Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembelaan Eks Kepsek SMKN 1 Sale yang Dibebastugaskan Ganjar Buntut Dugaan Pungli Berkedok Infak

Berikut pembelaan dari eks Kepala SMKN 1 Sale yang dibebastugaskan Ganjar buntut dugaan pungli berkedok infak.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Pembelaan Eks Kepsek SMKN 1 Sale yang Dibebastugaskan Ganjar Buntut Dugaan Pungli Berkedok Infak
Istimewa via Tribun Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023). Berikut pembelaan dari eks Kepala SMKN 1 Sale yang dibebastugaskan Ganjar buntut dugaan pungli berkedok infak. 

TRIBUNNEWS.COM - Eks Kepala Sekolah SMKN 1 Sale Rembang, Widodo memberikan pembelaannya usai dibebastugaskan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo setelah memperoleh informasi adanya pungli berkedok infak yang disampaikan oleh salah satu muridnya.

Dikutip dari Kompas.com, Widodo menegaskan bahwa infak tersebut bukanlah pungli.

Ia mengatakan infak tersebut merupakan inisiatif dirinya dan pihak komite dengan cara menarik iuran dari para wali murid.

Widodo beralasan adanya penarikan iuran tersebut lantaran sekolah belum memiliki tempat ibadah.

"SMK Sale dari total 550 siswa kan belum punya sarana tempat ibadah mushala dan itu inisiatif saya dengan komite mengumpulkan wali-wali murid dan kita ceitakan semenjak awal sampai 2022 itu belum punya mushala, jadi saat Shalat Dhuhur dan Ashar itu kita masih dompleng di SMP," katanya.

Baca juga: Sosok Widodo, Kepala SMKN 1 Sale Dibebastugaskan Buntut Pungli Berkedok Infak, Segini Hartanya

Dirinya berujar bahwa iuran tersebut pun disambut baik oleh wali murid meski menurut pihak komite, apa yang dilakukan telah bertentangan dengan aturan yang ada.

"Terus ditawarkan ke wali murid untuk membahas mushala itu dan ternyata mereka responnya bagus, tapi dengan aturan yang ada kan bertentangan, cuman komite melihat kondisi rill di lapangan memberanikan diri," jelas Widodo.

Berita Rekomendasi

Kendati demikian, Widodo mengatakan infak tersebut tidak bersifat wajib dan diberlakukan bagi orang tua murid yang dinilai mampu secara ekonomi.

"Itu pun tidak mengikat sifatnya, kalau mereka ada lebih boleh, tidak Rp 300 (ribu) bisa lebih, kalau misalkan mereka sanggupnya kok hanya Rp 200 (ribu) atau Rp 100 (ribu) silahkan dan itu pun kita klasifikasi, yang memang benar-benar tidak mampu bayar, kita data dan tidak diwajibkan untuk membayar iuran," tukasnya.

Uang Infak Belum Cukup, Dapat Bantuan dari Perusahaan Tambang

Widodo pun menjelaskan meski telah menarik iuran berupa infak, mushala yang diinginkan pun belum dapat dibangun karena nominal uang yang belum mencukupi.

Ia menyebut dari infak yang telah diberikan hanya terkumpul Rp 130 juta dari total anggaran Rp 260 juta.

Baca juga: Ganjar Dicurhati Siswa soal Pungli Berkedok Infak, Gubernur Jateng Berang, Bagaimana Nasib Terlapor?


Selain infak, Widodo mengatakan perusahaan tambang di sekitar sekolah pun turut menyumbang sebesar Rp 50 juta.

"Mushala-nya belum jadi, ini masih sekitar 70-an persen belum ada atap, belum kearmikan dan belum ada jendelanya," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas