Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar Berubah Usai Jenazah MA Diautopsi

Keluarga MA (13) siswanya yang meninggal saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menempuh jalur hukum.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Nasib Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar Berubah Usai Jenazah MA Diautopsi
Dian Herdiansyah/Tribun Jabar
Makam MA (13) siswa SMPN 1 Ciambar, Sukabumi yang ditemukan meninggal dunia saat MPLS 

Proses pemeriksaan awal telah dilakukan dengan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.

"Total tiga saksi, dua yang sudah dimintai keterangan, baik dari saksi yang ada di lokasi saat kejadian maupun dari pihak sekolah," lanjutnya.

Fakta-fakta yang Ditemukan

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni menyebut fakta-fakta mengenai kegiatan MPLS di SMPN 2 Ciambar.

Kegiatan hiking atau lintas alam yang dilakukan SMPN 1 Ciambar tak berizin.

Peristiwa tenggelamnya MA sampai meninggal dunia saat mandi di Sungai Cileuleuy dalam kegiatan hiking di luar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), peristiwa itu terjadi pada Sabtu (22/7/2023) lalu. Padahal MPLS hanya dilakukan sampai hari Jumat sesuai kalender pendidikan.

Jujun menjelaskan, untuk sanksi terhadap pihak sekolah atau kepala sekolah, Dinas Pendidikan masih menunggu hasil pemeriksaan pihak kepolisian.

BERITA REKOMENDASI

Keluarga Tetap Proses Hukum

Sementara itu, ayah korban, Iman (39) meminta petugas kepolisian mengusut kasus tewasnya MA saat mengikuti MPLS di sungai.

"Nyawa enggak bisa dibeli. Kami meminta keadilan," ucapnya.

Adapun kegiatan MPLS di sungai diikuti ratusan siswa dan pihak sekolah diduga tidak melakukan pengawasan.

Bahkan, pihak sekolah tidak mengetahui anaknya tenggelam di sungai.


"Saat istri saya datang ke sekolah bertanya tentang keberadaan anak kami, pihak sekolah tidak ada yang menjawab."

"Karena tak kunjung ada kabar, istri saya akhirnya kembali datang ke sekolah bersama warga sampai tiga kali. Baru setelah itu kepala sekolahnya ikut mencari keberadaan anak saya," paparnya.

Menurutnya, pihak sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian yang menewaskan anaknya.

“Kalau saja istrinya enggak datang ke sekolah dan tanya anak kami di mana, mungkin keberadaan anak kami belum diketahui hingga kini."

"Pihak sekolah enggak ada yang datang pas hari pertama anak kami hilang. Enggak ada yang ngasih kabar ke sini," tandasnya. (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas