Jepang Berpotensi Kena Imbas Erupsi Gunung Semeru? Ini Penjelasan Peneliti ITS
Peneliti Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), DR Ir Amien Widodo mengatakan erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur tidak akan sampai ke lautan.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Jepang menyerukan status siaga akan ancaman tsunami, pasca meletusnya erupsi gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Peneliti Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), DR Ir Amien Widodo mengatakan erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur tidak akan sampai ke lautan.
Hal tersebut dikatakan Amien terkait pemberitaan kewaspadaan Jepang akan Tsunami akibat Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur yang terjadi pada Minggu (4/12/2022).
Baca juga: Update Semeru Hari Ini: Awan Panas Meluncur hingga 11 Km, Sebanyak 1.979 Warga Mengungsi
"Tidak ada kemungkinan sampai Tsunami ataupun letusan yang sampai lautan," ungkap Pakar Geologi ITS seperti dikutip dari SURYA.CO.ID.
Dikatakan Amien, gunung berapi di darat seperti Semeru laharnya tidak akan sampai bibir pantai.
"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga nggak mungkin. karena energinya berkurang," tegasnya.
Pemicu Tsunami menurutnya kan terjadi jika gunung yang meletus berada di lautan seperti Krakatau dan gunung api dasar laut di pasifik.
"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada Tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di pulau Tonga,"lanjutnya.
Untuk saat ini status gunung Semeru paling akurat hanya bisa diberikan pos pantau.
Baca juga: Update Semeru Hari Ini: 1.979 Jiwa Mengungsi Akibat Awan Panas Guguran Gunung Semeru
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Jepang menyerukan status siaga akan ancaman tsunami, pasca meletusnya erupsi gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Minggu (4/12/2022).
Meluncurnya guguran awan panas dari puncak kawah jonggring saloko sejauh tujuh kilometer ke arah tenggara dan selatan, tak hanya memicu munculnya kepulan abu tebal setinggi 1,5 kilometer namun juga mendatangkan ancaman tsunami bagi sejumlah negara, termasuk Jepang.
Badan cuaca Jepang memperingatkan bahwa tsunami dapat menerjang dua wilayahnya yakni pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa pada Minggu siang pukul sekitar pukul 14:30 waktu setempat, apabila guguran lava dan guncangan gempa terus terjadi, seperti dikutip dari Japan Times.
Hal tersebut tentunya menjadi ancaman besar bagi Jepang, mengingat Prefektur Okinawa merupakan rumah bagi pangkalan militer Amerika Serikat di Pasifik.
Baca juga: Update Semeru Hari Ini: 1.979 Jiwa Mengungsi Akibat Awan Panas Guguran Gunung Semeru
Hingga sejauh ini, badan cuaca Jepang belum merilis perkembangan lagi terkait seberapa besar gelombang dan risiko yang diakibatkan dari tsunami ini.
Namun usai gunung Semeru aktif mengeluarkan erupsi pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan siaga ancaman tsunami bagi para warga di pesisir Okinawa.
Gunung berapi Semeru meletus pada Minggu pagi sekitar pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Sementara secara kegempaan, seismograf mencatat delapan kali gempa salaam letusan dengan amplitudo 18-22 mm dan durasi sekitar 65-120 detik.
Awalnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi ESDM Indonesia menetapkan Gunung Semeru dengan status siaga, namun pada Minggu siang aktivitas guguran lava terus menunjukan peningkatan sehingga Badan Geologi ESDM menaikan status menjadi awas.
Baca juga: Aktivitas Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali Tak Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia yang memiliki sejarah erupsi terdahsyat tepatnya pada 1984 silam hingga mengakibatkan sejumlah kematian.
Karena khawatir erupsi Semeru terus menunjukkan peningkatan membuat Badan Geologi ESDM memperingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, Lumajang lantaran sungai tersebut berpotensi menjadi jalur meluncurnya awan panas dan lahar dingin.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Penjelasan Peneliti ITS Soal Jepang Kena Imbas Erupsi Gunung Semeru, Ternyata Khawatir Ini Terjadi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.