Pasutri Asal Nunukan Haji Pakai Visa TKI, Ibadah di Jalanan, Padahal Sudah Bayar Rp 628 Juta
Pasutri jemaah haji asal Nunukan mengalami pengalaman tak mengenakkan, berangkat pakai visa amil hingga didenda. Padahal, sudah membayar Rp 628 juta.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kisah tak mengenakkan datang dari pasangan suami istri (pasutri) jemaah haji asal Nunukan, Kalimantan Utara.
Suparman dan Adnjana berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Keduanya bisa langsung berangkat ke Arab Saudi tanpa harus menunggu antrean puluhan tahun.
Mereka rela merogoh kocek hingga Rp 628 juta.
Pasutri itu menggunakan salah satu agen travel yang bisa langsung berangkat ke Tanah Suci.
Meski telah membayar mahal, pasutri tersebut justru mendapat pengalaman yang tak menyenangkan.
Baca juga: BREAKING NEWS Jemaah Haji Suharja Ditemukan Wafat, Jenazah Akan Disalatkan di Masjidil Haram
Seperti apa ceritanya?
Melansir TribunKaltara.com, setibanya di Arab Saudi, pasutri itu baru menyadari bahwa mereka menggunakan visa amil.
Diketahui, visa amil diperuntukkan bagi pekerja atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Suparman mengatakan, ada beberapa masalah yang dihadapi karena masuk dengan visa tersebut.
Setibanya di Arab Saudi, mereka tidak menggunakan baju ihrom seperti rombongan haji lainnya.
Tak hanya itu, Suparman dan istrinya juga dikenai denda Rp 2 juta per orang karena menggunakan visa amil.
"Kami baru tahu visa yang kami gunakan itu untuk pekerja, setelah tiba di Jeddah dan diperiksa petugas."
"Yang daftarkan (haji) istri saya. Sampai di Jeddah yang lain pakai seragam travel, kami pakai pakaian biasa," ujarnya, Sabtu (15/7/2023).
Setelah urusan itu selesai, mereka menuju hotel dan melanjutkan beribadah, seperti jemaah haji lainnya.
Namun, Suparman dan istri beserta rombongan yang menggunakan agen travel itu tak menempati tenda sebagaimana rombongan haji pada umumnya.
Bahkan, Suparman sempat diusir oleh jemaah lain saat menempati tenda.
"Sempat kami menempati tenda, tapi diusir karena memang bukan tenda punya rombongan haji kami," ungkapnya, dilansir Kompas.com.
Dikatakan Suparman, saat itu cuaca di Tanah Suci sedang panas-panasnya.
Ia dan rombongan beribadah hanya dengan beralas kardus tanpa tenda.
"Kami melakukan ibadah haji di jalanan, alasnya cuma kardus."
"Panasnya luar biasa, sampai berkali-kali siram air mineral ke kepala," jelasnya.
Kondisi tersebut selalu terjadi, bahkan ketika rombongannya mencoba ikut berteduh di pohon kecil yang ada di pinggir jalan.
Suparman mengaku kembali diusir oleh jemaah lain.
"Kami tuh terpaksa berhaji dengan pencar-pencar."
"Tidak ngumpul kayak haji-haji lain yang satu rombongan."
"Cari tempat neduh masing-masing karena cuacanya panas sekali," ungkapnya.
Baca juga: Berusia 104 Tahun, Jemaah Haji asal Lombok Praya ini Berhak atas Gelar ‘Tuan Rahmatullah’
Tak berhenti di situ, saat hendak pulang ke Indonesia, mereka pulang secara terpisah.
"Pulangnya itu sedikit-sedikit. Pertama empat orang di pesawat ini, rombongan kedua empat orang lagi di pesawat lain dan seterusnya."
"Harinya juga beda, termasuk jalurnya muter-muter dan kaki sampai bengkak kelamaan di pesawat," terangnya.
Suparman mengatakan, ia dan istrinya tiba di Indonesia setelah beberapa kali transit.
"Saya dan istri baru tiba karena transit beberapa kali."
"Mulai dari Jeddah, Korea, Singapura, Jakarta, Balikpapan," bebernya.
Kendati mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, Suparman mengaku bersyukur dan tak menyesal.
"Saya bersyukur bisa berhaji dengan lancar meski ada pengalaman tidak enaknya."
"Kalau ditanya apakah menyesal, ya tidak, karena saya bisa berhaji, dan bisa berbagi pengalaman saya," tandasnya.
Repons agen travel
Diketahui, Suparman memakai jasa travel Aliston saat melaksanakan ibadah haji.
Terkait dengan pengalaman yang dialami Suparman, CEO PT Aliston, Fatichotun Nayiroh memberi penjelasan.
Fatichotun tidak membantah telah memberangkatkan jemaah haji dengan visa amil.
Baca juga: Ketegaran hati Ruziah Jemaah Haji asal Lampung, Pulang ke Kampung Halaman Tanpa Suami Tercinta
Namun, ia menyebut, visa amil yang digunakan adalah visa amil ekspatriat.
Menurutnya, visa amil ekspatriat bisa digunakan untuk melaksanakan ibadah haji.
"Ada undang-undang dan tatanannya di Kerajaan Arab Saudi, via ekspatriat silakan dipakai haji, boleh itu."
"Progresnya, visa amil juga ada bonus umrahnya. Jangan dilihat visa amilnya tok. Ini visa amil ekspatriat ya yang kita bahas," tegasnya.
Pihaknya juga memberi klarifikasi soal pengalaman tidak mengenakkan jemaah haji saat wukuf.
Ia menegaskan, pengalaman itu terjadi akibat cuaca panas melanda Arab Saudi.
Selain itu, ada juga beberapa kendala teknis dalam sejumlah fasilitas haji di Mekkah.
Pengalaman-pengalaman itu disebut juga dialami para jemaah haji lain.
"Kalau kesannya ada penelantaran, kami tidak mungkin melakukan itu, semua fasilitas kami berikan lengkap."
"Semua terdokumentasikan, dan kami siap membuktikan, dan akan bertanggung jawab penuh jika memang terjadi," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunKaltara.com/Febrianus Felis, Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.