Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Abu Vulkanik Gunung Marapi Mengeluarkan Aroma Menyengat Khas Belerang di Cumantiang Kabupaten Agam

Abu vulkanik yang turun di Cumantiang Kabupaten Agam tidak berlangsung lama, sebab berselang setengah jam arah angin sudah berubah lagi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Abu Vulkanik Gunung Marapi Mengeluarkan Aroma Menyengat Khas Belerang di Cumantiang Kabupaten Agam
Dokumentasi PVMBG
ILUSTRASI - Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi dan menyemburkan abu vulkanik, Sabtu (7/1/2023) pagi. Laporan PVMBG menyebutkan erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat terjadi pukul 06.11 WIB. 

Laporan Wartawan Tribun Padang Alif Ilham Fajriadi

TRIBUNNEWS.COM, AGAM - Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat membuat sejumlah ilayah mulai dijatuhi abu vulkanik tipis.

Salah satunya di Cumantiang, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam.

Camat Candung Noviardi mengatakan, abu vulkanik mulai turun di Cumantiang pasca erupsi pukul 07.00 pagi tadi.

"Abu vulkanik itu mengeluarkan aroma menyengat khas belerang di sekitar Cumantiang," terang Noviardi, Jumat (13/1/2023).

Kendati demikian, kata Noviardi, abu vulkanik yang turun di Cumantiang itu tidak berlangsung lama, sebab berselang setengah jam arah angin sudah berubah lagi.

Baca juga: Erupsi Gunung Marapi Sumbar, Material Bebatuan dari dalam Kawah Terlempar ke Sekitar Puncak

"Jelang setengah jam pasca abu vulkanik turun di Cumantiang ini, arah angin berubah lagi, diperkirakan ke arah timur," kata Noviardi.

Berita Rekomendasi

Novriadi menyampaikan, hujan abu atau turunnya abu vulkanik imbas erupsi Marapi itu, baru dirasakan di sekitar Cumantiang saja.

Sedangkan, di wilayah lain serupa Nagari Lasi dan Candung, belum ada laporan serupa hujan abu itu.

 Diketahui, erupsi di Gunung Marapi telah terjadi sejak Sabtu (7/1/2023), dengan letusan perdananya pada pukul 06.11 WIB. Lalu, erupsi di Gunung Marapi masih berlanjut hingga kini.

Pendakian dan aktivitas warga ke Gunung Marapi juga telah dihentikan sementara waktu, hingga kondisi erupsi di Gunung Marapi sudah berhenti total.

Diberitakan sebelumnya, Para ahli memperkirakan, dampak bahaya dari erupsi Gunung Marapi tidak semenakutkan yang dibayangkan.

Pasalnya, erupsi Gunung Marapi itu masuk kategori letusan freatik. Terjadi akibat adanya gerakan uap air yang terlalu panas di dasar kawah.

"Kita ibaratkan serupa air dalam teko, saat dia panas, maka air otomatis keluar lalu menimbulkan uap, itulah yang kini terjadi di Gunung Marapi," kata Kepala pos PGA Marapi, Teguh Purnomo.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas