan, tapi kita sedang menyiapkan untuk penanganan daruratnya," pungkasnya pada Minggu (4/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, saat Minggu siang lereng Semeru sudah tertutup abu vulkanik tebal dan terlihat gelap.
"Hujan abu sudah turun, warga diminta untuk memakai masker," terangnya.
Selain itu, awan panas dari letusan Semeru terus meluncur dan kini sudah sejauh 11 kilometer dari puncak.
Awan panas ini sudah melewati Lokasi pembangunan Jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Miftahul Huda)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.