Tanggapan Fraksi PDIP soal Banjir yang Melanda Kota Solo, Singgung Pompa Air
Banjir yang melanda Kota Solo, Jawa Tengah sejak Kamis (16/2/2023) juga turut disoroti oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Solo, YF Sukasno.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Banjir yang melanda Kota Solo, Jawa Tengah sejak Kamis (16/2/2023) turut disoroti oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Solo, YF Sukasno.
Ia mengatakan, perbandingan pompa air dan curah hujan sangat berbeda.
Pompa air yang ada tak sebanding dengan curah hujan tinggi.
"Kalau Bengawan Solo penuh ditutup pintunya. Kalau enggak masuk kota. Dipompa tidak sebanding dengan curah hujan. Jadinya megung (penuh airnya) di sini," ujar YF Sukasno, saat ditemui di tempat pengungsian di Kantor Kelurahan Gandekan, Kamis (16/2/2023).
Mengutip TribunSolo.com, Kelurahan Gandekan, Jebres memang sudah jadi langganan banjir.
Namun, menurut YF Sukasno, kali ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya.
Baca juga: Banjir Rendam Kota Solo, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Solo Soroti Mengenai Pompa Air
"Ini Bengawan Solo penuh. Menurut info ada pelepasan dari Gajah Mungkur Wonogiri. Kota ini hujan Gandekan sudah sering begini. Cuma ini agak parah," terangnya.
Upayakan Bantuan
Sementara itu, pihaknya saat ini sedang mengupayakan pasokan bantuan untuk korban banjir.
Di antaranya genset listrik serta matras untuk alas pengungsian.
"Listrik mati semua. Karena tinggi. Meteran kena air. Makanya dimatikan semua," terangnya.
Selain dari pihaknya, Dandim 0735/Surakarta, Devy Kristiono juga telah menerjunkan pulihan personil TNI.
Tak hanya itu, pihaknya sudah memastikan dapur umum sudah tersedia di tiap posko.
Kata BPBD
Mengutip TribunSolo.com, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Nico Agus Putranto, mengatakan penyebab utama banjir adalah curah hujan yang merata di Karisedenan Surakata.
Hal tersebut, membuat pompa air tak mampu mengatasi debit air.
Diketahui, sepanjang sungai dan anak Sungai Bengawan Solo ada 14 pompa yang aktif.
Namun, saat terjadi hujan deras Kamis kemarin, pompa tersebut justru dimatikan.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Sabtu, 18 Februari 2023, 31 Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem
"Kalau pompa sempat dimatikan kemarin semua mesinnya. Karena debit air sudah lebih tinggi dari yang akan diangkat. Jadi yang dikhawatirkan pintunya yang tidak kuat," terangnya.
Pompa air tersebut, dimatikan saat malam hari.
"Airnya melompat kekhawatiran atas kerusakan dari infrastruktur pintu. Kemarin malam. Agar kapasitas air bisa ditampung di pintu," jelasnya.
Salah satu pompa yang dimatikan yakni di Joyokatan.
"Daripada terjadi resiko lebih tinggi. Ditarik sampai malam pun enggak ngaruh besar di lingkungan," tuturnya.
Menurutnya, dibukanya pintu air Waduk Gajah Mungkur bukanlah faktor dominan.
"Informasi dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) tidak hanya didominasi pembukaan Gajah Mungkur saja. Tapi juga pada tanggal 16 terjadi hujan lebat di Karesidenan Sukoharjo," terangnya.
Hujan lebat di daerah aliran sungai lah yang membuat debit air naik.
"Kita cek di seluruh wilayah saat itu hampir semua hujannya merata deras. Ini yang menjadi pemicu. Tidak hanya dari sungai. Luapan sungai karena tidak mampu menahan debit air," jelasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.