Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

85 Warga di Gunungkidul Positif Antraks, Diduga akibat Konsumsi Daging dari Sapi yang Mati

Sejauh ini dugaan penyebab penularan antraks adalah dari sapi milik warga yang mati kemudian disembelih.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
zoom-in 85 Warga di Gunungkidul Positif Antraks, Diduga akibat Konsumsi Daging dari Sapi yang Mati
TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando
Puluhan warga suspek Antraks di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gapura batas Pedukuhan Jati di Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Selasa (04/07/2023). Kasus Antraks ditemukan di wilayah ini usai ada warga yang meninggal dunia, awal Juni lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan warga suspek Antraks di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dari laporan Dinkes Gunungkidul, ada 125 warga yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging dari sapi yang mati.

Sampel darah mereka pun diambil untuk diperiksa lebih lanjut di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.

"Hasil pemeriksaan menyatakan 85 warga positif Antraks, yang bergejala 18 orang," ungkap Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty seperti dikutip dari TribunJogja.

Baca juga: 12 Warga Gunungkidul DIY Positif Antraks

Sejauh ini dugaan penyebab penularan antraks adalah dari sapi milik warga yang mati kemudian disembelih.

Dagingnya kemudian dibagikan kepada warga sekitar lalu dikonsumsi.

BERITA TERKAIT

Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama menuturkan, kasus antraks sering terjadi di berbagai daerah.

Karena itu, perlu ditegaskan dan diberi pemahaman ke masyarakat luas untuk tidak konsumsi dagung dari hewan ternak yang mati.

"Penularan antraks dari binatang sakit yang lalu dipotong dan dikonsumsi manusia. Ini yang harus diberi pemahaman ke masyarakat. Supaya jangan terus berulang kejadian," kata dia kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).

Pengalamannya saat menjabat DirJen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan di tahun 2010 menemukan bahwa beberapa kali kasus antraks memang disebabkan oleh konsumsi daging hewan ternak yang mati.

Pada pasien yang ada saat itu maka dilakukan pengobatan dan tentu juga diambil darahnya untuk diperiksa di laboratorium.

Selain pemeriksaan darah maka juga dapat dilakukan pemeriksaan kulit, faeses dan pungsi lumbal, kalau diperlukan.

Baca juga: Kasus Antraks di Kabupaten Gunungkidul Dikhawatirkan Berimbas Usaha Kuliner Sate Klatak di Bantul

Diketahui, Antraks (Anthrax) merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas