Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik KA Brantas Tabrak Truk, Penjaga Perlintasan Teriak ke Sopir, lalu Lari Beri Kode Masinis

Penjaga perlintasan Kota Semarang ungkap detik-detik KA Brantas tabrak truk. Ia teriak ke sopir lalu lari ke arah kereta memberi kode ke masinis.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Detik-detik KA Brantas Tabrak Truk, Penjaga Perlintasan Teriak ke Sopir, lalu Lari Beri Kode Masinis
TribunJateng.com Iwan Arifianto/Istimewa
Penjaga Jalan Lintasan (PJL) dari Dishub Kota Semarang, Agus Setiawan (kiri) selepas diperiksa polisi di kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis (20/7/2023). Rekaman KA Brantas tabrak truk (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Penjaga Jalan Lintasan (PJL) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Agus Setiawan menceritakan detik-detik sebelum Kereta Api (KA) Brantas menabrak truk tronton.

Diketahui, kecelakaan terjadi di lintasan Jalan Madukoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023).

Sebelum kejadian, Agus sempat berlari sekira 400 meter ke arah kereta datang.

Tujuannya adalah untuk memberi kode darurat kepada masinis KA Brantas.

Ia memberikan kode khusus yang dikalangan mereka disebut kode 3.

Kode tersebut sebagai informasi bahwa di tengah perlintasan ada truk yang berhenti.

Baca juga: Masih Syok, Sopir Truk Mengaku Dengar Peringatan Kereta Melintas Tapi Truknya Tiba-tiba Mogok

Kemudian, masinis yang mendapat kode itu merespons dengan memberi kode 35.

Berita Rekomendasi

Masinis kemudian menggunakan rem emergency sebagai upaya untuk menyelamatkan diri dan ratusan penumpang.

Dikatakan Agus, ia sempat berteriak ke arah sopir truk, mengutip TribunJateng.com.

Namun, karena kereta sudah dekat menuju tempat truk berhenti, maka ia berlari untuk memberi kode ke masinis KA Brantas.

"Saya berteriak ke sopir, namun karena kereta sudah dekat saya berlari sampai 400 meter ke arah barat atau arah kereta datang."

"Saya beri kode pakai handp lamp ke masinis habis itu saya dengar suara klakson, disusul suara keluaran gas rem sebanyak tiga kali," jelas Agua, Kamis (20/7/2023).

Sebenarnya, kata Agus, tiga menit sebelum kecelakaan terjadi, Agus sudah mengaktifkan sirine di palang pintu, sebagai tanda ada kereta yang hendak melintas.

Di sisi lain, dari arah utara ke selatan, truk tronton tetap melintas meski sudah ada suara sirine.

Namun, truk tiba-tiba tersangkut ketika hendak melintasi rel kedua yang berada di sisi selatan.

"Truk lewat palang masih terbuka, disusul palang menutup."

"Truk bukan mogok tapi tersangkut, mesin masih menyala," jelasnya.

Penjaga Jalan Lintasan (PJL) dari Dishub Kota Semarang, Agus Setiawan
Penjaga Jalan Lintasan (PJL) dari Dishub Kota Semarang, Agus Setiawan selepas diperiksa polisi di kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis (20/7/2023).

Sopir dan kernet pun segera keluar dari truk untuk menyelamatkan diri.

Kecelakaan pun tak terhindarkan, KA Brantas yang melintas akhirnya menabrak truk yang tersangkut di perlintasan rel.

Setelah tabrakan terjadi, penumpang di KA Brantas panik dan teriak histeris.

Mereka berhamburan keluar lewat pintu lokomotif.

Sopir truk langgar aturan

Melansir Kompas.com, sopir truk tronton, Heru Susanto diduga melanggar aturan lalu lintas.

Pasalnya, truk besar semestinya dilarang melintasi jalan tersebut.

Demikian disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Pol Satake Bayu.

Dikatakannya, Jalan Raya Madukoro masuk dalam kategori Jalan Kelas II, yang tidak boleh dilintasi kendaraan besar seperti truk tronton.

Baca juga: Sopir Truk Langgar Aturan dan akibatkan Kecelakaan Kereta Api di Semarang, Sengaja Potong Jalur

"(Melanggar) iya, sebenarnya dia tahu bahwa ini bukan jalannya dia."

"Itu jalan kelas 2 yang harusnya dia tidak melewati, tapi sekarang masih penyelidikan," ujarnya, Kamis.

Menurut hasil pemeriksaan terhadap sopir, truk tronton yang dikendari mengalami mati mesin dan diduga tersangkut di rel kereta.

Hal itu mungkin terjadi karena lintasan di sana cukup menanjak atau elevasi lebih dibandingkan jalanan datar di sekitarnya.

Pengakuan sopir truk

Dikutip dari TribunJateng.com, Heru Susanto mengakui dirinya telah melanggar aturan lalu lintas.

"Saya akui salah jalur, tahu tidak boleh. Alasan lewat situ lebih singkat hendak ke Mberok, Joha mau ambil crane kirim ke Solo," ungkapnya, di Kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis.

Ia memilih jalur tersebut karena lebih cepat. Apalagi, ia sudah pernah melewati jalur itu sebelumnya.

Namun, saat kembali melewati jalur itu, truknya mengalami mati mesin di atas rel kedua atu rel hulu sisi selatan.

"Truk mogok di rel kedua (dari utara) mati mesin, mungkin nyangkut."

"Sempat bisa gerak maju satu meter terus nggak bisa mesin mati lagi, kernet tak suruh keluar," urainya.

Heru Susanto, sopir yang truk trontonnya ditabrak KA 112 Brantas, saat ditemui di Kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis (20/7/2023) (kiri).
Heru Susanto, sopir yang truk trontonnya ditabrak KA 112 Brantas, saat ditemui di Kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis (20/7/2023) (kiri). (TRIBUNJATENG.com Iwan Arifianto/ISTIMEWA)

Saat berupaya menghidupkan mesin truknya, Heru Susanto mendengar ada suara kereta api dari arah barat.

Ia dan kernetnya akhirnya bergegas keluar dari truk untuk menyelamatkan diri.

"Saya lewat situ palang belum nutup, tapi sudah ada sirine saat lewat rel pertama (sisi utara)," tandasnya.

Kronologi kejadian

Kecelakaan KA Brantas menabrak truk terjadi pada Selasa malam di lintasan kereta Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang.

Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima Tribunnews.com, awalnya terlihat truk putih melaju pelan.

Setibanya di lintasan kereta, truk tersebut tersangkut hingga terhenti.

Bahkan, sampai palang pintu lintasan kereta tertutup, truk itu tak maju maupun mundur.

Warga setempat yang mengetahui kejadian itu tampak kebingungan.

Kereta yang melaju tak bisa menghindari terjadinya tabrakan.

Kereta baru berhenti setelah menabrak truk hingga memunculkan api besar.

Akibat insiden itu, seorang penumpang mengalami luka setelah lompat dari gerbong kereta karena panik.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Pravitri Retno W, TribunJateng.com/Iwan Arifianto, Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas