Mantan Penjual Miras Terpilih Jadi Kepala Desa di Klaten, Ini Sosoknya
Ia berjualan miras kurang lebih selama 4 tahun, setelah pendidikannya selesai ia menutup usaha tersebut.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Udin Diantara (54) seorang mantan penjual minuman keras jenis ciu terpilih menjadi kepala desa Gedaren di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Udin mengaku telah memiliki program prioritas.
Baca juga: Ibu Hamil di Cianjur Melahirkan Saat Ditandu Warga ke Puskesmas, Ini Penjelasan Kepala Desa
Dia hendak membangun penghubung dari wilayah Gedaren menuju kompleks pemakaman Kiai Ageng Gribig di wilayah Jatinom.
"Program prioritas kami membangun jembatan di wilayah Potrosaren yang terhubung dengan komplek Kyai Ageng Gribig di Jatinom," kata Udin, kepada TribunSolo.com, Sabtu (8/7/2023).
Pembangunan tersebut ia lirik karena dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Desa Gedaren.
"Kalau dari arah utara tidak bisa ditembus, arah barat Jatinom tidak bisa ditembus, timur juga tidak bisa. Artinya satu-satunya yang bisa menembus akses makam Kyai Ageng Gribig ya wilayah Potrosaren yang ada di Desa Gedaren," jelasnya.
Selain membangun jembatan atau akses, pihaknya juga akan melakukan renovasi bangsal atau gedung Ratna Sulistya yang berada di Desa Gedaren.
"Gedung tersebut saat ini kondisinya sudah harus direnovasi, karena atapnya sudah pada bocor," ungkapnya.
Baca juga: Mahasiswa UGM Diduga Berbuat Mesum di Lokasi KKN, Ini Tanggapan Kampus hingga Kata Kepala Desa
Begitu pula irigasi pertanian di wilayah Desa Gedaren tak luput dari fokusnya.
Menurutnya, wilayah Desa Gedaren sebenarnya menyimpan banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan desa.
"Ada banyak sebenarnya potensi yang dapat menghasilkan pendapatan desa, seperti Umbul, Gedung Ratna Sulistya, dan jembatan. Kalau tiga ini terakomodasi dengan baik, insyaallah PAD naik," pungkasnya.
Saat ditemui TribunSolo.com di kediamannya, Udin mengaku siap menjalankan 6 tahun ke depan memimpin Desa Gedaren.
"Saya ingin menyatukan perbedaan di Gedaren menjadi satu, sehingga menjadi bhinneka tunggal ika. Baik ulama, pemuda, PKK, RT/RW kami satukan. Kita wadahi agar tidak liar diajak membangun Gedaren yang maju, keren," ujar Udin.
Baca juga: Viral Warga Desa di Banjanegara Kurban Ratusan Hewan, Kepala Desa Batur: Penyembelihan 2 Hari
Dulu Penjual Miras
Udin tidak menutupi fakta masa lalunya yang berjualan miras jenis ciu.
Saat kampanye di Pilkades Serentak Klaten, hal itu dia sampaikan pada pemilihnya.
Udin berjualan ciu guna membiayai pendidikannya.
"Dulu saya usaha miras (ciu), untuk biaya pendidikan saat itu," ujar Udin kepada TribunSolo.com.
Ia sendiri sempat mendapat tentangan dari keluarga besar karena pilihannya menjual miras, namun ia tetap menjualnya demi membayar uang menempuh pendidikan.
Baca juga: Kepala Desa di Cianjur Dilaporkan Warganya ke Kejaksaan Negeri Terkait Dugaan Korupsi
"Sempat protes keluarga, dibilangin jangan bikin malu keluarga. Ditanyain butuh berapa saya tidak mau, saya pilih pakai kaki sendiri," paparnya.
Ia berjualan miras kurang lebih selama 4 tahun, setelah pendidikannya selesai ia menutup usaha tersebut.
Udin sendiri selesai menempuh pendidikan S1 dan S2 di bidang hukum.
Saat berkampanye pun, ia juga mengungkapkan diri ke masyarakat ia bukan dari latar belakang orang baik.
"Saat kampanye saya juga selalu bilang, mohon maaf bapak saya hadir dari orang tidak baik. Saya terangkan saya (mantan) penjual miras," paparnya.
Udin juga membiarkan warga memilih sesuai keinginan masing-masing, karena sekarang masyarakat sudah cerdas dalam memilih.
Baca juga: Mantan Kepala Desa di Serang Korupsi Dana Desa untuk Foya-foya dan Menikah Lagi: Istrinya Ada 4
Ia sendiri maju pilkades karena desakan warga, dikarenakan orang tuanya sebelumnya juga pernah menjadi kepala desa setempat.
"Orang tua pernah juga menjabat kepala desa, tapi saya tidak tertarik. Sampai orang tua angkat datangi saya minta saya maju, akhirnya saya meng iya kan," ungkapnya.
Udin sendiri mengiyakan permintaan maju dalam pilkades Gedaren, namun ia juga memiliki syarat yakni tanah bengkok bagiannya dikembalikan lagi ke masyarakat.
"Kalau dulu orang tua saya 15 patok sawah untuk pribadi dan 5 patok untuk masyarakat, sekarang saya ganti. Saya hanya 5 patok saja, 15 patok lain untuk masyarakat," paparnya.
Baginya hal tersebut masuk ke dalam kontrak politiknya, dan ia hanya dari pekerjaannya sebagai pengacara.
Sebelumya, usai penghitungan suara pilkades selesai Udin Diantara diketahui unggul suara dalam pilkades merangkul lawannya yakni Ifnu Prastowo.
Ia juga turut mengantar kepulangan lawannya sambil diiringi pendukung dan masyarakat Desa Gedaren menuju kediaman sang rival yang tidak jauh dari Balai Desa.
Penulis: Zharfan Muhana
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Mantan Penjual Ciu Terpilih Jadi Kades Gedaren Klaten, Kini Mau Bangun Jembatan Potrosaren-Jatinom
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.