Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kisah Nahkoda Kapal 23 Kali Lebaran Tak Pulang: Hanya Lepas Rindu degan Keluarga Via Video Call

Untuk dapat melepas rindu dengan keluarga, Kapten kapal milik PT ASDP Indonesia Ferry Ini biasanya melakukan video call kepada anak dan istri.

Editor: Srihandriatmo Malau
zoom-in Kisah Nahkoda Kapal 23 Kali Lebaran Tak Pulang: Hanya Lepas Rindu degan Keluarga Via Video Call
Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Kisah Nahkoda Kapal Motor Penyeberangan Sebuku Kapten Dwi Irianto yang tidak pulang saat momen lebaran selama 23 tahun, jika kangen keluarga hanya bisa video call, itupun jika dapat jaringan. 

Meski Hanya Melalui Handphone, Kapten Dwi Irianto mengaku, komunikasi yang dilakukan itu sudah cukup untuk menambah konsentrasi saat mengemudikan kapal demi keselamatan penumpang.

Kerjasama 36 orang kru kapal mulai dari bagian mesin, hingga bagian pelayanan, pun akan lebih solid jika sudah saling melepaskan rindu kepada keluarga.

Pada saat pelayanan bagi pemudik hari Raya Idul Fitri, para kru kapal tidak diperbolehkan cuti sejak H-10 hingga H+10.

Nahkoda Kapal KMP Sebuku Dwi Irianto mengatakan dirinya sudah 23 tahun tidak merayakan Lebaran di rumah di Semarang, Jawa Tengah.

Menurutnya, tidak pulang saat Hari Raya Idul Fitri sudah hal yang biasa.

"Anak dan istri sudah paham dengan kerjaan saya."

"Kalau kata anak dan istri saya, ada satu yang hilang dari keluarga saat Lebaran."

Berita Rekomendasi

"Kalau dari mertua, ada satu mantunya yang nggak ada," kata Irianto, Minggu (23/4/2023).

Irianto mengatakan saat momen lebaran ia dan kru kapal lainnya biasanya makan hidangan lebaran seperti opor, rendang dan lainnya, untuk mengobati rindu.

Walaupun dirinya tahu, banyak kru tim kapalnya yang menangis karena tidak bisa bertemu dengan keluarga saat lebaran.

Dirinya jika kangen dengan anak dan istrinya, biasanya melalukan video call.

"Kalau kangen ya video call, itu juga kalau dapat jaringan," ujarnya.

Irianto mengatakan biasanya H-10 sebelum arus mudik itu hari terakhir dirinya bisa mengambil cuti.

Barulah, H+10 setelah arus mudik dirinya bisa mengambil libur.

"Biasanya, kami bisa mengambil hari libur jika jumlah pemudik atau penumpang pelabuhan Bakauheni-Merak, sudah kembali normal," ujarnya. ( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kisah Nahkoda Kapal 23 Kali Lebaran Tak Pulang, Lepas Rindu Keluarga Via Video Call 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas