Ketua Gapoktan Karya Tani Lampung Selatan Dirampok Saat Hendak Setor Uang Rp294 Juta ke Bank
Dari jumlah tersebut, Rp90 juta merupakan miliknya. Sementara Rp200 juta merupakan anggota Gapoktan Karya Tani.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG SELATAN- Jumani (35), ketua Gapoktan Karya Tani di Desa Sumbersari, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan, dirampok saat membawa uang Rp294.300.000.
Uang tersebut sejatinya akan disetor ke Bank BNI Kalianda melunasi pinjaman KUR, Rabu (21/6/2023) sekitar pukul 12.30 WIB.
Baca juga: Kronologi SPG Showroom Mobil Jadi Korban Perampokan dan Rudapaksa di Cibubur, Terungkap Modus Pelaku
Dari jumlah tersebut, Rp90 juta merupakan miliknya. Sementara Rp200 juta merupakan anggota Gapoktan Karya Tani.
Jumani mengaku bergabung dengan Gapoktan Karya Tani sejak 2021. Ia bersama anggota lainnya meminjam KUR di Bank BNI.
"Uang Rp 94 juta itu untuk bayar pelunasan KUR," ujarnya.
Lanjut Jumani, uang tersebut sudah ia kumpulkan sejak sebulan lalu.
"Uang itu hasil dari usaha saya. Kan saya punya usaha kolam renang, dari warung, dan sebagian ada dari hasil kebun kayak jagung, cabe, dan lainnya," ucapnya.
Pasca perampokan itu, sejumlah anggota Gapoktan Karya Tani menjenguk Jumani.
Baca juga: Pelaku Perampokan & Pembunuhan Tauke Sawit di Banyuasin Ternyata Sang Keponakan Bersama 3 Temannya
"Tanggapan dari nasabah (anggota), mereka perihatin. Ada beberapa yang sampai mendatangi rumah saya untuk memberikan semangat," ujarnya.
Namun, kata Jumani, uang itu tetap menjadi tanggung jawabnya.
Ia pun berharap pelaku dapat segera tertangkap dan uangnya tetap utuh.
Dipukul Perampok
Jumani mengatakan, pelaku perampokan sempat menodongkan benda seperti senjata api.
"Saya ditodong (benda) seperti pistol. Saya tidak tahu itu pistol beneran atau pistol mainan. Yang jelas bentuknya menyerupai pistol," ucapnya," kata Jumani..
Ia ditodong dari jarak kurang lebih dua meter ke arah wajah.
Selain ditodong, Jumani mengaku sempat dipukul di bagian leher dekat pundak.
Baca juga: Cegah Kasus Perampokan Berulang, Polres Karawang Minta Semua Minimarket Pasang Panic Button
"Pas dipukul di bagian leher itu, pandangan langsung kabur. Kebetulan saya punya riwayat penyakit jantung dan darah rendah. Memang kalau ada kejadian-kejadian menyeramkan gitu, seperti darah dan lainnya, saya nggak kuat," katanya.
Setelah pandangannya kabur, lanjut Jumani, para pelaku melarikan diri.
Kronologi
Kejadian itu dialami Jumani di jalan penghubung antara Desa Klaten, Sumbersari, dan Pasuruan.
Jumani mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion nopol B 6544 PRI seorang diri.
"Saya berangkat dari rumah jam setengah 12 siang melewati jalan penghubung antara Desa Klaten, Sumbersari, dan Pasuruan," kata Jumani saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/6/2023).
Jumani mengaku hampir setiap hari melewati jalan tersebut.
Baca juga: Anggota Polisi di Deliserdang Digebuki Warga karena Rampok Motor dengan Modus Pura-pura Razia
Tiga kali dalam seminggu ia melintasi jalan itu untuk menyetor uang tunai ke Bank BNI Kalianda.
Ia tidak tahu jika pada hari nahas itu ada orang yang mengikutinya.
Korban baru sadar ada yang menguntitnya sekitar 1 kilometer sebelum tiba di lokasi kejadian.
"Saya merasa seperti ada yang mengikuti sejak melewati bawah flyover arah ke Desa Sumbersari (Penengahan)," ujarnya.
Namun, ia tidak menaruh curiga kepada orang tersebut.
"Ada satu motor di belakang motor saya seperti sedang mengikuti. Mereka berboncengan pake motor Honda Beat warna ungu magenta hitam, tidak memakai nomor polisi," beber Jumani.
"Perawakannya seperti saya, kurus tinggi. Keduanya pake jaket hitam. Yang satu pake helm putih, yang satu pake helm hijau," ucapnya.
Ketika sampai di Desa Sumbersari arah Desa Pasuruan, tiba-tiba motornya ditendang dari arah samping kanan.
Ia hilang kendali dan terjatuh di parit.
Saat terbangun, ia sudah ditodong pelaku dengan benda seperti pistol.
"Saya ditodong seperti pistol. Saya tidak tahu itu pistol beneran atau pistol mainan. Yang jelas bentuknya menyerupai pistol," ucapnya.
Wajahnya ditodong dari jarak kurang lebih dua meter.
Dalam kondisi ketakutan, korban tak sadar tas selempangnya dibawa kabur pelaku.
Ia mengaku sudah tidak ingat lagi kejadian setelahnya.
Baca juga: Perempuan 78 tahun rampok bank tiga kali dalam hidupnya
"Saya panik dan tidak memperhatikan para pelaku melarikan diri ke arah mana," ujarnya.
Setelah mereka pergi, korban sempat melihat mobil Avanza warna hitam melaju dari arah yang sama.
Namun, ia tidak mengetahui apakah pengendara mobil tersebut anggota komplotan perampok atau bukan.
Tak lama kemudian ia baru tersadar tas selempangnya sudah tidak ada.
Ia pun panik dan berusaha mencari pertolongan.
Lalu ada seorang warga melintas dari arah Sumbersari, Penengahan menuju Desa Klaten.
"Saya sempat bertemu dengan Ayu, kebetulan masih saudara. Saya tanya, lihat ada orang naik motor Honda Beat warna magenta lewat sini tidak. Karena dia berjalan dari arah berlawanan dengan lokasi kejadian. Berharap dia bertemu dengan para pelaku," ujarnya.
Ternyata, Ayu tidak melihat para pelaku.
Penulis: Dominius Desmantri Barus
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Cerita Korban Perampokan di Lampung Selatan, Uang Rp 94 Juta untuk Lunasi KUR Raib
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.