Soal Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, DPR: Jadi Tidak Bijak jika Beratkan Siswa dan Orang Tua
Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes menilai kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi di NTT tidak efektif dan efisien bagi kegiatan pembelajaran.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Endra Kurniawan
"Kalau cukup (tidur) nggak ada masalah. Sebetulnya belajar pagi-pagi itu lebih fresh apabila tidurnya cukup," pungkasnya.
Baca juga: Kritik Keras Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, DPR: Jangan Korbankan Siswa untuk Tujuan Tak Jelas
Gubernur NTT Buat Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi
Seperti diberitakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat mempersilakan orang tua siswa untuk memindahkan anaknya dari sekolah terkait jika tidak mampu dengan aturan masuk jam 05.00 pagi.
"Bagi orang tua yang ingin mendorong anaknya ke situ, dia akan disiapkan dengan baik menjadi pemimpin masa depan. Yang tidak mau tidak dipaksa, monggo geser kasih keluar anaknya," kata dia dalam sambutannya di pembukaan Sidang Sinode GMIT, Selasa(28/2/2023).
Viktor sesumbar bahwa kebijakan ini mendorong siswa bangun tidur lebih awal. Apalagi di dua sekolah itu merupakan sekolah unggulan.
Nantinya, kata dia, akan ada kerja sama dengan lembaga yang membantu siswa bisa masuk ke perguruan tinggi ternama.
Baca juga: Siswa SMA Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Kemendikbudristek: Itu Kewenangan Pemda
Lembaga itu akan membantu pengajaran dan mempersiapkan siswa lebih dini untuk bersaing dalam perguruan tinggi.
Dia memberi contoh bila siswa itu ingin masuk ke Harvard university, maka lembaga yang membantu itu wajib menyiapkan siswa tersebut untuk mampu masuk dalam kampus ternama itu.
Mantan anggota DPR RI ini menjelaskan matahari terbit di NTT pada pukul 05.48 WITA.
Menurut dia, filosofis seorang tokoh itu disiapkan adalah sebelum matahari terbit maka sudah harus beraktivitas.
Lebih lanjut, politikus Partai NasDem ini menegaskan dirinya tidak akan mencabut kebijakan ini.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)