TRIBUNNEWS.COM - Video konser Farel Prayoga di Kabupaten Gunungkidul, DIY yang sepi penonton, viral di media sosial.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, suasana konser diunggah oleh sejumlah akun Instagram seperti @beritainaja.

Pada awal video memperlihatkan lokasi konser yang berada di sebuah lapangan.

Terlihat juga sebuah panggung yang berdiri dan bertuliskan Gunungkidul Ojok Dibandengke.

Rekaman kemudian menyorot sepinya penonton konser saat Farel Prayoga membawakan lagu Joko Tingkir.

Sejumlah penonton hanya memadati pagian depan panggung saja.

Baca juga: Viral Diduga Pesta LGBT di Sentul Bogor, Begini Penjelasan Polisi

Sedangkan area lain di lokasi konser tampak sepi.

Hingga Selasa (13/12/2022), video konser Farel Prayoga sepi penonton sudah mendapatkan ribuan reaksi dari warganet.

Sejumlah warganet menyebut sepinya konser ini lantaran harga tiket masuk yang dinilai mahal.

Belakangan diketahui, konser digelar di Lapangan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta pada Minggu (11/12/2022) kemarin.

Pengakuan seorang warga

Seorang penonton bernama Suci asal Kecamatan Tanjungsari memberikan pengakuannya.

Ia menyebut, konser sepi lantaran warga lebih memilih menonton pernikahan anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono.

Warga menonton acara penikahan yang digelar mulai Jumat (9/12/2022) hingga Minggu (11/12/2022) secara streaming.

"Banyak warga yang nonton ngunduh mantu di Solo melalui live streaming," ucap Suci, dikutip dari Kompas.com.

Suci juga menilai, sepinya konser disebabkan karena tidak tepat waktu.

Baca juga: Viral 3 Begal Menangis Setelah Dihantam Warga Pakai Kursi Plastik di Cilincing, Berikut Faktanya

Ditonton puluhan warga

Sementara itu, pihak kepolisian menyebut penonton konser Farel Prayoga sebanyak 80-an orang.

Pihak petugas keamanan yang diterjunkan juga hanya berjumlah belasan orang anggota polisi.

Fakta ini dibenarkan oleh Kapolsek Wonosari Kompol Edy Purnomo yang ikut berada di lokasi konser.

"Kemarin itu hanya sekitar 80-an penonton, mungkin tidak sampai 100 orang," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Edy menambahkan, sepinya konser diduga karena sejumlah alasan.

Seperti mahalnya tikel yang dibanderol mulai Rp 50 ribu hingga termahal Rp 250 ribu.

Kemudian ada faktor lain, yakni pihak panitia yang tidak maksimal mempromosikan konser ini.

"Mungkin harga tiket terlalu mahal, dan publikasi kurang baik," tandas Edy.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Markus Yuwono)