Diduga Bawa Kabur Tabungan Siswa, Mantan Kepsek SD di Tasikmalaya Minta Maaf & Janji Kembalikan Uang
Ijang pun mengaku siap bertanggung jawab dan kini tengah mengupayakan untuk dapat mengembalikan uang tersebut kepada para siswa.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Para orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Pakemitan Tasikmalaya, Jawa Barat menggelar aksi protes di depan Kantor Desa Pakemitan.
Mereka meminta pemerintah desa setempat untuk membantu mengusut keberadaan uang tabungan berjumlah Rp 800 juta milik para siswa.
Pasalnya mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 3 Pakemitan, Ijang Suhandi tidak mengembalikan uang tabungan anak mereka.
Menanggapi hal ini, Ijang pun menyampaikan permintaan maafnya kepada para orang tua siswa.
Baca juga: Awal Mula Terungkapnya Kasus Mantan Kepsek Diduga Bawa Kabur Uang Ratusan Juta Tabungan Siswa
Menurutnya, tertundanya pengembalian uang tabungan tersebut karena adanya 'musibah', namun ia tidak menjelaskan alasannya.
"Terlebih dahulu saya mohon maaf pada orang tua siswa, wabil khusus di (SDN) Pakemitan 1 juga di Pakemitan 3, mungkin kemarin-kemarin belum bisa dikembalikan itu karena ada hal-hal yang intinya musibah," kata Ijang, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (25/7/2023).
Ia pun mengaku siap bertanggung jawab dan kini tengah mengupayakan untuk dapat mengembalikan uang tersebut kepada para siswa.
Oleh karena itu, dirinya meminta para orang tua siswa untuk sabar.
"Dan kami harap kepada para orang tua juga mohon bersabar, saya ini juga sedang berupaya, berusaha dan bertanggung jawab untuk mengembalikan hak bapak ibu semua, terutama tabungan yang ada di saya," jelas Ijang.
Baca juga: Soal Tabungan Siswa SD di Pangandaran, Polres Buka Posko Pengaduan hingga Periksa Puluhan Saksi
Uang Diduga Dibawa Kabur Capai Rp 800 Juta
Diketahui mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 dan 3 Pakemitan Tasikmalaya, Jawa Barat, IS diduga membawa kabur tabungan para siswa yang selama ini disetorkan tiap minggunya.
Total nilai uang tabungan siswa yang dibawa kabur itu bahkan mencapai Rp 800 juta.
Uang tabungan ini seharusnya dibagikan kembali kepada masing-masing siswa saat kenaikan kelas.
Namun ketika tiba pada waktu pembagian, uang tabungan itu ternyata tidak juga dikembalikan.