Ganjar Tegaskan SMA, SMK, SLB Negeri di Jateng Gratis, Lapor ke Sini bila Ada Pungli
Ganjar Pranowo menegaskan biaya SMA, SMK, SLB negeri di Jawa Tengah, gratis. Apabila menemukan adanya pungli, bisa melaporkan ke tiga kanal ini.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan SMA, SMK, dan SLB negeri di Jawa Tengah (Jateng), gratis biaya sekolah.
Artinya, siswa tidak perlu lagi membayar SPP, uang gedung, hingga uang seragam.
Hal ini diumumkan Ganjar melalui akun Instagram-nya, dikutip Tribunnews.com, Kamis (13/7/2023).
"SMA/SMK/SLB negeri se-Jawa Tengah gratis," tulis Ganjar dalam postingannya.
Baca juga: Sosok Widodo, Kepala SMKN 1 Sale Dibebastugaskan Buntut Pungli Berkedok Infak, Segini Hartanya
Apabila masyarakat menemukan adanya pungutan liar (pungli), dapat melaporkan melalui sejumlah kanal yang disediakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.
Pertama, melalui pesan WhatsApp ke nomor 0823 2961 5325.
Kedua, melalui Instagram Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng dengan akun @pdkjateng.
Kanal ketiga bisa melalui s.id/laporgub atau klik link ini.
Adapun jenis pungli di SMA/SMK/SLB negeri se-Jawa Tengah yang bisa dilaporkan masyarakat adalah:
- Pungutan kepada siswa dan orang tua/wali siswa
Meliputi: uang gedung, SPP, infaq, wisata, wisuda, dan jenis pungutan lain dalam bentuk apapun.
- Pengadaan seragam sekolah melalui satuan pendidikan (sekolah), koperasi sekolah, guru, organisasi/lembaga sekolah, penunjukan toko, dan paguyuban.
Pengadaan seragam hanya boleh dilakukan secara mandiri oleh siswa/orang tua/wali siswa.
"Kamu menemukan pungli di sekolah? Langsung laporkan ke nomor ini 0823 2961 5325."
"Jangan takut dan jangan khawatir. Ruang pendidikan ini harus kita perbaiki bersama-sama, dengan peran panjenengan semua," tulis Ganjar.
Lantas, bagaimana dengan jenjang SD dan SMA?
Ganjar menjelaskan, untuk jenjang SD dan SMP menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.
"Jika SMA/SMK/SLB Negeri jadi kewenangan Pemerintah Provinsi, maka untuk tingkat SD dan SMP menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/kota," lanjut Ganjar.
Diketahui, kebijakan SMA/SMK/SLB negeri di Jawa Tengah sebenarnya sudah berlaku sejak tahun ajaran 2020/2021.
Pengumuman sekolah gratis di Jateng ini disampaikan Ganjar dalam konferensi pers di Bandara Ahmad Yani Semarang, Jumat (27/12/2019).
"Kami akan menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa SMA/SMK dan SLB negeri."
"Mudah-mudahan, dengan program ini maka upaya mewujudkan sumber daya manusia yang unggul di Jawa Tengah akan cepat terwujud," kata Ganjar, dikutip dari jatengprov.go.id.
Pelaksanaan program ini, lanjut dia, harus mendapat dukungan dari seluruh kepala sekolah yang ada.
Pihaknya juga akan mengawasi, agar di sekolah-sekolah negeri tidak terjadi banyak pungutan.
"Kami akan awasi, jangan sampai SPP-nya gratis, tapi pihak sekolah tetap meminta pungutan-pungutan biaya lainnya," tegas gubernur.
Tak hanya biaya pendidikan yang gratis, Pemprov Jateng juga memberikan seragam sekolah gratis untuk siswa miskin.
Baca juga: Pembelaan Eks Kepsek SMKN 1 Sale yang Dibebastugaskan Ganjar Buntut Dugaan Pungli Berkedok Infak
Pungli Berkedok Infak di SMKN 1 Sale
Diberitakan sebelumnya, Ganjar sempat menyoroti kasus dugaan pungli berkedok infak di SMKN 1 Sale, Rembang.
Hal ini diketahui Ganjar setelah mendapat curhatan dari seorang siswi yang bersekolah di SMK tersebut.
Saat itu, Ganjar Pranowo hadir memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).
Dalam video yang diunggah di akun Instagram-nya, mulanya orang nomor satu di Jawa Tengah itu memanggil peserta seminar tersebut ke panggung.
Ganjar Pranowo meminta agar para siswa itu memperkenalkan diri.
Ganjar Pranowo lantas bertanya kepada seorang peserta yang menggunakan jas biru berjilbab putih terkait biaya di sekolahnya.
Siswa itu mengatakan setiap tahunnya dikenakan biaya sebesar Rp 300 ribu untuk infak.
Mendengar hal tersebut, Ganjar pun terlihat kaget.
"Sekolah bayar ra?" tanya Ganjar
"Bayar untuk uang gedung," jawab siswi .
"Hah, SMK Negeri (bayar)?" tanya Ganjar lagi.
"Untuk infak," ujar siswi.
"Infaqnya berapa?" tanya Ganjar.
"Setiap naik kelas beda, (terakhir) Rp 300 ribu," kata siswi itu.
Mendengar penyataan siswi yang tak disebutkan namanya itu membuat Ganajr Pranowo heran.
Bagaimana tidak, Ganjar Pranowo mengaku telah mengimbau kepada pihak sekolah negeri untuk tak memungut biaya apapun kepada siswa.
Namun, ia mengatakan di lapangan masih banyak sekolah yang tetap menarik uang kepada siswanya dengan berbagai alasan.
Lebih lanjut, Ganjar kemudian meminta Kepala SMK tersebut untuk menghadapnya.
"Benar ya? Ini ciri-ciri kepala sekolahnya habis ini bermasalah sama gubernurnya."
"Ini kreativitasnya sekolah. Sudah kita larang tidak boleh ada pungutan, ngeyel."
"'Oh ini bukan pungutan Pak Gubernur, ini infak', saya pastikan nanti saya suruh kembalikan itu, kalau enggak kepala sekolahnya saja yang saya suruh berhenti," ujarnya.
Ditemui setelah acara seminar nasional, Ganjar mengaku senang secara tak sengaja menemukan indikasi dugaan pungli sekolan negeri di Jawa Tengah.
"Nah ini masih ketahuan. Saya senang sekali karena ada siswa yang mau mengaku."
"Bayar nggak sekolahnya, dua sekolah mengatakan tidak, hanya beli seragam."
"Its ok, beli seragam. Yang satu, nggak bayar tapi membayar gedung. Masak membayar sih? Infak, Pak," kata Ganjar Pranowo, Senin (10/7/2023), dikutip dari TribunJateng.
Menurutnya, infak yang dibebankan kepada para siswa itu juga termasuk dalam pungutan liar.
Saat itu, ganjar menyebut akan mengambil tindakan tegas terkait persoalan tersebut.
"Jadi kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan nggak, bayar nggak, dan diganti infak menurut saya sama saja."
"Nanti akan saya selesaikan setelah ini. Langsung saya telepon habis ini," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunJateng.com/Hermawan Endra/Mazka Hauzan Naufal)