TRIBUNNEWS.COM - PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat, tewas diracun. Pelakunya, Tohari (45) alias Mbah Slamet, dukun yang mengaku memiliki kemampuan menggandakan uang. 

Sebelum tewas, PO rupanya sudah punya firasat buruk. Hal itu diketahui dari pesan Whatsaap yang dikirim PO kepada SL, anaknya.

Pesan itu dikirim korban setelah tiba di rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," demikian  pesan korban kepada SL.

Baca juga: Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang yang Bunuh Belasan Pasiennya Dikenal Pribadi Tertutup

Korban diketahui pergi ke Banjarnegara menemui Mbah Slamet mengendarai mobil merek Wuling, pada Senin (20/3/2023).

Tujuannya yakni menagih janji pelaku karena setahun silam sudah menyerahkan uang senilai Rp 70 juta untuk dilipatgandakan menjadi Rp 5 miliar.

Pada Jumat (24/3/2023), korban tak lagi menghubungi anaknya. Sebaliknya, anaknya tak bisa menghubungi korban. Nomor telepon korban juga sudah tidak aktif.

Curiga sesuatu yang buruk terjadi, anak korban lapor ke polisi pada Senin (27/3/2023).

Pesan Whatsapp korban jadi pintu gerbang terungkapnya kasus pembunuhan dan penipuan dengan modus dukun yang mampu menggandakan uang.

Jenazah PO kemudian ditemukan dikubur di sekitar jalan setapak menuju hutan Wanayasa.

Kesal ditagih korban

Mbah Slamet menghabisi nyawa PO karena kesal ditagih janjinya terkait penggandaan uang.

"Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas kemudian membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribunbanyumas.com, saat konferensi pers Senin (3/4/2023).

Selain itu, pelaku juga takut perbuatannya dilaporkan ke pihak berwajib hingga nekat membunuh korban.

Baca juga: Foto-foto Penemuan 10 Jasad Korban Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara