Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Ungkap Perintah Guru Spiritual Hanya Alibi Rudi, Ternyata Sudah Meninggal Sejak 12 Tahun Lalu

Polisi Sebut perintah dari guru spiritual bunuh bayi yang disebutkan pelaku inses di Banyumas, yakni Rudianto hanya alibi semata.

Penulis: Rifqah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Polisi Ungkap Perintah Guru Spiritual Hanya Alibi Rudi, Ternyata Sudah Meninggal Sejak 12 Tahun Lalu
TRIBUNJATENG.com Permata Putra Sejati/KOMPAS.com Fadlan Mukhtar Zain
Rudi (57), pelaku inses di Banyumas, Jawa Tengah, saat dihadirkan dalam konferensi pers kasus, Selasa (27/6/2023) (kiri). Penemuan kerangka keenam bayi hasil hubungan inses Rudi dengan anaknya, E (26), Rabu (28/6/2023) (kanan) - Polisi Sebut perintah dari guru spiritual bunuh bayi yang disebutkan pelaku inses di Banyumas, yakni Rudianto hanya alibi semata. 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengungkapkan, mengenai perintah dari guru spiritual untuk membunuh bayi yang disebutkan pelaku inses di Banyumas, Jawa Tengah, yakni Rudianto (57) ternyata hanya alibi semata.

Lantaran, diketahui guru spiritual yang dimaksud Rudi tersebut rupanya sudah meninggal sejak 2011 atau 12 tahun silam.

Maka dari itu, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Gurunya sudah meninggal sejak 2011," kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi melalui pesan singkat, Selasa (4/7/2023), dikutip TribunJogja.com.

"Betul (kemungkinan hanya alibi), nanti akan kami dalami," imbuhnya.

Baca juga: Diancam Pakai Golok, E Korban Inses oleh Ayah Kandung di Banyumas Mengaku Tak Punya Pilihan

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Rudi mengaku membunuh bayi hasil inses dengan anak kandung karena ada bisikan dari guru spiritualnya.

Di mana, pada 2011 lalu, Rudianto bertemu dengan seorang paranormal atau yang dia sebut sebagai guru spiritualnya.

Berita Rekomendasi

Dalam pertemuan itu, Rudianto diberi saran apabila ingin kaya, maka ia harus melakukan persetubuhan dengan anak kandung sendiri.

"Bisikan itu supaya melakukan persetubuhan dengan anaknya sendiri dan apabila anak itu lahir supaya dibunuh dan dikubur."

"Harus 7 (tujuh) kali berturut-turut. Tapi hal ini akan dikaji lagi apakah karangan atau apa," ujar Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu kepada TribunJateng.com, saat konferensi pers, Selasa (27/6/2023).

Anak Pertama Hasil Inses Diadopsi Warga Semarang

Warga sekitar di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengungkap anak pertama dari hasil inses bapak bernama Rudi dan anak bernisial ER di tidak dibunuh seperti tujuh bayi lainnya.

Diketahui, total bayi yang dilahirkan oleh ER berjumlah delapan.

Namun, anak pertama hasil inses Rudi dan ER tak dibunuh, melainkan diadopsi oleh warga Semarang.

Baca juga: Polisi dan Warga Masih Cari Satu Kerangka Bayi Korban Hasil Inses Bapak-Anak di Banyumas

Sebelumnya, para warga mengatakan ER dan Rudi mempunyai hubungan khusus melebihi bapak dan anak.

Para warga pun sudah tidak bisa lagi menutupi fakta apabila ER pernah melahirkan 12 tahun lalu.

Kini, anak pertama ER dan Rudi sudah duduk di bangku kelas 5 SD.

"Itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu," ungkap warga berinisial T (35), dikutip dari TribunJateng.com.

Bunuh Bayi karena Bagian Ritual

Konferensi pers Polresta Banyumas terkait kasus pembunuhan 7 bayi hasil inses bapak dan anak yang dikubur di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Selasa (27/6/2023) - Polisi Sebut perintah dari guru spiritual bunuh bayi yang disebutkan pelaku inses di Banyumas, yakni Rudianto hanya alibi semata.
Konferensi pers Polresta Banyumas terkait kasus pembunuhan 7 bayi hasil inses bapak dan anak yang dikubur di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Selasa (27/6/2023) - Polisi Sebut perintah dari guru spiritual bunuh bayi yang disebutkan pelaku inses di Banyumas, yakni Rudianto hanya alibi semata. (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Kompol Agus, mengatakan Rudi mengaku membunuh bayi-bayi itu karena bagian dari ritual.

"Bayi-bayi itu dibunuh karena ada perintah dari guru spiritualnya," kata Kompol Agus, Senin(26/6/2023), dikutip dari TribunJateng.com.

Bayi-bayi tersebut dilahirkan terlebih dahulu, kemudian dibunuh dengan cara dibekap Rudi hingga mati, lalu dikuburkan.

Peristiwa tersebut terjadi antara tahun 2013 hingga 2022.

Kompol Agus mengatakan, berdasarkan pengakuan pelaku, benar bayi-bayi itu merupakan hasil inses dengan anaknya yang kemudian dibunuh, lalu dikuburkan.

"Mengakui hasil hubungan antara pelaku Rudi dengan anak kandungnya yaitu E," jelasnya.

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati) (TribunJogja.com/Hari Susmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas