Dugaan Pungli di SMKN 1 Sale, Kepsek Siap Terima Konsekuensi, Polda Jateng Telusuri Aliran Dana
Kepala SMKN 1 Sale siap terima konsekuensi buntut adanya dugaan pungli di sekolah tersebut. Sementara itu, Polda Jateng akan menelusuri aliran dana.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan praktik pungutan liar (pungli) berkedok infak di SMKN 1 Sale di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah membebastugaskan Kepala SMKN 1 Sale dari jabatannya.
Selain itu, Polda Jawa Tengah (Jateng) juga turun tangan untuk menelusuri aliran dana pungli berkedok infak di SMKN 1 Sale, Rembang.
Diketahui, praktik dugaan pungli itu terjadi setiap kenaikan kelas.
Siswa diminta membayar uang gedung Rp 300 ribu, untuk pembangunan musala di sekolah.
Kepala SMKN 1 Sale, Widodo mengaku sudah mendapatkan informasi terkait dirinya yang dibebastugaskan dari jabatannya.
Baca juga: Siswi yang Ungkap Pungli di SMKN 1 Sale Dapat Pendampingan Khusus, Disebut agar Tak Ada Perundungan
"Sore tadi saya mendengar bahwa posisi saya di Sale sudah digantikan oleh Plh (pelaksana harian)," kata Widodo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/7/2023).
Ia mengatakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sudah mendatangi SMKN 1 Sale.
Kedatangan itu setelah dugaan pungli berkedok infak diketahui oleh Ganjar saat melakukan kunjungan kerja ke Rembang.
"Kemarin dari cabang dinas juga mengecek ke lapangan, didampingi oleh ketua komite."
"Sudah dijelaskan peruntukannya juga secara gamblang dan meninjau lokasi musala."
"Selain itu, juga diperlihatkan kekurangan-kekurangan sarpras yang ada di Sale," ungkapnya.
Sementara itu, saat ini Widodo masih menunggu surat resmi pencopotannya.
"Surat bebas tugas belum datang secara langsung ke saya, cuman saya dikasih tahu bahwa di Sale sudah digantikan sama Plh," urainya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.