Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UKW Joglosemar 2023: Profesi Tanpa Kompetensi seperti Pepesan Kosong

UKW Joglosemar 2023 terlaksana lewat kolaborasi PWI bersama PT Semen Gresik, di BBPPMV Kaliurang, Sleman, DIY, Kamis (16/3/2023).

Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in UKW Joglosemar 2023: Profesi Tanpa Kompetensi seperti Pepesan Kosong
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Pembukaan UKW Joglosemar 2023, dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Kamis (16/3/2023). UKW kali ini hasil kolaborasi PWI dan PT Semen Gresik pabrik Rembang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - “Profesi tanpa kompetensi seperti pepesan kosong, kalau berbunyi seperti bumbung kosong, nyaring tapi tidak memberi makna.”

Kalimat tersebut menggaung dalam pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) wilayah Yogyakarta, Solo, Semarang (Joglosemar),  bertempat di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (16/3/2023).

Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Sembiring mengatakan makna dari kalimat tersebut adalah pentingnya sebuah UKW untuk meningkatkan kualitas serta profesionalitas jurnalis.

Ditegaskannya bahwa tolok ukur profesi adalah kompetensi, dan hal itu menjadi syarat menjadi wartawan yang baik dan benar.

Pembukaan UKW Joglosemar 2023, dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Kamis (16/3/2023).
UKW kali ini hasil kolaborasi PWI dan PT Semen Gresik pabrik Rembang.
Pembukaan UKW Joglosemar 2023, dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Kamis (16/3/2023). UKW kali ini hasil kolaborasi PWI dan PT Semen Gresik pabrik Rembang. ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))

Atal S sembiring pun menyoroti soal realitas pergerakan pers saat ini, yang telah tergerus dengan derasnya arus online.

Di mana kecepatan seolah mengaburkan kaidah-kaidah jurnalistik yang ada.

Berita Rekomendasi

Termasuk memberikan contoh sebuah berita dengan narasumber yang tidak bertanggung jawab, semata-mata hanya mementingkan kecepatan.

“Saya bilang sudah hancur jurnalistik,” tegasnya.

Untuk itulah, Atal menekankan bahwa UKW menjadi acuan untuk mengevaluasi kinerja wartawan, untuk menguji wartawan-wartawan yang profesional.

Baca juga: Duet PWI dan PT Semen Gresik Lahirkan Wartawan Kokoh Tak Tertandingi Lewat UKW

“Saya mengutip Rosihan Anwar, kapanpun zamannya mau hari ini atau kapan wartawan dituntut harus kompeten yakni berwawasan keilmuwan, profesional dan beretika, jika tidak maka matilah jurnalisme ini,” ujarnya.

Senada dengan Atal S Sembiring, Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud NS menerangkan, jurnalis yang cerdas dapat dicetak melalui proses UKW. 

Kami ingin membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi wartawan-wartawan unggulan, teruji, dan mumpuni. 

Wartawan yang betul-betul menggabungkan secara kaffah, secara komprehensif, kemampuan yang di persyaratan untuk menjadi lebih baik.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas