Gunung Api Karangetang di Sulut Keluarkan Lava, Statusnya Meningkat jadi Level III Siaga
Status Gunung Api Karangetang meningkat menjadi level III siaga. Terlihat guguran lava dan kepulan asap tebal dari puncak Gunung Api Karangetang.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara mengeluarkan guguran lava dan kepulan asap tebal pada Rabu (8/2/2023) malam.
Kini status Gunung Api Karangetang meningkat dari level II waspada menjadi level III siaga.
Peningkatan status gunung api dengan ketinggian 1748 meter tersebut berdasarkan surat Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 4.Lap/GL.03/BGL/2023.
Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang mengatakan peningkatan status Gunung Api Karangetang mulai berlaku pada Rabu (8/2/2023) pukul 17.00 Wita.
Baca juga: Kondisi Gunung Semeru setelah Erupsi: Alami 19 Kali Gempa Letusan dan 1 Gempa Guguran
"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang dinaikkan dari Level II Waspada ke Level III Siaga mulai pukul 17.00 Wita atau jam lima sore tadi," ungkapnya dikutip dari TribunSitaro.com.
Guguran lava di Gunung Api Karangetang terlihat jelas di beberapa kecamatan, seperti wilayah Siau Timur, Siau Tengah, Siau Barat, dan Siau Barat Utara.
Salah satu warga, Friska Kulas mengatakan guguran lava di puncak Gunung Api Karangetang mulai terlihat pada sore hari.
"Dari sore sudah kelihatan api dan asap di puncak gunung. Kadang sesekali terdengar suara gemuruh," terangnya.
Ada Peningkatan Aktivitas Gunung Api Karangetang
Pada Selasa (7/2/2023) ada peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang dengan munculnya gempa gugur lava sebanyak 62 kali.
Jika dibandingkan pada Senin (6/2/2023), peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang cukup signifikan karena hanya ada 43 kali guguran lava.
Baca juga: Respons Pelaku Wisata Soal Rencana Gunung di Bali jadi Kawasan Suci, Warga Sekitar akan Dirugikan
Jumlah gempa hembusan juga mengalami peningkatan dari 13 kali dengan amplitudo 20-30 mm pada Senin, menjadi 21 kali dengan ampiltudo 20-75 mm pada Selasa.
Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang mengungkapkan penyebab adanya peningkatan aktivitas pada Gunung Api Karangetang.
Menurutnya hal ini terjadi karena terdapat tekanan gas yang mendorong sumbat lava pada puncak kawah utama.
"Ini kemudian jatuh dan mengarah ke arah barat yakni Kali Batang dan Kali Beha di Kampung Dompase dan Kampung Mini," paparnya, Rabu (8/2/2023).
Masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Api Karangetang dan melakukan aktivitas di dalam zona prakiraan bahaya.
Guguran lava dan awan panas juga perlu diwaspadai karena dapat terjadi sewaktu-waktu.
Ancaman lahar hujan dan banjir bandang juga dapat terjadi di bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSitaro.com/Octavian Hermanes)