Dinkes Solo Temukan Jamu Mengandung Bahan Obat Kimia: Sembuh Cepat Justru Bahaya
Dalam sidak tersebut, pihak Dinkes masih menemukan adanya jamu dengan kandungan bahan kimia obat (BKO).
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Kesehatan Kota Solo, Jawa tengah lakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah kios jamu, Rabu (12/7/2023).
Dalam sidak tersebut, pihak Dinkes masih menemukan adanya jamu dengan kandungan bahan kimia obat (BKO).
BKO sendiri bisa berbahaya jika dikonsumsi.
Pihak Dinkes pun mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati.
Sub Koordinator Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Makanan Minuman Dinas Kesehatan Kota Surakarta Ana Prasanti mengatakan bahwa jamu berbahan kimia ternyata tidak bisa dirasakan secara organoleptis.
Sebagai informasi organoleptis merupakan cara pengujian melalui indra manusia baik lewat warna, bau, atau rasa.
Baca juga: Dinkes Kota Solo Temukan Produk Jamu yang Mengandung Bahan Kimia Obat, Dimusnahkan karena Berbahaya
Namun demikian Dinkes dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menyediakan aplikasi untuk mencari informasi terkait produk jamu berbahan kimia.
"Melalui aplikasi e public warning dari BPOM," terang Ana saat dikonfirmasi, Kamis (13/7/2023).
Cara mengetahui jamu berbahan kimia sendiri diakui Ana harus melalui uji laboratorium.
"Kalau secara organoleptis (warna, bau, rasa) tidak bisa, harus dengan uji laboratorium," sambungnya.
Namun demikian Ana mengimbau bagi masyarakat yang mengkonsumsi jamu, harus waspada dengan jenis obat tradisional yang berkhasiat cepat.
"Dengan merasakan efek mungkin, jika setelah minum jamu efek yg dirasakan cepat, misal nyeri langsung hilang dalam hitungan jam, kemungkinan mengandung bahan kimia. Karena obat-obatan anti nyeri, dalam setengah jam bisa dirasakan efeknya," terangnya.
Obat atau jamu berbahan kimia diakui Ana akan berefek pada ginjal pengonsumsi bila dilakukan dalam jangka panjang.
"Biasanya masyarakat mengkonsumsi jamu atau obat tradisional jangka panjang, sementara obat hanya diminum sesuai indikasi. Jika jangka panjang dan dosis tidak terkontrol, akan berpengaruh pada fungsi hati dan ginjal saat proses metabolisme obat," kata Dia.
Meski telah mendapati adanya produk jamu berbahan kimia di pasaran, Ana menyebut bahwa sampai saat ini belum ada laporan atau aduan dari masyarakat karena imbas dari jamu tersebut.
"Sampai saat ini belum ada laporan, kami melakukan sidak dalam rangka pengawasan rutin dan menindaklanjuti rilis BPOM tentang obat yang mengandung bahan berbahaya bagi ginjal dan hati," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Warga Solo Diminta Waspadai Jamu Kimia, Bila Efek Sembuh Cepat Justru Berbahaya!