Kabar Terbaru Korban Luka Akibat Bom di Polsek Astana Anyar Bandung
Ledakan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar membuat dua personel polisi harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal dua korban luka akibat bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).
Ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar membuat dua personel polisi harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung.
Dua polisi yang masih dirawat tersebut mengalami luka di bagian tangan dan betis.
"Karena kondisinya dianggap lebih fatal, sehingga dilakukan pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit," kata Kombes Pol Ibrahim Tompo Kabid Humas Polda Jabar.
Ibrahim Tompo juga mengungkapkan ada 11 korban luka di pihak anggota kepolisian.
Lalu ada satu korban luka dari warga sipil.
Baca juga: KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers, Tapi Berpotensi Jadi Bom Sosial
"Untuk korban kemarin ada 11, dari sebelas itu ada sepuluh anggota kepolisian, dari perawatan kemarin akhirnya bisa kembali sebanyak 7 orang, jadi sisa tinggal dua orang," ujar Ibrahim Tompo, saat dihubungi Jumat (8/12/2022).
Mengutip TribunJabar.id, warga sipil yang menjadi korban sudah dipulangkan karena kondisinya yang sudah baik.
"Warga tidak terlalu parah, sempat dilakukan perawatan kepada yang bersangkutan, dan kemarin dikembalikan dan dilakukan rawat jalan," pungkasnya.
Pelaku Pakai Bom Panci
Setelah melakukan investigasi, polisi menemukan fakta terbaru.
Bom yang digunakan pelaku merupakan sebuah bom panci rakitan.
Temuan tersebut diungkapkan oleh Komandan Satbrimob Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yuri Karsono.
Ia mengungkapkan, bom panci rakitan tersebut juga berisikan paku.
"Jenis bom yang meledak adalah jenis bom rakitan, dirakit dalam bentuk panci, dan biasa rekan-rekan dengar dengan bom panci," ungkapnya.
Motif Pengeboman
Irjen Ibnu Suhendra selaku Deputi Bidang Penindakan dan Pembunaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan motif pelaku.
Ibnu Suhendra mengungkapkan motif Agus Sujatno melakukan aksi tersebut adalah kebencian pelaku kepada pemerintah dan polisi.
Motif tersebut juga pernah digunakan pelaku saat melakukan aksi terorisme pada 2017.
Namun, kala tersebut, tindakan pelaku gagal.
"Pada saat bom 2017 itu, tersangka ini melakukan perakitan bom dengan sasaran Kelurahan Cicendo. Ini menunjukkan kebencian kepada aparat pemerintah," terangnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman)(Kompas.com, Rachmawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.