Gempa Selama 3 Hari Berturut-turut Terjadi di Jayapura Papua, Ada 281 Kali Gempa Susulan
Dalam 3 hari berturut-turut terjadi gempa di kota Jayapura, Papua. Gempa susulan juga terjadi hingga 281 kali. Ini imbauan dari BMKG Jayapura.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Selama 3 hari berturut-turut terjadi gempa bumi tektonik di kota Jayapura, Papua dari Senin (2/1/2023) hingga hari ini, Rabu (4/1/2023).
Pada hari Senin (2/1/2023) gempa bermagnitudo 4,9 juga terjadi pukul 03.24 WIT.
Kemudian pada Selasa (3/1/2023) gempa berkekuatan 5.2 M terjadi sekira pukul 21.55 WIT.
Dan yang terbaru gempa bumi berkekuatan 3.9 M terjadi pada Rabu (4/1/2023), pukul 13.04 WIT.
Setelah gempa terjadi, masyarakat Jayapura masih dihantui gempa susulan yang sudah terjadi sebanyak 281 kali.
Baca juga: Gempa Mengguncang Kota Jayapura dan Sekitarnya, Berkekuatan M 4,1
Jumlah ini berdasarkan data terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura, Rabu (4/1/2023) pukul 13.12 WIT.
Sebanyak 33 gempa susulan dari 281 kali gempa susulan dirasakan langsung oleh masyarakat Kota Jayapura.
Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Yustus Rumakiek menjelaskan gempa yang terjadi di Jayapura merupakan akibat dari aktivitas sesar lokal yang melintas.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal yang melintas di wilayah Kota Jayapura," jelasnya dikutip dari TribunPapua.com.
Mayoritas gempa susulan terjadi di laut, namun Yustus Rumakiek meminta masyarakat Jayapura untuk tetap tenang dan waspada.
Ia mengimbau masyarakat untuk menghindari berada di bangunan yang retak dan rusak akibat gempa karena gempa susulan ada kemungkinan masih terjadi.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan," terangnya.
Baca juga: Gempa Terkini M 6,3 Guncang Keerom, Papua: Kedalaman 10 Kilometer
Bantah Kabar akan Terjadi Tsunami
Selain gempa, warga Jayapura juga takut terjadi tsunami karena surutnya air di beberapa tempat.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo mengatakan pasang surut air yang terjadi di Jayapura merupakan hal wajar dan bukan pertanda tsunami.
"Berkaitan dengan data pasang surut air laut di Kota Jayapura, sesuai dengan data memang dalam 24 jam normalnya mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut," jelasnya dikutip dari TribunPapua.com.
Ia berharap warga tidak panik karena tsunami terjadi tidak begitu saja, namun ada banyak indikatornya.
"Kalau berkaitan dengan gempa atau tsunami yang banyak menjadi pertanyaan, memang dapat diinformasikan tsunami itu tidak terjadi begitu saja atau secara tiba-tiba," terangnya.
Baca juga: Gempa M 5,2 Guncang Jayapura, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
Beberapa indikator tersebut yakni, gempa berkekuatan minimal 6,9 magnitudo dan pusat gempa berada di kedalaman laut.
"Kemudian pusat gempa harus terjadi di laut dan kedalaman kurang lebih 10 km, dengan energi besar tersebut baru kemudian berpotensi mengangkat gelombang ke daratan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Yustus Rumaikek menyatakan informasi akan terjadi tsunami di Jayapura merupakan informasi yang tidak benar.
Ia menjelaskan belum ada peralatan yang mendeteksi lokasi gempa secara akurat.
“Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, hasil pengamanan wilayah perairan utara Kota Jayapura pada tanggal 1-2 Januari 2023 terpantau normal,” bebernya pada Selasa (3/1/2023).
Baca juga: Gempa Magnitudo 4,9 di Kota Jayapura, Rumah Sakit, Hotel Hingga Bioskop Alami Kerusakan
Yustus Rumaikek juga menegaskan pasang surut air laut setelah terjadi gempa terpantau normal dan tidak ada perubahan.
Ia berharap masyarakat Jayapura tidak panik dan tidak percaya berita akan adanya tsunami karena berita tersebut tidak ada faktanya.
“Kami imbau kepada warga masyarakat di Kota Jayapura untuk tidak mudah percaya terhadap berita bohong atau informasi yang tidak benar, tetapi selalu memantau informasi resmi dari BMKG Wilayah V Jayapura,” tegasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunPapua.com/Raymond Latumahina/Roy Ratumakin) (Kompas.com/Roberthus Yewen)