Populer Regional: Nasib Ponpes Al Zaytun Segera Ditentukan - Dugaan Inses Ayah dan Anak di Jateng
Berita populer regional Tribunnews dimulai nasib Ponpes Al Zaytun akan segera ditentukan hingga dugaan inses ayah dan anak di Purwokerto, Jateng.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai update dari polemik pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.
Nasib Ponpes Al Zaytun akan ditentukan setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait.
Kang Emil meminta masyarakat bersabar sembari menunggu informasi nasib Ponpes Al Zaytun yang akan diumumkan pekan ini.
Kemudian ada cerita menarik dari warga yang memasang spanduk larangan tuyul berkeliaran di kampungnya.
Cerita tersebut datang dari warga di Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Spanduk dipasang karena warga merasa kesal saat uang-uangnya hilang secara misterius.
Baca juga: Terima Laporan Ridwan Kamil, Mahfud MD Ambil Tiga Langkah Tangani Persoalan di Ponpes Al Zaytun
Berita populer terakhir datang dari kasus dugaan hubungan seksual sedarah atau inses di Purwokerto, Jawa Tengah.
Hubungan terlarang tersebut diduga terjalin antara ayah dan anaknya sendiri.
Kasus ini mulai terbongkar saat ditemukan empat kerangka bayi beberapa waktu lalu di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto, Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Keputusan Polemik Ponpes Al Zaytun Bakal Diumumkan, Ridwan Kamil Minta Warga Tak Demo Lagi
Hasil kajian terhadap polemik Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat akan diumumkan pemerintah pusat.
Keputusan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil setelah melaporkan progres tim investigasi kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Sabtu (24/6/2023).
Karena akan diumumkan tersebut, Kang Emil, sapaan akrabnya, mengimbau masyarakat tidak mendemo Ponpes Al Zaytun.
"Saya meminta masyarakat tidak perlu demo-demo lagi. Kita tunggu saja pengumuman resmi di hari Selasa atau Rabu yang akan disampaikan oleh Pak Menko,"
"Seperti apa responsnya, kita tunggu saja. Mudah-mudahan dan insya Allah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat secara umum," kata Kang Emil.
Pihaknya juga telah mempersiapkan langkah antisipasi apabila ada sanksi yang diberikan ke Ponpes Al Zaytun, termasuk nasib para santri.
"Sudah saya sampaikan, kewenangan administrasi termasuk penanganan siswa yang jumlahnya ribuan,"
"Kalaupun itu terjadi, tindakan administrasi pasti sudah dihitung dan disiapkan dengan baik oleh yang memiliki kewenangan. Kewenangannya adalah Kemenag, bukan di Pemprov Jabar," paparnya, dikutip dari Kompas.com.
Ridwan Kamil juga menyebut, segala sesuatu tentang keputusan terhadap polemik Al Zaytun akan diumumkan Mahfud MD.
Ia juga mengatakan, dari hasil rapat, ada beberapa keputusan yang dihasilkan.
2. Pria Lamongan Pasang Spanduk untuk Usir Warga Diduga Punya Tuyul, Kesal Uang Kerap Hilang Tak Wajar
Seorang warga di Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menggelar aksi protes untuk mengusir warga lain yang diduga memelihara makhluk gaib berupa tuyul.
Warga mengaku sering kehilangan uang secara tak sadar sehingga memicu asumsi adanya warga lain yang memelihara tuyul di kampungnya.
Lantaran resah uang terus menerus hilang, warga pun memasang sebuah panduk di Gang Glatik II Ndapur, Kelurahan Sidokumpul.
Spanduk dengan warna dasar biru itu terpasang di sudut tembok gang tersebut pada Sabtu (24/6/2023) malam.
"Yang memiliki tuyul harap segera memindahkan tuyulnya dari kampung ini, sebelum kami cari tahu rumah tuannya," bunyi kalimat yang tertulis di spanduk tersebut.
Warga sering kehilangan uang
Mengutip TribunJatim.com, pemasangan spanduk ini bermula dari kekesalan warga bernam Fery Setiawan (36) yang merasa sering kehilangan uang.
Dalam dua bulan terakhir, karyawan BUMN ini mengaku kerap kehilangan uang yang sudah ditata rapi di dalam dompet.
Hal itu ia sadari ketika hendak membayar setoran ke sebuah bank.
"Saya mau setor ke bank, uang saya hitung lengkap. Begitu dihitung di bank ternyata kurang lima lembar," aku Fery, Minggu (25/6/2023).
Ia mengungkapkan tak hanya sekali dua kali merasa kehilangan uang dengan kejadian yang tidak rasional.
3. Pria di Cilacap Bunuh Mantan Pacar, Jasad Korban Dirudapaksa Pelaku Sebelum Dibuang ke Sawah
Sesosok mayat perempuan ditemukan tergeletak di area persawahan Desa Menganti, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (23/6/2023).
Korban kali pertama ditemukan oleh warga dalam kondisi tanpa busana dan sebagian badan tertutup lumpur.
Polisi juga menemukan luka bekas penganiayaan pada bagian kepala korban.
Sehari sebelum ditemukan tewas, korban sempat dilaporkan hilang. Korban diketahui meninggalkan rumah pada Kamis (22/6/2023) siang.
Kapolresta Cilacap Kombes Pol Fannky Ani Sugiharto membeberkan bahwa mayat perempuan yang ditemukan tanpa busana itu merupakan korban pembunuhan.
Dia adalah RLR (23) perempuan muda asal Desa Menganti, Kecamatan Kesugihan.
Adapun pelakunya adalah Ade Saputra alias AS (24) sesama warga Desa Menganti yang juga merupakan mantan kekasih korban.
Kasus pembunuhan itu didasari karena motif cemburu lantaran korban telah bertunangan dengan laki-laki lain.
Baca juga: Pelaku Mutilasi di Klaten Pernah Dipenjara di Nusakambangan, Tersangka Residivis Kasus Pembunuhan
"Ini motifnya karena cemburu yang sangat, sehingga tersangka ini melakukan tindakan penganiayaan hingga korban meninggal dunia. Kemudian berlanjut melakukan hubungan intim dengan korban yang kondisinya sudah meninggal," jelas Fannky, Sabtu (24/6/2023).
Fannky menyebut, tersangka berhasil ditangkap pihak kepolisian dirumahnya yang tak jauh dari TKP.
4. Detik-detik Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu: Ditemukan Tak Sadarkan Diri, Mulut Keluarkan Busa
Insiden pendaki tewas kembali dilaporkan terjadi di Gunung Lawu pada Minggu (25/6/2023).
Diketahui identitas korban seorang mahasiswi berinisial ASNK (20).
Ia tercatat berkuliah di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Hingga kini belum diketahui penyebab tewasnya korban saat mendaki di Gunung Lawu.
Jenazah korban sudah dievakuasi dan diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Kapolsek Jenawi, AKP Sudirman membeberkan kronologi detik-detik korban tewas.
Semua bermula saat ASNK bersama 16 orang kawan-kawannya naik ke gunung setinggi 3.265 mdpl itu pada Sabtu (24/6/2023) sekira pukul 07.00 WIB.
Rombongan mulai mendaki via Candi Ceto di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.
"Sampai di Gupak Menjangan 18.00 WIB dan langsung mendirikan tenda bersama rekan-rekannya," ucap Sudirman, kepada TribunSolo.com, Minggu (25/6/2023).
Sudirman mengatakan pada saat basecamp Gupak menjangan, korban merasa tidak enak badan.
Sehingga, korban memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan.
"Saat itu, ada satu orang temannya menemani korban, sedangkan yang lain melanjutkan perjalanan," ucap Sudirman.
Kemudian pada pukul 12.06 WIB, di pos pendakian jalur Candi Cetho bahwa salah satu porter menemukan korban di lokasi kejadian.
5. Temuan Kerangka Bayi di Purwokerto Diduga Hasil Inses Ayah dengan Anak, Terjadi Sejak 12 Tahun Lalu?
Hubungan seksual sedarah atau inses antara ayah kandung dan anak perempuannya diduga terjadi di Purwokerto, Jawa Tengah.
Kasus inses anak perempuan dengan ayahnya di Purwokerto menggemparkan warga sekitar.
Kasus tersebut terbongkar usai ditemukannya empat kerangka bayi.
Dari kesaksian warga, E ibu dari empat kerangka itu ternyata sudah melahirkan sejak usia 14 tahun.
Tak heran jika kasus penemuan kerangka bayi ini menghebohkan warga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto, Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Tulang belulang bayi tersebut ditemukan dalam kondisi terbungkus kain dan terpendam di kedalaman 50 cm di kebun milik Prasetyo Tomo (42).
Terkait kasus tersebut, polisi mengamankan seorang perempuan muda, E (25), warga Kelurahan Tanjung ini ditangkap di rumah saudaranya di kecamatan lain di wilayah Banyumas pada Jumat (23/6/2023) dini hari.
E mengakui ia adalah ibu dari empat bayi yang ditemukan terkubur tinggal tulang di kebun.
(Tribunnews.com)