Lewat Budidaya Ikan Sistem Bioflok, Papua Muda Inspritatif Berdayakan SDM Papua
Papua Muda Inspiratif (PMI) menggalakkan sejumlah program pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendongkrak perekonomian di Bumi Cenderawasih.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Papua Muda Inspiratif (PMI) menggalakkan sejumlah program pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendongkrak perekonomian di Bumi Cenderawasih.
Satu di antaranya program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan budidaya ikan nila dengan sistem bioflok.
Satu kelompok pembudidaya ikan nila berada di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Jayapura, Papua.
Beranggotakan 20 orang, kelompok pembudidaya ikan nila ini diketuai Franspouw.
Franspouw mengaku, dengan pendampingan yang dilakukan PMI, perkembangan budidaya ikan nila yang dilakukan kelompoknya berkembang sangat baik.
PMI sendiri merupakaan wadah anak muda yang dibina Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menjadi motor kesejahteraan masyarakat Papua.
PMI membantu kelompok-kelompok budidaya ikan ini untuk bisa mengakses bantuan dari KKP.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada BIN, KKP dan PMI yang telah bersama-sama dengan kelompok kami untuk budiaya ikan nila dengan sistem bioflok," kata Franspouw, Sabtu (14/1/2023).
Franspouw menyampaikan hal itu saat menyambut kunjungan Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya yang juga Pembina PMI ke lokasi budidaya ikan nila di Kampung Nolokla.
Franspouw menjelaskan, kelompoknya telah berhasil menebar 20 ribu benih ikan di 8 kolam bioflok.
Masa panen ikan nila sekitar lima bulan dan hasilnya akan dijual serta dikonsumsi keluarga.
Berdasarkan kalkulasi, apabila tidak ada kendala dalam proses produksi, setiap lima bulan kelompoknya bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan besar.
Baca juga: Gedung PYCH Siap Diresmikan Jokowi, BIN Bersama Papua Muda Inspiratif Lakukan Pengecekan
"Keuntungan bisa ratusan juta ya, kalau proses produksi sesuai. Saya sudah kalkulasi, satu anggota itu bisa menerima kurang lebih Rp 25 juta per lima bulan," ungkapnya.
Franspouw mengungkapkan, ikan itu dipelihara oleh sekitar 20 orang dari kaum muda hingga tua. Program itu disambut antusias oleh warga.