Video Aipda Aksan soal Polisi Sarang Mafia Direspons Mabes Polri, Tiga Polres di Sulsel Diperiksa
Video Aipda Aksan yang viral mendapat atensi dari Mabes Polri. Aipda Aksan menyebut Polisi sarang mafia karena segala sesuatu harus membayar.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Video Aipda Aksan yang menyebut Polisi sarang mafia direspons oleh Tim Paminal Mabes Polri.
Aipda Aksan viral karena membuat video yang mengungkap beberapa permasalahan di dalam kepolisian seperti banyak mafia, masuk polisi harus membayar dan adanya korupsi.
Dalam video tersebut Aipda Aksa juga mengaku dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja karena membongkar korupsi atasannya di Polres Palopo.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana mengatakan video Aipda Aksan mendapat perhatian Mabes Polri.
"Diatensi Mabes Polri," ujarnya dikutip dari TribunMakassar.com.
Baca juga: Aipda Aksan Minta Maaf ke Kapolri dan Kapolda setelah Sebut Polisi Sarang Mafia
Ia juga membenarkan keberadaan Tim Paminal Mabes Polri di Sulawesi Selatan.
Tim Paminal Mabes Polri mendatangi tiga Polres di Sulawesi Selatan untuk melakukan pemeriksaan.
"Dari Paminal Mabes Polri juga sudah turun untuk memeriksa saksi-saksi yang ada di Polres. Meraka ke Polres Toraja, Luwu, termasuk Palopo," terangnya.
Namun ia membantah jika Mabes Polri mengundang Aipda Aksan untuk memberi keterangan terkait video yang dibuat.
"Ngak benar itu, Kapolda aja gak tau biasanya kan kapolda tau, kalau sekarang gak ada," pungkasnya.
Komang Suartana menjelaskan, Propam Polda Sulawesi Selatan telah melakukan pemeriksaan terhadap Aipda Aksan terkait video tersebut.
"Saudara Aipda Aksan dilanjutkan pemeriksaannya langsung oleh Propam Polda terkait tindakannya yang mencemarkan nama baik Polri," katanya pada Minggu (4/12/2022).
Baca juga: Kapolsek Pinang Iptu Tapril Dicopot Buntut Dugaan Kasus Pelecehan Terhadap Seorang Wanita di Hotel
Aipda Aksan meminta maaf
Anggota Polres Tana Toraja, Aipda Aksan meminta maaf karena menyebut polisi sarang mafia melalui sebuah video.
Ia menjelaskan jika hal itu tidak benar karena hanya berdasarkan opininya dan tanpa ada bukti yang kuat.
"Menyampaikan kembali bahwa yang saya sampaikan untuk sekolah perwira membayar, untuk mutasi jabatan membayar, ada pemotongan BBM, ada pemangkasan DIPA, maupun ada korupsi di Polres Palopo, bahwa testimoni tersebut hanya asumsi saya tanpa dukungan alat bukti," jelasnya pada Minggu (4/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Ia juga meminta maaf ke Kapolri, Kapolda dan institusi Polri karena membuat video yang tidak memiliki bukti ke masyarakat.
"Saya mengaku bersalah serta meminta maaf setinggi-tingginya kepada Bapak Kapolri, Kapolda Sulsel, dan rekan-rekan anggota Polri di Polda Sulsel atas ketidaknyamanan video saya yang tersebar keluar tersebut."
"Bahwa saya berjanji tidak akan mengulangi dan siap menerima sanksi dari pimpinan," terangnya.
Baca juga: Oknum Polisi di Cirebon Ditangkap karena Edarkan Obat Keras, Terancam 15 Tahun Penjara
Viral Aipda Aksan singgung mafia polisi
Sebelumnya, nama Aipda Aksan sempat menjadi sorotan setelah membuat video terkait kritikannya kepada institusi Polri.
Dalam video tersebut Aipda Aksan mengenakan seragam dinas dan video ditujukan ke Kapolri.
Video kritikan Aipda Aksan viral dan diunggah akun TikTok @pandapotansthg81 pada Kamis (1/12/2022).
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh, Salam Presisi."
"yang terhormat bapak Kapolri, izin jenderal saya Aksan NRP 811081 anggota Sat Binmas Polres Tana Toraja menyampaikan kepada bapak."
"Tolong institusi Polri dibersihkan dari mafia-mafia yang masih bersarang di tubuh Polri," ujarnya dalam video.
Menurutnya sistem di Polri sudah tidak bagus sejak rekrutmen karena segala sesuatunya harus menggunakan uang.
Baca juga: 2 Oknum Polisi di Jember Diperiksa karena Konsumsi Narkoba, Kapolres Janji Tindak Tegas Anggotanya
"Yang pertama masuk polisi harus bayar, yang kedua mau pindah harus bayar, yang ketiga mau jadi perwira harus bayar, jadi bagaimana kedepannya Polri kalau semau harus bayar," jelasnya.
Selain itu, para pimpinan tidak memberikan contoh yang baik ke bawahannya.
"Kemudian rata-rata pimpinan dari bawa bukan mengajari kami ke jalan yang bagus, tapi mengajari kami ke jalan yang tidak benar."
"Contohnya mereka memangkas Dipa, mereka memangkas uang BBM, uang makan dan lain sebagainya," terangnya.
Ia juga mengatakan, dirinya merupakan korban karena berkata jujur namun dimutasi.
"Yang terhormat bapak Kapolri, seperti yang saya alami saya dimutasi dari Polres Palopo ke Tana Toraja karena saya membongkar perbuatan kapolres AKBP Alfian Nurnas yaitu korupsi kendaraan dinas Polres Palopo, BBM dan lain sebagainya,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Amran Amir) (TribunTimur.com/Muslimin Emba)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.