Buntut Kerusakan Ranca Upas yang Viral, Pengelola Larang Segala Bentuk Event Trail dan Offroad
Pihak pengelola Ranca Upas Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengeluarkan pernyataan terkait rusaknya Rawa Upas akibat event motor trail.
Penulis: Daryono
Editor: Nuryanti
"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian itu, dan meminta permohonan maaf mewakili manajemen. Mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," tuturnya.
Baca juga: Menilik Romantisnya Foto Prewed Bunga Jelitha dan Syamsir Alam di Tengah Kawanan Rusa di Ranca Upas
Argo menegaskan, dalam even tersebut, bukan pihak Rancaupas yang menjadi panitia penyelenggara, tapi itu merupakan dari pihak luar.
"Kebetulan tadi pagi kami bersama masyarakat bersama dengan koperasi edelweis Ranca Upas, penggiat lingkungan, masyarakat, dan elemen lainya kami melakukan penanaman kembali Bunga Rawa, Tadinya luasannya sekitar 1,5 hektar (yang rusak) tapi kami tanami sampai ujung kisaran sekitar 3 hektar," tuturnya.
Argo mengatakan, yang rusak itu Camping Ground Savana saja, salah satunya titik yang ada posisi bunga rawa itu.
"Untuk jalan yang di dalam, ada beberapa yang rusak, tapi kita sudah dikoordinasikan dengan pihak lainnya. Kami gerakan masyarakat juga, untuk ikut serta dalam pembenahan jalur tersebut agar kembali seperti semula, tapi perlu waktu," ujar dia.
Argo mengatakan, awalnya panitia menyampaikan kepada pihaknya, dengan bahasa estimasi waktu hari Jumat terakhir, sekitar 700 orang.
"Tapi ketika di cek ke lapangan, sekitar 1600 orang peserta, jadi overload juga," kata Argo.
Argo menjelaskan, terkait izin penyelenggaraan even panitia sudah memenuhinya sebelum even.
"Semua izin itu sebelum event ini dilaksanakan sudah komplit, mulai dari IMI, Desa, Kecamatan, Kepolisian. Makanya ketika kami tahu ada peserta 700 yang masuk, kami anggap panitia Profesional karena perizinan sudah komplit," tuturnya.
Tentu, kata Argo, izin di Perhutani itu ketentuan-ketentuannya, melarang jalur yang tidak pada tempatnya, harus menggunakan jalur yang ada, jangan merusak alam dan lainnya.
Jadi langkah-langkah pencegahannya sebelumnya kata dia, sudah dibuat sedemikian rupa, namun pas penyelenggaraannya berbeda.
Argo menyebut ini murni kesalahan panitia, sebab pihaknya juga sudah melihat perizinan dan lain sebagainya.
"Kami rasa, kami pikir panitia akan sangat profesional terkait event ini, tapi pas pelaksanaan panitia blunder. Akhirnya para peserta masuk rawa padahal itu udah dilarang, kami sudah pakai race line tapi tetep peserta masih mabal," ucapnya.
Pada saat even, kata Argo, pihaknya tidak memantau secara langsung sebab pihaknya melayani pengunjung reguler yang kebetulan pada hari Minggu banyak pengunjung.
"Saya melihat saat awal semua lancar, tapi di titik tertentu tiba-tiba terjadi chaos, tapi kami tidak memantau secara langsung," katanya.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJabar/Lutfi Ahmad Mauludin)