Siswa SMK di Lampung Tewas Usai Mengikuti Ekskul Pencak Silat, Ibu Korban: Kalau Bisa Dibalas Nyawa
Pukulan di perut menyebabkan timbul peradangan yang berujung infeksi diduga penyebab hingga menewaskan korban.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - MA (16) siswa SMK di Kalirejo, Lampung Tengah tewas usai mengikuti ekstrakulikuler (ekskul) pencak silat.
Satreskrim Polres Lampung Tengah, Polda Lampung menyimpulkan MA tewas akibat luka dalam dari pukulan oknum pelatih pencak silat di sekolahnya.
Pukulan di perut menyebabkan timbul peradangan yang berujung infeksi diduga penyebab hingga menewaskan korban.
Baca juga: ASN di Sumatera Utara Tewas Usai Ditusuk Sebanyak Tiga Kali, Pelaku Sakit Hati Terhadap Korban
Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas mengatakan, pihaknya sudah memeriksa 10 saksi.
Peran 10 saksi tersebut adalah selaku rekan dan para pelatih pencak silat yang diikuti oleh korban MA (16).
Sementara, pihak kepolisian juga telah menetapkan satu orang tersangka.
"Kita amankan satu tersangka inisial A selaku oknum pelatih pencak silat yang menewaskan anak korban," katanya kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (8/6/2023).
Untuk memperkuat hasil penyelidikan, dilakukan otopsi dari tim forensik RS Bhayangkara, Polda Lampung.
Otopsi dilakukan setelah 4 hari usai pemakaman anak korban.
Baca juga: Sosok Pratu J, Oknum TNI Penusuk Pengamen hingga Tewas di Senen, dari Satuan di Maluku, Diduga Mabuk
Proses ekshumasi sendiri dimulai pukul 10.00 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kampung Gebang, Pesawaran," katanya
"Hari ini saya dan jajaran Reskrim mendampingi Tim Forensik melakukan ekshumasi dan otopsi di Gebang, Pesawaran," kata Edi Qorinas.
Edi mengatakan, dari sejumlah luka yang ada, proses pemeriksaan menyoroti luka perut korban.
Dugaan sementara, tersangka A melakukan pemukulan pada korban menggunakan siku.
Pukulan yang terlalu kuat menimbulkan luka dalam pada perut korban.
Semua luka yang ada pada korban baik di kepala sampai kemaluan bersumber dari perut.
"Ada dugaan penanganan yang terlambat, membuat peradangan makin parah, hingga akhirnya merenggut nyawa korban," katanya.
Kasat Reskrim menambahkan, untuk lebih jelasnya, tim penyidik akan menunggu hasil otopsi dari tim forensik.
Hasil Patologi Anatomi (PA) akan menguak fakta yang sebenarnya.
"Hasil PA kemungkinan didapat minggu depan," tutupnya.
Baca juga: Kronologi Driver Taksi Online di Malang Tewas, Dibunuh Penumpang Pakai Tali dan Jasadnya Dibuang
"Kita terapkan scientofic crime investigation, dan proses penyelidikan terus berjalan," tuturnya.
Kesaksian Pengasuh Asrama
Robi Irawan, pengasuh asrama di SMK kawasan Kalirejo, Lampung Tengah, memberikan kesaksian sebelum MA (17) meninggal dunia setelah ikut pencak silat.
MA mengembuskan napas terakhir seusai mengikuti latihan ekstrakurikuler pencak silat di sekolah.
Diduga, MA meninggal dunia dengan cara yang tidak wajar.
Robi mengaku mendampingi MA dari asrama hingga dirawat di rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia, Senin (29/5/2023) pukul 01.30 WIB.
Namun, ia menyangkal adanya luka lebam pada sekujur tubuh MA.
Dia mengatakan, korban secara fisik baik-baik saja.
Menurutnya, MA dinyatakan meninggal saat berada di rumah sakit.
Baca juga: Fakta Wanita di Medan Ditemukan Tewas di Dalam Mobil: Polisi Amankan CCTV hingga Diintai Orang
Robi membenarkan MA meninggal dunia setelah mengikuti pencak silat di sekolah.
Dikatakannya, MA memang sakit setelah mengikuti pencak silat pada Sabtu (27/5/2023) lalu.
Ia lalu membawa MA ke Rumah Sakit Kartini, Kalirejo, Lampung Tengah, Minggu (28/5/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.
"Saya mendampingi MA mulai dari UGD hingga di ruang perawatan," katanya kepada Tribunlampung.co.id, Jumat (9/6/2023).
Namun, Robi membantah adanya luka di sekujur tubuh korban.
Menurutnya, tubuh luar korban saat itu dalam keadaan baik.
"Tidak ada luka lebam, berdarah, dan lainnya seperti yang dilaporkan," katanya.
Robi melanjutkan, saat di rumah sakit, korban sempat minta makan sekitar pukul 20.00 WIB.
Menurutnya, petugas rumah sakit memeriksa sesuai yang dikeluhkan korban yaitu pada bagian perut.
"Saya juga tidak melihat adanya memar di bagian perut korban," katanya.
Bahkan petugas medis rumah sakit pun tak melihat tanda-tanda yang disangkakan oleh pihak keluarga ataupun pengacara.
Dia menyebut, petugas medis memasang infus pada korban, lalu memberikan obat antinyeri dan asam lambung.
Kemudian korban diambil sampel darah untuk diuji laboratorium.
"Akhirnya pihak rumah sakit menyatakan MA meninggal pada Senin, 29 Mei 2023 pukul 01.30 WIB dengan vonis infeksi pembuluh darah," tuturnya.
Baca juga: ASN di Sumatera Utara Tewas Usai Ditusuk Sebanyak Tiga Kali, Pelaku Sakit Hati Terhadap Korban
Ibu Korban: Harus Ada yang Bertanggung Jawab
Ibunda MA (17), siswa SMK di Kalirejo, Lampung Tengah, yang diduga tewas tak wajar, menuntut keadilan.
Yusniar, ibu kandung MA, warga Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran, Lampung, berharap ada pihak yang bertanggung jawab atas kematian anaknya.
Ia menduga anaknya meninggal dunia karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di sekolah.
“Ada yang harus bertanggung jawab dari terenggutnya nyawa anak saya,” ungkap dia, Kamis (8/6/2023).
“Kalau bisa, nyawa dibalas nyawa,” tuturnya.
Oleh karenanya, Yusniar meminta kepada pihak kepolisian dapat mengungkap semuanya.
“Saya sebagai ibu merasa pilu, anak saya pulang sudah meninggal seperti itu,” jelasnya.
Dia tidak sama sekali tidak menyangka peristiwa ini terjadi.
Sebelum kematian korban, Yusniar mengaku sempat video call dengan MA, Sabtu pekan lalu.
Kala itu MA dalam keadaan sehat.
Kepada Yusniar, MA mengabarkan akan mengikuti ulangan di sekolah.
“Mamah, Abang izin mau mengambil nomor karena akan ulangan,” ucap Yusniar, menirukan perkataan MA.
MA juga membahas rencana mengikuti latihan pencak silat di sekolahnya.
“Kata dia, ‘Mamah, Abang juga mau ikut latihan’,” lanjutnya.
Tak lama, korban meminta izin untuk mematikan video call.
Ia akan menelepon kembali pada malam harinya.
Pada pukul 22.00 WIB, MA sempat menelepon kembali.
Namun, Yusniar sedang berada di luar.
MA hanya mengobrol dengan ayahnya.
Saat itu, kata Yusniar, MA sempat menanyakan keberadaannya.
Sambil terisak, Yusniar mengulang perkataan anaknya saat kembali meminta izin untuk latihan pencak silat di sekolah.
“Ayah, sampaikan ke Mamah, Abang mau minta izin akan latihan malam ini. Mohon doanya,” tutur Yusniar.
Menurut Yusniar, permintaan izin untuk latihan itulah yang terakhir didengar kedua orangtuanya.
Sebelum masuk ke perguruan silat tersebut, terus Yusniar, MA juga sempat minta izin kepada dirinya.
Bahkan korban bilang tidak apa-apa jika tidak diizinkan.
“Namun, saya bilang saya merasa keberatakan karena akan menganggu pelajaran,” ungkapnya.
“Pernah anak saya bilang, kalau saya tidak mengizinkan, dia tidak akan ikut,” sambungnya.
Yusniar pun mengira anaknya tidak jadi mengikuti latihan pencak silat.
Baca juga: BREAKING NEWS: Bocah 6 Tahun Tewas Dibunuh Ibunya Saat Tertidur
Sosok Korban
Yusniar mengungkapkan, dalam kesehariannya MA merupakan anak yang penurut.
“Dia tidak pernah menuntut kepada saya,” jelas Yusniar.
Bahkan soal keuangan pun, MA tidak rewel saat meminta sesuatu.
“Dia selalu menurut. Kalau saya ada uang, saya berikan. Kalau sedang tidak ada, saya akan bilang,” kata Yusniar.
MA tidak pernah kesal jika permintaannya tidak dituruti.
“Kalau misalkan ada uang, saya pernah menawarkan butuh berapa. Dia malah minta diberikan uang seadanya saja, tidak menawar,” papar Yusniar.
MA juga tidak pernah menyusahkan selama ini.
Bahkan, dari kecil ia tak pernah meminta macam-macam.
Sebagai ibu kandungnya, Yusniar mengaku tidak pernah dibuat marah oleh MA.
“Intinya, anak saya ini selalu mengerti dengan keadaan orangtuanya,” ujar dia.
Yusniar mengungkapkan, MA pernah tinggal dengan nenek dan kakeknya.
Yusniar saat libur dan Lebaran akan menjenguk ke sana.
“Meski berjauhan, ayah dan ibunya selalu berkomunikasi. Dia anak kesayangan saya,” pungkasnya. (Tribunnews.com/TribunLampung.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.