Polisi Minta Warga Jayapura Termakan Hoaks di Media Sosial, Diminta Memonitor Informasi Pemerintah
Mackbon menjelaskan, saat ini aparat TNI-Polri dan Organisasi yang tergabung dalam tanggap darurat sudah mulai mempersiapkan mitigasi bencana
Editor: Eko Sutriyanto
Kepala BPBD Kota Jayapura, Asep A M Khalid, menyebut isu tsumani itu membuat para warga pesisir langsung mengungsi.
Menurut Asep Khalid, setelah gempa bumi itu, warga menerima laporan adanya air laut yang surut sehingga membuat para warga panik dan mengungsi.
Mayoritas warga yang mengungsi dari distrik Jayapura utara.
"Kurang lebih total 2.100 warga yang mengungsi dan tersebar di berbagai titik di Kota Jayapura," kata Asep Khalid dikutip dari TribunPapua.com.
Baca juga: Gempa Selama 3 Hari Berturut-turut Terjadi di Jayapura Papua, Ada 281 Kali Gempa Susulan
Padahal, ucapnya, isu tsunami setelah gempa bumi itu merupakan kabar bohong atau hoaks.
"Sangat disayangkan menyebar dengan cepat soal akan ada tsunami dan laporan air surut itu," kata Asep Khalid.
Untuk meredam hoaks itu, petugas berkeliling titik pengungsian untuk menjelaskan situasi sebenarnya dan meminta warga kembali ke rumah masing-masing.
"Kami berikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tsunami apabila terjadi itu, ada indikatornya. Soal pasang surut itu memang fenomena alam alamiah," ujarnya.
Pada Rabu (4/1/2023) malam, ucapnya, sudah tidak ada warga yang mengungsi.
Tanda-Tanda Tsunami
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo, mengatakan pasang surut air laut di Jayapura bukan pertanda tsunami.
"Sesuai dengan data memang dalam 24 jam normalnya mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut," katanya dikutip dari TribunPapua.com.
Ia berharap warga tidak panik karena tsunami memiliki banyak indikator.
"Tsunami itu tidak terjadi begitu saja atau secara tiba-tiba," kata Heri Purnomo.