Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Gadis Aceh Jadi Korban Perdagangan Manusia di Malaysia, Diperkerjakan di Rumah Bordil

Setibanya di Malaysia, dokumen mereka ditahan oleh agen (mucikari) dan kedua gadis muda itu lantas dijual ke rumah bordil.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dua Gadis Aceh Jadi Korban Perdagangan Manusia di Malaysia, Diperkerjakan di Rumah Bordil
For Serambinews.com
Ketua DPRK Aceh Besar, Iskandar Ali didampingi Abdul Mucthi, anggota DPRK Aceh Besar dari Fraksi PAN, berbincang dengan dua gadis asal Pidie dan Aceh Tamiang yang menjadi korban human traficking di Malaysia, Selasa (10/1/2023). 

“Mereka semula dijanjikan untuk bekerja di sektor formal dan diimingi gaji yang tinggi,” terangnya. 

Ketua DPRK Aceh Besar ini meminta, Pemerintah Aceh tidak tutup mata melihat kasus-kasus tersebut.

“Pekerja migran harus betul-betul dilindungi. Pasalnya, mereka masuk ke Malaysia itu legal, namun dokumen keduanya disita oleh agen (pelaku perdagangan manusia),” tandas dia.

Baca juga: Gara-gara Covid-19 Rumah Bordil Ditutup, Pekerja Seks Pun Menjerit

"Jadi dalam waktu dekat juga saya akan berkomunikasi dengan keluarga korban. Agar dalam bulan ini mereka bisa kita pulangkan," jelasnya.

Bulan lalu, lanjut Iskandar, ia sudah menemui wakil Ketua MPR RI dan membicarakan perihal kasus perdagangan manusia itu. Ia mencoba menyuarakan kasus ini menjadi perhatian nasional.

Sebab, di Malaysia, sebutnya, ada 650 ribu jiwa masyarakat Aceh, dan kebanyakan mereka tidak memiliki dokumen.

Atas laporan itu, terang Iskandar, MPR RI mengajak untuk melakukan investigasi bersama.

Berita Rekomendasi

"Kasus ini juga sudah pernah saya laporan ke Polresta meskipun tidak secara resmi,” papar dia.

Kalau ada kesempatan, kita akan menemui Kapolda untuk membicarakan persoalan tersebut. Karena kasusnya sudah sangat kronis," pungkasnya.

Layani 20 pria semalam

Sementara itu, Ketua Bireuen Bersatu Aceh Malaysia, T Haikal mengatakan, untuk kasus perdagangan manusia, dalam tiga bulan terakhir saja, naik sebesar 30 persen.

Modus operandinya hampir sama.

Mereka ditawarkan bekerja di restoran dengan imbalan gaji yang sangat besar.

Dari hasil penelusuran yang ia lakukan, bandit atau pelaku human trafficking ini salah satunya adalah selebgram.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas