Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyapu Koin di Jembatan Semoharjo Kena Prank, Uang Rp 15 Juta yang Dibuang Pemudik Uang Mainan

Mak Iye penyapu koin di Jembatan Semoharjo kena prank, uang Rp 15 Juta yang dibuang pemudik ternyata uang mainan, Mak Iye gagal dapat rejeki nomplok.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Penyapu Koin di Jembatan Semoharjo Kena Prank, Uang Rp 15 Juta yang Dibuang Pemudik Uang Mainan
Dok Polsek Pusakanagara
Mak Iye Kecewa dapat uang mainan yang dilempar pemudik, dan kondisi kegiatan nyapu koin di atas Jembatan Sewoharjo. Mak Iye penyapu koin di Jembatan Semoharjo kena prank, uang Rp 15 Juta yang dibuang pemudik ternyata uang mainan, Mak Iye gagal dapat rejeki nomplok. 

TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Kisah pemudik prank seorang ibu penyapu koin terjadi di Jembatan Sewoharjo, Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang

Adalah Mak Iye, seorang ibu penyapu koin di Jembatan Sewoharjo yang jadi korbannya.

Awalnya Mak Iye terlihat bahagia saat ada pemudik menggunakan motor melemparkan uang Rp 15 juta

Namun uang Rp 15 juta tersebut oleh pemudik tak dilemparkan ke jalan melainkan dilemparkan ke sungai di bawah jembatan Sewoharjo.

Baca juga: Situasi Pelabuhan Ciwandan Pagi ini: Suara Klakson Bersautan, Pemudik Antre hingga Lima Jam

Mak Iye pun langsung nekad turun ke sungai yang mengalir dibawah jembatan Sewoharjo tersebut untuk mengambil uang satu gepok di bungkus kantong plastik kresek hitam

Setelah mendapatkan uang tersebut, emak penyapu koin pun langsung girang dan berlari menuju penyapu koin lainnya dan memberitahu bahwa dirinya telah mendapatkan rezeki nomplok uang Rp 15 juta. 

Nahas, saat dilihat lebih jelas dan teliti oleh Mak Iye, ternyata uang tersebut merupakan uang mainan.

Berita Rekomendasi

Mak Iye penyapu koin pun merasa jengkel karena telah di prank oleh pengendara motor tersebut. 

"Saya udah lompat ke sungai, udah basah-basahan, eh ternyata uangnya itu uang mainan. Padahal saya udah girang dapet rezeki nomplok," ucapnya emak-emak penyapu koin sembari kesal. 

Menurutnya, perilaku tersebut sangat tidak baik dan tidak terpuji.

Apa lagi hal tersebut dirasa mempermainkan orang yang memang susah untuk mengais rezeki. 

"Gila bener tuh pemudik ngeledekin orang tua, padahal saya ini orang susah, nyapu koin di atas jembatan Sewoharjo untuk cari makan sehari-hari, tapi malah diejek begini," katanya

Baca juga: Nyentrik Haji Lady Bikin Petugas Pelabuhan Geleng Kepala, Mudik Pakai Perhiasan Emas 3 Kg

Mak Iye mengaku dirinya merasa kecewa ada pemudik yang nge prank dirinya saat menyapu koin di Jembatan Sewoharjo.

"Kecewa pasti, karena tidak menyangka sama sekali ada pemudik yang tega bohongin orang tua," katanya

"Tapi tak sudahlah mau diapain lagi, mungkin sudah jalannya seperti ini, mudah-mudahan lain waktu ada rezekinya," ucap Waga Desa Sukra Kecamatan Sukra Indramayu tersebut.

Mak Iye juga mengaku, dirinya setiap hari, menyapu koin di Jembatan Sewoharjo, karena tak punya kerjaan lain.

"Tak punya kerjaan lain, daripada nganggur di rumah, tak lebih baik nyari koin di Jembatan Sewoharjo," tuturnya

"Kalau musim panen, emak biasanya suka ke sawah ikut ngarit, dan kalau musim tanam ikut tandur, tapi sekarang belum musim panen dan baru ditanami kurang lebih sebulan. Jadi gak punya kerjaan lain terpaksa nyapu koin," imbuhnya

Lebih lanjut Mak Iye mengatakan dari hasil menyapu koin, dirinya mampu meraup uang perharinya antara 30-70 ribu rupiah

"Yak kalau ada rezeki hasil berebut koin perharinya bisa mendapatkan uang sekitaran Rp.30 ribu sampai Rp.70 ribu. Tapi kalau musim mudik seperti saat ini perharinya bisa meraup lebih dari Rp. 100 ribu," paparnya

"Insyaallah rezeki tak ada yang tahu, Allah yang ngatur,"ucapnya

Mak Iye juga mengaku dirinya menyapu koin untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

"Daripada diam di rumah tak menghasilkan lebih baik nyapu koin, untuk menuhi kebutuhan sehari-hari," tukasnya

Baca juga: Kisah Seru Teman Sekantor Sesama Orang Lampung Mudik Bareng di H-1 Cuti Bersama

Awalnya ikut nyapu koin, Mak Iye mengaku diajak sama tetangga, hingga akhirnya jadi kebiasaan.

" Yak semua berawal dari ketertarikan dan juga terdesak kebutuhan karena tak ada kerjaan, jadi milih ikut nyapu koin," katanya

Menyapu koin sudah tradisi dan budaya masyarakat disekitaran jembatan Sewoharjo.

"Pasalnya setiap hari baik siang maupun malam, diatas jembatan tersebut terdapat banyak ditemukan puluhan orang yang berada di pinggir jalan dengan membawa sapu lidi panjang.
Mereka mengais rejeki diatas jembatan tersebut, karena banyak pengendara yang melintas melemparkan uang receh atau koin," katanya.

Dikatakan Mak Iye, Ada orang yang percaya bahwa dengan memberikan receh di jembatan Sewo akan terhindar dari marabahaya.

"Ini tidak lepas dari dua mitos yang menyebabkan banyak pelintas jalan yang selalu melemparkan uang receh saat melintas jembatan Sewo. Kalau pengendara yang melintasi jembatan Sewoharjo tak melempar uang receh, maka selama perjalanan akan diganggu oleh makhluk halus bahkan sampai celaka," ungkapnya 

Menurut Mak Iye, Mitos tersebut berawal dari kisah cerita Saedah dan Saeni, yakni dua orang saudara kembar yang menjadi penari ronggeng yang mengingkari perjanjiannya dan menceburkan diri kemudian berubah menjadi buaya putih.

"Mendengar anaknya berubah wujud menjadi buaya putih dan kemudian Sarkawi, ayah Saeni bersama istrinya Maemunah menceburkan diri ke Kali Sewo dibawah jembatan Sewoharjo ntuk mencari anaknya tersebut," katanya

Sementara itu Saedah kakaknya terus menunggu kehadiran adik dan ayahnya di pinggir jembatan sampai akhirnya berubah wujud menjadi bambu.

"Tempat menceburkan diri Sarkawi diberi nama Balai Kambang dan kemudian tragedi tersebut membuat masyarakat ada yang meyakini penghuni Kali Sewo adalah penjelmaan keluarga Sarkawi, Maemunah dan Saeni si penari ronggeng. Sehingga untuk tolak bala dan nyawer Saeni maka banyak pelintas yang memberikan uang receh saat melintas jembatan Sewo ini," tuturnya

Kemudian Mitos kedua adalah tragedi kecelakaan yang menimpa salah satu rombongan bus yang hendak membawa transmigran asal Boyolali, pada 11 Maret 1974 lalu. Rombongan transmigran tersebut hendak menuju Sumatera Selatan.

Namun, salah satu bus yang membawa rombongan tersebut tergelincir, kemudian masuk ke sungai dan terbakar di kali Sewo Desa Sukra Kabupaten Indramayu.

"Musibah tersebut terjadi pada pukul 04.30 dini hari. Sebanyak 67 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tewas akibat kejadian tersebut," ujarnya

Di antara rombongan yang mengalami musibah, hanya tiga anak-anak saja yang selamat. 

"Semua korban yang tewas dimakamkan di dekat pemakaman umum yang terletak di dekat lokasi kejadian, dan dibuatkan monumen Pahlawan Transmigrasi," ucapnya

Baca juga: Selama Dua Jam Kendarai Sepeda Motor, Pemudik Disadarkan Anak Jika Istrinya Tertinggal di Brebes

Untuk menghormati korban kecelakaan tersebut maka sudah menjadi tradisi bagi supir, dan penumpang yang melintas Jembatan Sewo yang melempat uang recehan di jembatan tersebut, dan momen ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar jembatan Sewo. Maka tidak heran setiap hari setiap saat ada yang menunggu di jembatan ini

"Semenjak kejadian itu, banyak para pengendara yang melempar koin ketika melewati jembatan tersebut. Tujuannya agar diberi keselamatan selama perjalanan melintasi Jalur Pantura dari gangguan makhluk halus," ungkapnya

"Tidak jelas kapan ritual lempar koin ini mulai ada. Namun, sebagian besar masyarakat meyakini jika tradisi ini sudah ada sejak zaman Belanda," ucapnya.

Masyarakat juga sangat meyakini bahwa yang meminta atau menyapu koin di sekitar jembatan ini salah satunya adalah jelmaan makhluk halus penghuni Jembatan Sewo.

"Makanya yang lewat sini pada melempar koin. Misal dari Jakarta mau ke Surabaya, mereka pasti lempar koin, untuk memohon diselamatkan dalam perjalanannya, agar tidak mengantuk, dan lain-lain," ungkap Mak Iye.

Hingga kini, tradisi melempar koin oleh para pengendara sudah menjadi tradisi. Bahkan, yang dilempar bukan hanya uang koin saja.

"Terkadang mereka melempar lebih dari 1 koin, bahkan uang kertas dengan pecahan yang besar. Menyapu koin pun kini sudah dijadikan sebagai mata pencaharian utama bagi masyarakat di sana," ujarnya(*)

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Mak Iye Penyapu Koin di Jembatan Sewoharjo Dapat Uang Rp 15 Juta, Ternyata Kena Prank

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas