Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembangunan Berbasis Kebudayaan Jadi Fokus Seminar dan Orasi Kebudayaan Indonesia di Padang

Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat sambutannya menyampaikan, kebudayaan Minangkabau hingga hari ini masih eksis dan tetap dijaga

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pembangunan Berbasis Kebudayaan Jadi Fokus Seminar dan Orasi Kebudayaan Indonesia di Padang
TribunPadang.com/Wahyu Bahar
Sejumlah tokoh yang hadir pada Seminar dan Orasi Kebudayaan Indonesia dengan tema 'Kekuatan dan peran kebudayaan untuk pembangunan nasional' digelar di Hotel Truntum Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (22/12/2022) malam.  

Ia membeberkan, eksistensi budaya Minangkabau semakin kuat kala pedoman hidup orang Minang 'Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah' dimasukkan ke dalam UU nomor 17 tahun 2022 tentang Provinsi Sumatera Barat.

Lebih lanjut dikatakannya, Pemprov Sumbar sejauh ini berupaya melaksanakan pembangunan yang berbasis kebudayaan. Kata Mahyeldi, pusat keagamaan dan kebudayaan Minangkabau dibangun di kawasan Masjid Raya Sumbar.

Gubernur mengatakan, Masjid Raya ialah menjadi pusat keagamaan, yang desainnya dinilai sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Di kawasan Masjid Raya juga ada gedung Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dan Bundo Kanduang. Sementara, gedung Majelis Ulama Indonesia juga akan dibangun di kawasan Masjid Raya tahun 2023.

Sementara, SC Kongres Kebudayaan Prof. Nursyirwan Efendi menjelaskan, hadirnya dirjen dalam kongres saat ini merupakan momen yang sangat tepat, dimana pemikiran dirjen merupakan pikiran semua pihak perancang. Maka dari itu, ia berharap semoga dengan dilakukannya kongres kebudayaan Indonesia untuk Indonesia emas 2045 bisa terwujud tahun depan. 

"Perlu diketahui saat ini, kita menempatkan kebudayaan sangat penting dan itu sudah lama, tetapi kita menempatkannya sebagai sosok yang strategis. Bagaimana kebudayaan bisa menjadi strategis, yaitu pertama berposisi lebih dulu untuk memulai gerak pembangunan nasional," paparnya.

Jika hal itu sudah disepakati, maka seluruh pihak harus tetap mengawal konsep dan pemikiran tersebut, untuk kemudian pada saat pembuatan rencana pembangunan nasional jangka menengah di tahun 2024. Maka ketika itulah kebudayaan di sertakan ke dalamnya. 

Berita Rekomendasi

"Perlu kita ketahui bahwa pembangunan nasional adalah pembangunan manusia, dan pembangunan manusia adalah pembangunan kebudayaan. Tidak ada manusia yang tidak memiliki budaya," ujarnya.

Untuk di Sumbar sendiri, Nusyirwan berharap Pemprov turut melakukan pembangunan yang berbasis kebudayaan. Ia mengaku sangat tahu Pemprov punya program unggulan pembangunan berbasis kebudayaan.

"Saya tahu betul Progul nomor 1 Gubernur, saya masih tunggu realisasinya," kata dia.

(TribunPadang.com/Wahyu Bahar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas