Pelaku Penembakan Anggota DPRD Langkat Ditangkap, Identitas Otak Pembunuhan hingga Motif Terungkap
Pelaku penembakan anggota DPRD Langkat ditangkap, identitas otak pembunuhan hingga motifnya terungkap
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kasus mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Paino (47) tewas ditembak mati, akhirnya terungkap.
Penembakan itu terjadi di Desa Besilam BL, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Kamis (26/1/2023) lalu.
Paino ditembak saat hendak pulang ke rumahnya, setelah berkumpul bersama teman-temannya.
Terbaru, jajaran Polda Sumut mengungkap dalang di balik penembakan Paino.
Melansir Tribun-Medan.com, otak penembakan terhadap Paino adalah Luhur Sentosa Ginting atau Tosa Ginting.
Tosa Ginting disebut merupakan 'pemain lama' yang konon kabarnya pernah terlibat aksi penembakan serupa.
Baca juga: Tosa Bayar Dedi Rp 10 Juta Tembak Mati Mantan Anggota DPRD Langkat, Sakit Hati Bisnisnya Tersaingi
Selain Tosa Ginting, polisi juga mengamankan empat orang lain yang terlibat dalam kasus penembakan Paino.
Adapun identitas keempat pelaku lain yakni Dedi Bangun, Heriska Wantenero, Persadanta Sembiring, dan Sulhanda.
Kelima pelaku ditangkap di lokasi yang berbeda.
Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, pembunuhan tersebut direncanakan oleh Tosa Ginting.
Motif Tosa Ginting merencakanan pembunuhan itu karena merasa bisnisnya sebagai agen sawit di wilayah tersebut disaingi oleh korban.
"Usaha keluarga pengumpulan kelapa sawit yang diambil dari para petani itu kemudian merasa semakin tidak baik kondisi usahanya karena persaingan."
"Dan korban ini sebagai pesaingnya akhirnya melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembunuhan dengan cara menembak korban," ungkapnya Senin (13/2/2023), dikutip dari Tribun-Medan.com.
Dijelaskan Panca, korban ditembak mati menggunakan senjata api rakitan berwarna hitam yang sudah memudar warnanya.
Dari uji laboratorium forensik, terdapat kecocokan antara selongsong peluru dan senjata tersebut.
Panca menuturkan, dalam kasus ini, Tosa Ginting sebagai otak pelaku, sedangkan eksekutornya adalah Dedi Bangun.
Baca juga: Soal Mantan Anggota DPRD Langkat yang Ditembak Mati, Polisi Bentuk Timsus hingga Cerita Keluarga
Penembakan dilakukan saat korban sedang berkendara hendak pulang ke rumah.
Pelaku lantas memblokade jalan menggunakan sepeda motor.
Setelah itu, Dedi mendekati dan langsung menembak Paino dari jarak lebih kurang 30 sentimeter.
Dari pengakuan pelaku Dedi, ia dibayar Rp 10 juta untuk mengeksekusi Paino.
Kronologi Kejadian
Melansir Tribun-Medan.com, sebelum tewas ditembak, Paino sempat bertemu dengan seorang anggota polisi berinisial Aipda Solomo.
Kejadian bermula sekira pukul 21.00 WIB.
Saat itu, Paino bersama temannya, yakni Amin duduk santai di rumah Miran di Desa Besilam BL.
Mereka mengobrol sambil menunggu rekan lain, yakni Aipda Solomo.
Tak berselang lama, Aipda Solomo datang bersama dengan teman-temannya.
Baca juga: Jenazah Paino Mantan Anggota DPRD Langkat Dimakamkan, Keluarga Desak Polisi Ungkap Pelaku Penembakan
Mereka kemudian mengobrol hingga pukul 22.45 WIB.
Lalu, sekira pukul 23.00 WIB, mereka membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.
Paino pun pulang dengan mengendarai sepeda motor jenis trail.
Namun, tak berselang lama, saksi mata bernama Arif yang merupakan warga sekitar mendengar suara letusan senjata api.
"Saya mendekati lokasi dan sudah melihat korban tergeletak di tengah jalan," ujar Arif.
Karena takut, Arif memanggil temannya bernama Hendra untuk sama-sama melihat.
Melihat korban tergeletak dengan luka tembak, Arif dan Hendra lantas menghubungi rumah sakit.
Tak Memiliki Masalah dengan Siapa pun
Rika, anak korban mengatakan, sepengetahuannya semasa hidup sang ayah tak memiliki masalah dengan siapapun.
Setelah tak menjabat sebagai anggota DPRD Langkat, kata Rika, sang ayah menyibukkan diri dengan pergi ke ladang.
Baca juga: Kronologi Mantan Anggota DPRD Langkat Ditembak Mati, sempat Nongkrong Bersama Anggota Polisi
Setelah itu, Paino nongkrong di warung dan bertemu dengan teman-temannya.
"Saya nggak tahu, biasa teman-temannya banyak di situ memang polisi yang BKO juga banyak di situ."
"Sering duduk di situ sampai malam, dia itu kegiatannya ke ladang, ke rumah, ke warung," ujar Rika, dilansir Tribun-Medan.com.
Sejauh ini, Rika mengaku pihak keluarga tidak menaruh curiga kepada siapa pun.
Ia dan keluarga berharap agar kasus penembakan ini dapat terungkap dan pelaku segera ditangkap.
"Usut tuntas, semoga pelaku dihukum seberat-beratnya dan cepat tertangkap."
"Bapak saya orang baik, enggak pernah ada masalah," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Medan.com/Muhammad Anil Rasyid/Fredy Santoso)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.