Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Modus Iskak Gunakan Uang Koperasi sehingga Bisa Bangun Rumah, Kos-Kosan dan Pasar

Ishak mengatakan, rumah megah dua lantai di Wonorejo, Rungkut, Surabaya dibangun dengan menggunakan dana Koperasi Tegar.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Modus Iskak Gunakan Uang Koperasi sehingga Bisa Bangun Rumah, Kos-Kosan dan Pasar
istimewa
Pensiunan kepala sekolah SD Negeri di Surabaya, Muhammad Iskak (61) menggelapkan dana koperasi Rp 2,3 miliar 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dituding melakukan penilapan dana Koperasi KPRI Tegar senilai kurang lebih Rp 2,3 miliar, pensiunan Kepsek sejumlah SD negeri di Surabaya, H Muhammad Iskak akhirnya mengakuinya.

Terungkap selama 10 tahun menjabat sebagai ketua koperasi ia telah mengunakan uang koperasi.

Ishak mengatakan, rumah megah dua lantai di Wonorejo, Rungkut, Surabaya dibangun dengan menggunakan dana Koperasi Tegar.

Tidak hanya itu, ia juga membeli tanah lalu membangun pasar yang berisi puluhan bedak  yang jumlahnya puluhan dan disewakan per bulan Rp 300 ribu.

Diduga uang koperasi digunakan untuk membeli tanah yang diatasnamakan anaknya.

Baca juga: Populer Regional: Sosok AKP SW yang Tipu Tukang Bubur - Aipda Paimbonan Disebut Pakai Uang Koperasi

Iskak punya tiga anak yang sudah berumah tangga. 

Berita Rekomendasi

Iskak mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu.

Tapi sudah dia cicil untuk mengembalikan dana koperasi sehingga saat ini sisanya  Rp 2,3 miliar. 

"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas Iskak.

Pengakuan ini membuat jengkel para guru yang menggeruduk rumahnya.

Sementara Iskak sengaja tetap dijadikan Ketua Koperasi agar tidak lari keluar kota.

Iskak sendiri asli Yogyakarta.

"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," kata Cak Ji  . 

Nilainya Rp2,8 Miliar 

Dana yang ditilap merupakan dana koperasi sekolah KPRI Tegar yang beranggotakan hampir 200 guru SD.

Ada yang menaruh deposito ke Koperasi Tegar sampai Rp 75 juta.

Rata-tata Rp 10 juta sampai Rp 20 juta.

Belum lagi yang menyerahkan simpanan sukarela.

Kalau dihitung total saat ini ada Rp 2,8 miliar uang anggota koperasi dari para guru SD ini.

Baca juga: Tabungan Miliaran Rupiah Milik Siswa SD di Pangandaran Tak Cair Gara-gara Koperasi Bangkrut

Iskak dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun.

Selama kurun waktu itu, Iskak membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.

"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi.

Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, salah satu guru SD negeri di Rungkut. 

Guru-guru SD marah karena kebutuhan mereka untuk tahun ajaran baru begini membengkak.

Sekitar 75 guru mewakili 200 anggota guru SD yang lain mendatangi rumah Iskak. Ini aksi kesekian kali. 

"Lha omah megahe ngene. Tibake dibangun dengan uang koperasi. Ayo kita sita saja sertifikat rumah dan tanahnya," teriak guru yang lain. 

Mereka juga siap membawa persoalan penggelapan dana koperasi untuk kepentingan pribadi itu ke ranah hukum.

Namun sampai saat ini, para guru masih belum membawanya ke ranah hukum karena berharap Iskak bisa mengembalikan dana koperasi.

Caranya bisa menjual aset rumah dan aset pribadi untuk mengembalikan uang anggota KPRI .

Hilangnya uang yang disimpan di koperasi juga dirasakan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT HU di Kalikotes.

Puluhan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT HU di Kalikotes mendatangi Polres Klaten, Sabtu (4/2/2023). Mereka mempertanyakan uangnya Rp 1,8 miliar kepada pengurus BMT.
Puluhan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT HU di Kalikotes mendatangi Polres Klaten, Sabtu (4/2/2023). Mereka mempertanyakan uangnya Rp 1,8 miliar kepada pengurus BMT. (TribunSolo.com/istimewa)

Perwakilan nasabah, Slamet Widodo menerangkan, kedatangan ke Mapolres Klaten polisi untuk membuat laporan dugaan tindak pidana penipuan atau penggelapan.

Ia bersama 70 nasabah lainnya menderita kerugian total mencapai sekitar Rp 1,8 miliar.

"Total kerugiannya sekitar Rp 1,8 miliar, dengan rincian tabungan pribadi, tabungan kelompok, tabungan pengajian, tabungan haji, saham pendiri, dan deposito," terang dia kepada TribunSolo.com.

Ia selaku nasabah merasa dirugikan, pasalnya sudah sekian tahun mempercayakan uang yang disisihkan untuk tabungan masa depan hingga saat ini belum bisa cair.

"Saat akan melakukan penarikan, kami tidak dilayani dengan baik. Hanya diberi janji," kata Slamet.

Ia juga mendengar kabar kalau omset KSP BMT HU sekarang mulai menipis.

 Hal ini dikarenakan adanya kesalahan manajemen terkait penggunaan jabatan kepengurusan di KSP BMT HU.

Baca juga: Menteri Teten Sarankan Para Pengusaha Bakpia Pathuk Bersatu Jadi Koperasi untuk Melantai di Bursa

Para nasabah melaporkan Ketua pengurus KSP BMT HU, S, dan Manager KSP BMT HU, CZ.

Dimana di jelaskan Slamet, keduanya merupakan pasangan suami dan istri.

"Pada awalnya kami tertarik menabung di KSP BMT HU karena sesuai syariat, apalagi para pengurus merupakan orang terpandang di masyarakat dan memiliki pengetahuan agama yang mapan," kata Slamet.

Setelah kurang lebih 2 hingga 3 tahun ini ia merasa kecewa, pasalnya pelayanan mulai memburuk.

"Harapannya dana kami bisa ditarik kembali, ada dana sekolah, dana tabungan haji hingga saat ini sudah diusahakan diambil namun belum berhasil," kata Slamet.

Maka ia dan perwakilan nasabah melaporkan hal tersebut hari ini.

Pihak nasabah menunjuk pihak lembaga hukum untuk menyeret kasus ini ke ranah hukum.

Kuasa hukum nasabah, Dwi Wahyu Prapto Wibowo saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya sudah mendaftarkan laporan terkait kasus tersebut.

"Tadi sudah kami ke Polres Klaten, sudah diterima aduan klien kami," ujar Wibowo.

Kasus tersebut dalam dugaan awal adalah tindak pidana penipuan atau penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 372 KUHP. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul PENGAKUAN Santai Kepsek Surabaya Gelapkan Dana Koperasi Rp 2,3 M, Dipakai Buat Bangun Rumah: Dicicil dan  di TribunSolo.com dengan judul Nestapa Puluhan Nasabah Koperasi di Klaten, Uang Hasil Nabung Total Rp 1,8 Miliar Tak Jelas Ke Mana

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas