Ini Cerita Rusfandi, Universitas Brawijaya yang Selamat dari Hantaman Ombak Maut di Pantai Malang
Rusfandi dan mahasiswi Spanyol, Ana Brieva Ramires berhasil ditemukan selamat, sedang Bayu, Ade dan mahasiswi asal Swiss bernama Olivia masih hilang
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Mohammad Rusfandi menjadi salah satu dari 2 korban yang selamat dalam peristiwa terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Malang, Jawa Timur.
Ia merupakan Tour Leader yang memimpin 4 orang mahasiswa Universitas Brawijaya yang berwisata di pantai itu pada Jumat lalu.
Dua dari 4 mahasiswa itu adalah mahasiswi asal Spanyol dan Swiss.
Nahas, pada Sabtu pagi, 5 orang itu dilaporkan hilang terseret ombak.
Rusfandi dan mahasiswi asal Spanyol, Ana Brieva Ramires pun berhasil ditemukan selamat.
Sementara 3 rekan mereka, yakni Bayu, Ade dan mahasiswi asal Swiss bernama Olivia masih dinyatakan hilang.
Baca juga: 2 Mahasiswa Asing Universitas Brawijaya Hilang Terseret Ombak di Malang, Fakultas Kirim Tim ke TKP
Rusfandi mengatakan bahwa saat terseret ombak, ia masih sempat memegang korban lainnya dan menaikkan ke atas paddle boat.
"Saya masih sempat pegang dia, saya masih sempat naikin dia ke paddle biar dia tetap di atas air posisinya," jelas Rusfandi, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (11/7/2023).
Namun karena ombak besa terus menghantam, ia pun akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
"Tapi berhubung kena ombak itu tadi, karena ombaknya makin besar, saya mengambil keputusan untuk saya menyelamatkan diri saya sendiri," kata Rusfandi.
Diriny kembali menuturkan bahwa iaa jiga sempat melihat Bayu yang tampak mulai panik.
"Kemudian saya ketemu lagi sama mas bayu di titik yang sama, nggak jauh dari sini, itu dalam kondisi sudah setengah panik, dan dia meminta tolong," papar Rusfandi.
Terlebih Bayu tidak mengenakan life vest jacket sehingga hanya mengandalkan berpegangan pada paddle saja.
Karena ombak yang terus menghantam, Rusfandi pun tidak bisa menolong Bayu dan mereka pun terpisah.
"Berhubung dia nggak pakai vest, dia cuma mengandalkan paddlenya, pegangan saja. karena digulung ombak berkali kali, saya nggak bisa nolong juga," tutur Rusfandi.
Kendati demikian, ia mengklaim telah berupaya untuk menolong Bayu, namun ombak yang menyeretnya mencapai 3 hingga 4 meter sehingga upaya untuk menolong pun sangat sulit.
"Tapi saya berusaha nyamperin, ketika mau ditolong tapi tidak bisa, ada ombak tiga kali berturut-turut, besar, tiga atau empat meteran," pungkas Rusfandi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.