Update Gempa Yogya 6,4 Magnitudo Hingga Jumat Malam, 1 Orang Meninggal Dunia dan 11 Luka-luka
BPPD DIY melaporkan data sementara akibat gempa dengan magnitudo 6,4 yang mengguncang Yogyakarta hingga Jawa Timur pada Jumat malam (30/6/2023).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan data sementara akibat gempa dengan magnitudo 6,4 yang mengguncang Yogyakarta hingga Jawa Timur pada Jumat malam (30/6/2023).
Lewat unggahan media sosial twitter, BPBD DIY melaporkan ada satu orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.
Baca juga: Detik-detik Mbah Ponem Selamat Saat Gempa Mag 6.4 di Bantul Runtuhkan Tembok Rumahnya
Kondisi ini dilaporkan hingga pukul 23.30 WIB.
"Update sementara data korban jiwa gempa Bumi wilayan DIY. Kabupaten Bantul 5 luka, 1 meninggal dunia,
Kabupaten Gunungkidul 3 luka, dan
Kabupaten Sleman 3 luka," cuit @TRCBPBDDIY.
Disampaikan oleh petugas tersebut bahwa korban yang meninggal dunia disebabkan karena kaget yang mengakibatkan serangan jantung hingga berujung meninggal dunia.
Baca juga: Nenek 67 Tahun Diduga Kaget hingga Meninggal di Pangkuan Sang Suami Saat Gempa Mengguncang Bantul
"Di kabupaten Bantul ada yang satu orang yang luka berlari karena takut dan 1 meninggal dunia karena kaget," ujar
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya Jumat malam.
Gempa dengan magnitudo 6,4 mengguncang daerah Yogyakarta pada Jumat malam (30/6/2023).
Guncangan gempa dilaporkan terasa sampai wilayah Jawa Timur.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa yang terjadi pukul 19.57 WIB ini termasuk gempa jenis gempa tektonik.
Dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini berpusat pada laut jarak 81 Km arah Selatan Kota Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 67 km.
"Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik," ungkap Daryono.