5 Fakta Dukun Pengganda Uang Racuni Klien hingga Tewas, Korban Sempat Bahas soal Umur Pendek
Dukun pengganda uang racuni kliennya hingga tewas, korban sempat bahas soal umur pendek ke sang anak. Berikut fakta-faktanya.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis dialami PO (53), pria asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Ia tewas ditangan seorang pria yang mengaku sebagai dukun pengganda uang berinisial TH (45) alias Mbah Slamet, warga Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
TH menghabisi nyawa kliennya dengan cara memberi minuman yang telah dicampur dengan potas.
Pelaku lantas mengubur jasad korban di sebuah jalan setapak menuju hutan.
Pelaku nekat membunuh korban lantaran kesal kerap ditagih uang hasil penggandaan uang oleh korban.
Dihimpun Tribunnews.com, berikut fakta dukun pengganda uang racuni kliennya hingga tewas:
Baca juga: Warga Sukabumi Tewas Diracun Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara
1. Datang dari Sukabumi ke Banjarnegara
Dilansir TribunJateng.com, kasus ini terungkap dari laporan anak korban berinisial GE.
Mulanya pada Juli 2022 lalu, GE diajak oleh sang ayah bertemu dengan pelaku di Wonosobo, Jawa Tengah.
Ayah dan anak itu pergi dari Sukabumi menuju Wonosobo menggunakan bus.
Setibanya di Wonosobo, mereka bertemu dengan TH yang mengaku sebagai dukun pengganda uang.
TH lantas mengajak GE dan PO ke rumahnya yang berada di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Di rumah pelaku, korban mengutarakan keinginannya yang ingin menggandakan uang.
Setelah itu, korban dan anaknya pulang ke Sukabumi.
Berselang delapan bulan, tepatnya pada Senin (20/3/2023), korban kembali mendatangi rumah pelaku, namun tanpa ditemani sang anak.
Korban diketahui sampai Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023) menggunakan mobil.
2. Kirim Pesan ke Anak soal Umur Pendek
Saat tiba di rumah pelaku, korban sempat mengirim pesan singkat melalui WhatsApp kepada anaknya yang lain berinisial SL.
Dalam pesan singkat itu, pelaku khawatir umurnya tak akan panjang.
Ia meminta agar anaknya melapor ke polisi apabila tak ada kabar darinya sampai beberapa hari.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek."
"Misal tidak ada kabar sampai Minggu, langsung hubungi ke aparat," demikian bunyi pesan singkat yang dikirim oleh korban.
Kemudian, pada Jumat (24/3/2023), korban sudah tak bisa dihubungi dan handphone-nya juga tidak aktif.
Tak juga mendapat kabar dari sang ayah, GE lantas melaporkan hilangnya sang ayah ke polisi.
Dari laporan itu, polisi bergerak melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan korban yang sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Jasad korban ditemukan terkubur di sebuah jalan setapak menuju hutan Wanayasa, Sabtu (1/4/2023).
Baca juga: Dukun Pengganda Uang Racun Kliennya karena Sering Ditagih Janji Gandakan Uang
3. Punya Tangan Kanan
Dikutip dari TribunJateng.com, ternyata dalam melancarkan aksinya, pelaku tak sendiri.
Ia punya tangan kanan berinisial BS.
"BS inilah yang meng-upload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar."
"Akhirnya BS mempertemukan korban dan Mbah Slamet," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Senin (3/4/2023).
Korban pun berniat menggandakan uang.
4. Tewas Diracun
Setelah mengeluarkan banyak uang untuk mahar untuk menggandakan uang yakni sekira Rp 70 juta, Mbah Slamet tak menepati janjinya.
Korban terus menagih, namun Mbah Slamet tak memberi uang yang ditagih oleh korban.
Korban yang kecewa lantas mengancam akan melaporkan pelaku ke polisi.
Kesal karena terus ditagih dan diancam, pelaku kemudian menghabisi nyawa korban dengan racun.
"Kemudian oleh tersangka, korban diberikan minuman yang dicampur racun dan ditemukan meninggal terkubur," ujarnya, dilansir TribunBanyumas.com.
5. Janjikan Dapat Gandakan Uang Rp 5 Miliar
Diketahui, Mbah Slamet sudah menjadi dukun pengganda uang sekira 5 tahun.
"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp 5 miliar," terangnya.
"Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp 40 juta sampai yang Rp 50 juta," imbuhnya.
Agar korbannya percaya, pelaku sempat memberikan uang Rp 11 juta, sebagai hasil penggandaan uang.
"Korban sementara masih satu dan masih pengembangan apabila ada korban lain," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Permata Putra Sejati, TribunBanyumas.com)