Pengakuan Husen, Pelaku Mutilasi di Semarang: Merasa Sakit Hati karena Sering Dipukuli Korban
Pelaku mutilasi di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah mengaku sakit hati dan sering dipukuli oleh korban.
Penulis: Ifan RiskyAnugera
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Muhammad Husen (28), pelaku mutilasi di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah mengungkapkan alasannya membunuh bosnya, Irwan Hutagalung (53).
Husen mengatakan pembunuhan itu dilakukan karena dirinya merasa sakit hati dan sering dipukuli oleh korban.
"Ya karena saya merasa sakit hati, saya sering dipukuli," ungkap Husen, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (11/5/2023).
Setiap ada kesalahan, kata Husen, korban langsung main tangan.
"Contohnya ada pesenan galon, harusnya ada 15 dia bilang hanya 14 atau 13, begitu selesai ngirim dia pulang langsung marah-marah langsung main tangan," ujarnya.
Pelaku pun menyebut dirinya bekerja di tempat usaha korban baru satu bulan.
Baca juga: Husen Masih Bisa Tersenyum Usai Bunuh dan Mutilasi Irwan Hutagalung: Saya Puas
Diberitakan sebelumnya, warga Kota Semarang, digemparkan dengan penemuan mayat dalam kondisi mengenaskan.
Mayat tersebut ditemukan di tempat usaha isi ulang galon dan gas.
Korban yang bernama Irwan Hutagalung ditemukan tewas dengan kondisi tubuh dan kaki dicor.
Sementara, kepala dan kedua tangan korban dimutilasi.
Karena pelaku kerap dipukul hingga dicacimaki oleh bosnya, akhirnya timbul rasa dendam.
Dirinya pun merasa puas setelah membunuh dan memutilasi korban.
"Saya potong kepalanya karena sering memaki saya, mau motong mulut susah, potong tangan karena buat mukul saya, puas nggak nyesel. Dendam saya sudah terlampiaskan," ucap Husen.
Ia mengaku membunuh korban saat tertidur lelap pada Kamis (4/5/2023) malam sekitar pukul 20.00-21.30 WIB.
Saat korban tengah tertidur di tempat usaha tersebut, Husen langsung menyerang korban dengan dua kali tusukan.
"Saya tusuk di bagian pipi sebelah kanan dengan linggis terus pindah ke sebelah kiri," ujarnya.
Setelah menusuk korban, Husen sempat keluar untuk minum kopi di angkringan dekat lokasi kejadian.
Usai membunuh, Husen mengambil sejumlah uang milik korban.
Husen pun mengaku uang yang diambilnya itu digunakan untuk bersenang-senang.
"Yang diambil Rp 7 juta, buat senang-senang," terang Husen.
Ada Kemungkinan Tersangka Bertambah
Sebelumnya pihak kepolisian telah menetapkan Husen sebagai tersangka pembunuhan hingga mutilasi di Tembalang, Kota Semarang.
Diketahui, Husen ditangkap pada Selasa (9/5/2023) dan telah ditahan di kantor Polrestabes Semarang.
Sementara, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan bahwa ada kemungkinan tersangka dari kasus pembunuhan tersebut bertambah.
Menurut Irwan, seorang pemilik angkringan yang berjualan di dekat lokasi pembunuhan dapat jadi tersangka karena mengetahui korban telah dibunuh.
Pemilik angkringan tersebut bernama Imam dan kini statusnya masih saksi.
Imam dapat dijerat dengan pasal mengetahui peristiwa tindak pidana, tapi tidak melapor.
"Sementara tersangka utama masih Husen, Imam pedagang angkringan masih kita periksa tapi ada kemungkinan menjadi tersangka," ujarnya, Rabu (10/5/2023), dikutip dari Tribunjateng.com.
Setelah melakukan pembunuhan Husen sempat mampir ke angkringan milik Imam.
Husen sempat memberitahu ke Imam jika ia telah membunuh bosnya yang bernama Irwan Hutagalung (53) pada Jumat (5/5/2023) dini hari.
Mendengar cerita dari Husen, Imam pun tidak langsung melapor ke pihak kepolisian.
Psikolog Sebut Pelaku Dikuasai oleh Dendam
Terkait kasus mutilasi tersebut, Psikolog Probowati Tjondronegoro memberikan tanggapan.
Probowati menyebut pelaku tidak mengalami gangguan jiwa.
Namun, menurut Probowati, pelaku dikuasai dendam dan berani melakukan aksinya hingga memutilasi korban.
"Pelaku tidak alami gangguan jiwa, dia orang waras yang tidak bisa mengendalikan emosi dan perilakunya yang dikuasi oleh dendam," katanya, Rabu (10/5/2023).
Menurutnya, pelaku diduga mengalami kebencian yang menumpuk tetapi tidak berani melawan.
Sewaktu kebencian itu memuncak, pelaku lalu merencanakan tindakan tersebut.
"Pelaku merencanakan, mencari celah, dan memiliki niat membalas sehingga dia tega memotong atau memutilasi yang membuatnya sakit atau biasa saja dia memiliki keyakinan lain yang kita tidak tahu," terangnya.
"Dalam proses tindakan tersebut, pelaku tampak bukan profesional sehingga tidak rapi seperti saat melakukan pengecoran terhadap korban," tambahnya.
(Tribunnews.com/Ifan/Milani Resti Dilanggi/Muhammad Renald Shiftanto) (Tribunjateng.com/Iwan Arifianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.