Viral Ajang Trail di Bandung Ricuh hingga Rusak 1,5 Hektare Lahan Bunga Abadi di Ranca Upas
Video event motor trail yang berakhir dengan pembakaran motor panitia oleh peserta, di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3/2023), viral di medi
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Viral video pembakaran sepeda motor oleh sejumlah orang berpakaian offroad di tengah lapangan.
Pembakaran motor itu terjadi di satu lokasi wisata, yakni Kampung Cai Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Dari pengakuan salah satu peserta, kerusuhan itu dipicu panitia event yang tak bertanggung jawab atas acara yang diselenggarakannya.
Baca juga: Menhan Serahkan 100 Motor Trail untuk Babinsa di Jawa Timur, Serka Usman: Rasanya Senang Sekali
"Acara tidak beres. Di jalur panitia tidak ada, di lokasi finis juga tidak ada dan tak disediakan makan," ucap salah satu peserta.
Oleh sebab itu para peserta mengamuk dan membakar tiga unit motor panitia serta menahan satu mobil.
"Kami bakar aja motornya, dua skutik dan satu Kawasaki KLX. Mobilnya ini, bakar aja sekalian," lanjutnya.
Dalam video terpisah, pemilik akun mengatakan bahwa tidak ada panitia yang mengevakuasi peserta.
"Banyak peserta yang pingsan tidak dievakuasi, tidak ada mekanik dan makanan," tutur perekam video.
Setelah kejadian itu viral, video klarifikasi dan permintaan maaf dari panitia pun beredar.
Baca juga: Polri Pakai Motor Trail untuk Distribusikan Bantuan Korban Gempa di Daerah Pelosok
Tampak dalam video, ada tiga orang pria yang mengaku sebagai panitia dan meminta maaf atas gagalnya event tersebut.
"Kami mewakili seluruh panitia meminta maaf atas event 5 Maret 2023 yang merugikan semua pihak termasuk sponsor," inti dari ucapan tiga perwakilan panitia.
Meski sudah membuat video klarifikasi dan permintaan maaf, para panitia tersebut tetap ditertawakan warganet Tanah Air.
"Mukanya aja gak ada rasa bersalah banget, malah kelihatan bahagia," tulis @Gina sambil menyematkan emotikon tertawa.
Menurut pemilik akun @muvid, permintaan maaf yang dilakukan panitia terlihat hanya formalitas saja.
"Dari raut muka dan suara tidak ada rasa bersalah, itu hanya formalitas saja karena tak merasa salah," ungkap @muvid.
Rusak Lahan Bunga Edelweiss Langka
Event motor trail di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, meninggalkan kerusakan alam.
Event tersebut sebelumnya ramai karena berakhir dengan pembakaran tiga motor panitia oleh peserta, Minggu (5/3/2023).
Kini, akibat event tersebut, 1,5 hektare lahan di Ranca Upas Bandung yang ditumbuhi bunga rawa langka, Edelweiss Rawa, rusak parah.
Sebelumnya, pembakaran motor tersebut dilakukan peserta karena kesal terhadap panitia yang dinilainya lalai, dan tak profesional. Sebab mulai dari jalur tak ada panitia yang mengarahkan.
Adapun kerusakan terparah berada di area Rancaupas, hingga merusak tanaman endemik, yakni bunga rawa atau yang kerap disebut edelweis rawa.
Baca juga: Bima Arya dan Menpora Lepas Kontingen Indonesia Berlaga di Kejuaraan Lari Trail Dunia
Lahan yang asalnya tumbuh rumput-rumput dan ditanami bunga tersebut, Rabu (8/3/2023) kini terlihat coklat berlumpur.
Selain itu, di jalan dan camping ground, terdapat lekukan jejak tanah bekas dilintasi ban sepeda motor.
Lahan yang rusak tersebut berdekatan dengan camping groud, yang menuju hutan ataupun gunung.
Pagi tadi sudah diperbaiki dengan ditanami kembali bunga rawa oleh pengelola Rancaupas, Penggiat Lingkungan, beserta masyarakat sekitar.
Sedangkan di lokasi pembakaran sepeda motor, sudah dibereskan tapi masih terlihat arang yang tersisa. Tepatnya, berada di area parkir Rancaupas.
Hari ini kondisi di Rancaupas sendiri, terlihat normal seperti biasa. Terdapat pengunjung yang berkemah, ke tempat penangkaran rusa, dan lainnya.
Menurut Manager Site Kampoeng Cai Raca Upas, Argo Wibowo, event motor trail pada tanggal 5 Maret 2023, terdapat kesalah pahaman antara penyelenggara event dan peserta.
"Sehingga karena tidak adanya panitia di jalur, peserta jadi mabal dari jalur (keluar dari jalur) dan memasuki kawasan savana yang mana di sana ada bunga rawa itu," kata Argo, saat ditemui di Rancaupas, Rabu (8/3/2023).
Melihat dari bekas lintasan motor, tak hanya melintasi jalan yang tersedia, namun terlihat acak ada yang melewati rawa, hingga camping ground.
Baca juga: Melihat Keindahan Sirkuit Adu Nyali Motor Trail Jaro Ade Racing di Perbatasan Bogor Barat
"Kemudian akibatnya ada keluhan dari Masyarakat," kata Argo.
"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian itu, dan meminta permohonan maaf mewakili manajemen. Mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," tuturnya.
Argo menegaskan, dalam even tersebut, bukan pihak rancaupas yang menjadi panitia penyelenggara, tapi itu merupakan dari pihak luar.
"Kebetulan tadi pagi kami bersama masyarakat bersama dengan koperasi edelweis Ranca Upas, penggiat lingkungan, masyarakat, dan elemen lainya kami melakukan penanaman kembali Bunga Rawa, Tadinya luasannya sekitar 1,5 hektar (yang rusak) tapi kami tanami sampai ujung kisaran sekitar 3 hektar," tuturnya.
Argo mengatakan, yang rusak itu Camping Ground Savana saja, salah satunya titik yang ada posisi bunga rawa itu.
"Untuk jalan yang di dalam, ada beberapa yang rusak, tapi kita sudah dikoordinasikan dengan pihak lainnya. Kami gerakan masyarakat juga, untuk ikut serta dalam pembenahan jalur tersebut agar kembali seperti semula, tapi perlu waktu," ujar dia.
Argo mengatakan, awalnya panitia menyampaikan kepad pihaknya, dengan bahasa estimasi waktu hari Jumat terakhir, sekitar 700 orang.
"Tapi ketika di cek ke lapangan, sekitar 1600 orang peserta, jadi overload juga," kata Argo.
Argo menjelaskan, terkait izin penyelenggaraan even panitia sudah memenuhinya sebelum even.
"Semua izin itu sebelum event ini dilaksanakan sudah komplit, mulai dari IMI, Desa, Kecamatan, Kepolisian. Makanya ketika kami tahu ada peserta 700 yang masuk, kami anggap panitia Profesional karena perizinan sudah komplit," tuturnya.
Tentu, kata Argo, izin di Perhutani itu ketentuan-ketentuannya, melarang jalur yang tidak pada tempatnya, harus menggunakan jalur yang ada, jangan merusak alam dan lainnya.
Jadi langkah-langkah pencegahannya sebelumnya kata dia, sudah dibuat sedemikian rupa, namun pas penyelenggaraannya berbeda.
Baca juga: Warga Lumajang Jadi Korban Penggelapan, Pelaku Bawa Kabur Motor Trail Tinggalkan Honda CBR Curian
Argo menyebut ini murni kesalahan panitia, sebab pihaknya juga sudah melihat perizinan dan lain sebagainya.
"Kami rasa, kami pikir panitia akan sangat profesional terkait event ini, tapi pas pelaksanaan panitia blunder. Akhirnya para peserta masuk rawa padahal itu udah dilarang, kami sudah pakai race line tapi tetep peserta masih mabal," ucapnya.
Pada saat even, kata Argo, pihaknya tidak memantau secara langsung sebab pihaknya melayani pengunjung reguler yang kebetulan pada hari Minggu banyak pengunjung.
"Saya melihat saat awal semua lancar, tapi di titik tertentu tiba-tiba terjadi chaos, tapi kami tidak memantau secara langsung," katanya.
Mang Uprit Emosi
Video event motor trail yang berakhir dengan pembakaran motor panitia oleh peserta, di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3/2023), viral di media sosial.
Setelah itu, muncul video luapan amarah dari seorang warga yang kesal karena rawa di Ranca Upas Bandung yang ditanami bunga rawa atau yang disebut Edelweis Rawa rusak parah akibat terlindas para peserta even motor trail.
Belakangan diketahui, warga yang meluapkan kekesalannya tersebut adalah Supriatna (44), yang akrab disapa Uprit.
Uprit mengaku, saat even motor trail tersebut, awalnya dari pagi itu ia standby di dekat rawa yang ditanami bunga rawa hingga pukul 12.00 WIB.
"Siang saya pulang ke kios karena lapar dan saya tidak balik lagi kesana. Saya berpikiran sudah aman, motor berkurang tak melewati rawa itu," kata Uprit, saat ditemui di Rancaupas, Rabu (8/3/2023).
Uprit mengaku, pas sore hari, saat ia kembali ke rawa, ternyata rawa yang turut dijaganya sudah hancur.
"Di situ saya meluapkan meluapkan, sedikit emosi, itu spontanitas," kata Uprit.
"Untuk kondisi saat itu, sangat lumayan bagi perasaan saya itu mengerikan, lah, yang sudah saya tanam, ternyata pas udah saya lihat hancur," ujarnya.
Uprit mengatakan, bunga rawa memang sangat langka keberadaannya.
Sepengetahuannya, kata Emprit, bunga rawa hanya ada di California dan Indonesia, di Indonesia adanya di Rancaupas dan di Ciharus Kamojang.
"Makanya kemarin, memang saya akui saya sedikit emosi, terpancing suasana, dengan kondisi yang rusak seperti itu," tuturnya.
Baca juga: Bamsoet Buka Kejuaraan Trail Eksplore Gasak Tracker Bali 3 di Bangli, Bali
Memang diakui Uprit, saat itu ia merasa kesal dan sedikit mengeluapkan emosi, apabila ada pihak-pihak terkait, yang merasa tersinggung, ia mohon maaf.
Ia juga mengucapkan rasa terimakasih kepada rekan-rekan yang yang terlibat dalam penanaman ulang bunga rawa, yang ada di Kampung Cai Rancaupas, khususnya perhutani.
"Untuk aktivis lingkungan atau pegiat lingkungan beserta elemen-elemen lain, saya mengucapkan terimakasih atas partisipsinya mudah-mudahan dari kejadian yang kemarin, itu menjadikan pembelajaran bagi kita semua," katanya.
Sebab memang, pagi tadi terdapat penanaman kembali bunga rawa yang dilakukan oleh Perhutani atau Pengelola Rancaupas, aktivis lingkungan, masyarakat, dan lainnya.
Saat even tersebut, Uprit mengaku, kurang paham, apakah ada panitia atau tidak yang mengarahkan peserta, kalau bila ada, mungkin peserta tak bakal seperti itu.
"Sebenarnya dengan event itu, warga merasa resah karena mungkin kurang kesigapan panitia atau atau mungkin minimnya kepanitiaan. Saya kurang paham masalah itu, intinya saya juga tidak mau menjelekan siapapun, mudah-mudahan jadi gambaran buat kita supaya melestarikan alam," ucapnya. (Tribunnews.com/TribunJabar/Gridoto)