Ridwan Kamil & Bupati Bandung Diminta Bertemu Bahas Flyover Bojongsoang, Bukan Adu Argumen di Sosmed
Rajiv meminta Ridwan Kamil lebih jeli dan peka melihat kondisi jalur transportasi Bojongsoang yang menyambungkan Kabupaten Bandung ke Kota Bandung.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Jawa Barat Rajiv menyoroti polemik pembangunan fly over di kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Terlebih beberapa hari lalu media sosial dihebohkan statemen Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dengan Bupati Bandung Dadang Supriatna yang saling balas komentar di media sosial.
"Sangat disayangkan, apalagi Ridwan Kamil yang dikenal santun, dan digadang-gadangkan menjadi bakal calon presiden atau bakal calon wakil presiden harus lebih elegan lagi menanggapi keinginan warganya," kata Rajiv, Senin (27/2/2023).
Menurut Rajiv, tidak perlu sebenarnya para kepala daerah ini adu statement di medsos, karena itu dinilai hanya membuat kegaduhan.
Baca juga: Pengunduran Diri Lucky Hakim Segera Diproses, Begini Penjelasan Ridwan Kamil
Rajiv memberi saran agar Ridwan Kamil lebih jeli dan peka melihat kondisi jalur transportasi Bojongsoang yang menyambungkan Kabupaten Bandung ke Kota Bandung.
"Yang notabenenya ibu kota Provinsi Jawa Barat," imbuhnya.
Rajiv menilai, solusi bila jalan fly over tidak bisa dibangun, pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur Jabar bersama Pemerintah Kabupaten Bandung harus duduk bersama.
"Kalo tidak mampu juga bicara dengan pemerintah pusat yang ada di kementerian," sambungnya.
Dia juga melihat Bupati Bandung DS telah menjalankan tugasnya dengan baik.
Menurutnya DS tentu telah melakukan kajian terlebih dulu terkait kemacetan di Bojongsoang dari tahun 2021 silam.
Dia berharap para pemimpin atau pemangku jabatan di Jawa Barat untuk legowo dan tidak saling memperlihatkan ego masing-masing.
"Sehingga ketika kita punya pemimpin-pemimpin terbaik di Jawa Barat masih mempunyai ego sektoral dan perlakuan berbeda yang bisa merugikan masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Elektabilitas Ridwan Kamil Bersaing dengan Anies dan Prabowo, Patut Diperhitungkan di Pilpres 2024
Emil & Dadang Berbalas Komentar di Sosmed
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbalas komentar dengan Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui akun pribadi masing-masing.
Keduanya saling balas di kolom komentar salah satu akun Instagram.
Belakangan diketahui penyebabnya lantaran komentar pedas Bupati Bandung Dadang Supriatna yang menyentil Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Diketahui Bupati Bandung Dadang Supriatna mengajukan rencana pembangunan flyover atau jalan layang Bojongsoang-Baleendah kepada Pemprov Jabar, namun hingga kini masih belum ditanggapi.
Dalam postingan tersebut, dituliskan kalimat sindiran dari Bupati Bandung Dadang Supriatna yang berbunyi "Jangan Urus Kota Saja Pak.."
Melihat postingan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil langsung merespons di kolom komentar melalui akun pribadinya @ridwankamil.
"Atuh tinggal meminta baik-baik, seperti kabupaten lain. Siapkan kajian bahwa itu dibutuhkan. Masukkan ke Bappeda, diproses, sederhana," tulis Ridwan Kamil.
Tak berselang lama, Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui akun pribadinya @dadangsupriatna langsung membalas komentar pria yang karib disapa Kang Emil tersebut.
Menanggapi hal itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna membenarkan jika Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung sudah mengajukan pembanguan jalan layang Bojongsoang-Baleendah.
Pihaknya telah menyampaikan secara lisan maupun tertulis kepada Pemprov Jabar.
"Sudah menyampaikan secara lisan maupun tertulis ke beliau. Persoalan harus DED, segala macam, itu kan jalan provinsi. Kita sudah buatkan tim akselerasi cekungan bandung, artinya kemacetan juga harus jadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. Kalau misalnya harus bikin DED, itu kan kewenangannya provinsi, kenapa harus balik lagi ke Kabupaten," katanya dikutp dari Kompas.com, saat ditemui di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/2/2023).
Ia membenarkan, telah menyampaikan kalimat yang diduga memancing Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk berkomentar.
"Memang saya kemarin sempat menyampaikan, jangan Kota Bandung saja yang diurus, yang Kota Bandung fly over Kiaracondong sudah selesai. Kabupaten Bandung kapan?" ucapnya.
Bahkan ia menyampaikan, Jawa Barat tidak hanya Kota Bandung, dan ada 27 kota dan kabupaten Bandung yang perlu diperhatikan.
"Ingat Jawa Barat itu bukan Kota Bandung saja, tapi ada 27 Kota dan Kabupaten Bandung di Jawa Barat. Kalau bisa ini duduk bersama dan meminta keadilan dalam anggaran. Jangan ditempatkan di satu daerah saja," ujarnya.
Terkait pembangunan jalan raya tersebut pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan beberapa dinas di tingkat provinsi.
"Saya sudah menyanpaikan, saya sudah ketemu kadis Bina Marga Jabar, kadis pendidikan Jabar, saya sudah lakukan," tuturnya.
Dadang menyebut, tak hanya pembangunan jalan layang Bojongsoang-Baleendah yang diajukan.
Ada beberapa titik yang juga diajukan, seperti Jembatan Rancamanyar, Jembatan Dayeuhkolot, dan Jembatan di Tegalluar.
"Bojongsoang macet saya sudah usulkan secara lisan, bahkan saya sudah dorong. Jembatan Dayeuhkolot sudah saya usulkan, akhirnya ada jembatan darurat yang sudah dipasangkan pada tahun 2022, tapi sampai saat ini kan belum. Terus Rancamanyar juga sudah saya usulkan. Jembatan di Tegalluar pun kita sudah usulkan, karena itu bukan jalan kabupaten, tapi jalan provinsi," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, untuk perbaikan jembatan saja, Pemkab Bandung harus mengeluarkan anggaran dari APBD.
Seperti untuk jembatan di Tegalluar, pihaknya telah menganggarkan Rp 12 miliar, sedangkan jembatan Rancamanyar dianggarkan Rp 7 miliar.
"Jembatan yang sudah dijanjikan tidak terealisasi, akhirnya saya menggunakan APBD Kabupaten Bandung. Hampir Rp 12 miliar jembatan Tegalluar itu. Rancamanyar belum terealisasi, saya anggarkan Rp 7 miliar untuk tahun ini. Dayeuhkolot itu kan besar," tuturnya.
Terkait banyaknya kebutuhan pembangunan, pihaknya mengaku telah mengajak Gubernur Jabar berdiskusi, namun pihak Ridwan Kamil belum menentukan jadwal.
"Setelah kemarin beberapa bulan yang lalu saya minta ke ajudannya untuk dijadwalkan ketemu, diskusi segala macam. Sampai saat ini belum ada jadwal untuk saya ketemu," pungkasnya.
Kemacetan di Bojongsoang Masalah Serius
Sebelumnya, dikutip dari TribunJabar.id Bupati Bandung, Dadang Supriatna, melihat kemacetan di Jalan Raya Bojongsoang, Kabupaten Bandung, merupakan masalah serius.
Kemacetan kerap terjadi, apalagi di jam masuk atau pulang kerja dan sekolah.
Dadang Supriatna mengatakan, untuk mengatasi masalah itu, jalan layang atau flyover bisa menjadi solusi.
Menurutnya, kemacetan di jalan penghubung Kabupaten Bandung dan Kota Bandung tersebut bisa terjadi hingga malam hari.
"Pernah kemacetan ini terjadi sekitar enam jam, dari jam lima sore sampai jam 12 malam," ujar Dadang di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Sabtu (19/2/2023).
Dadang mengatakan, pihaknya akan segera mengusulkan pembangunan flyover di Jalan Raya Bojongsoang.
Sebab, menurut dia, jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat dari wilayah Ciparay, Banjaran, dan Baleendah, menuju ke Kota Bandung.
Kemacetan terjadi, kata dia, karena banyaknya kendaraan yang melintas dari daerah tersebut ke Kota Bandung atau sebaliknya. Selain itu, juga banyak aktivitas masyarakat setempat.
"Sehingga nantinya jika yang akan ke Baleendah, Ciparay, Banjaran, dan lainnya, bisa menggunakan flyover, jika ke Bojongsoang bisa menggunakan jalan bawah," tuturnya.
Dadang mengusulkan, flyover dibangun dari kawasan Desa Cipagalo setelah jembatan Tol Purbaleunyi atau batas antara Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, hingga ke kawasan sebelum jembatan penghubung Bojongsoang- Baleendah.
"Tentunya jangan yang diurus Kota Bandung saja Pak Gubernur, Kabupaten Bandung juga diurus, terima kasih," katanya.
Memang, Jalan Bojongsoang tersebut mengecil jika dilihat atau dibandingkan dengan Jalan Buahbatu, Kota Bandung.
Awalnya dari dua lajur terpisah median, menjadi satu lajur.
Selain itu, terdapat tambahan arus kendaraan yang keluar Tol Buahbatu, sehingga kendaraan yang melintas menjadi lebih banyak dengan jalan yang mengecil.
Dadang mengatakan, maka membangun flyover menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jalan Raya Bojongsoang tersebut.
"Mudah-mudahan ada pencerahan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.