Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Regional: Fakta Mahasiswi IPB Tewas saat Penelitian - Viral Video Warga Jarah Susu Kaleng

Berikut berita populer regional mulai fakta-fakta dari kasus tewasnya mahasiswa S2 Institut Pertanian Bogor (IPB) hingga viral video warga jarah susu

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Populer Regional: Fakta Mahasiswi IPB Tewas saat Penelitian - Viral Video Warga Jarah Susu Kaleng
Kolase Tribunnews.com
Berikut berita populer regional mulai fakta-fakta dari kasus tewasnya mahasiswa S2 Institut Pertanian Bogor (IPB) hingga viral video warga jarah susu kaleng. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai fakta-fakta dari kasus tewasnya mahasiswa S2 Institut Pertanian Bogor (IPB).

Korban bernama Laila Atika Sari tewas saat lakukan penelitian di laboratorium.

Laboratorium tersebut diketahui terbakar pada Jumat (18/8/2023) kemarin.

Kemudian ada anggota TNI gugur setelah ditembak Kelompok Separatis Teroris (KST) di Yahukimo.

Satgas Satgas Mobile (Pos Camar), Pratu Mar Agung Pamuji diserang saat melaksanakan Pengamanan Pembangunan Pos Camar Jalan Paradiso Bawah Km 6, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.

Jenazah Pratu Mar Agung Pamuji sedang dievakuasi menuju Jakarta.

Baca juga: Populer Internasional: Perawat di Inggris Bunuh 7 Bayi - Donasi Organ Bocah Israel Selamatkan 4 Anak

Berita populer terakhir ada warga jarah susu kaleng Bear Brand dari truk di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Berita Rekomendasi

Aksi warga tersebut terekam kamera dan viral di media sosial.

Pihak perusahan menegaskan tidak mempermasalahkan kejadian ini lantaran susu kaleng yang diambil warga tidak layak jual.

Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:

1. Fakta Mahasiswi IPB Tewas saat Penelitian Tesis: Keluar Asap saat Berkemas, Tak Ada Suara Ledakan

Laila Atika Sari mahasiswi S2 Institut Pertanian Bogor (IPB) korban meninggal dunia akibat kebakaran.
Laila Atika Sari mahasiswi S2 Institut Pertanian Bogor (IPB) korban meninggal dunia akibat kebakaran. ((Facebook @Achrini Bunda))

Laila Atika Sari, mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, tewas karena kebakaran saat melakukan penelitian di laboratorium, Jumat (18/8/2023).

Laila merupakan mahasiswi Program Pascasarjana Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan, IPB.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Laila sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Hingga saat ini, pihak kampus dan polisi masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab kebakaran.

Dihimpun Tribunnews.com, berikut fakta-fakta soal mahasiswi IPB yang tewas saat melakukan penelitian di kampus:

Kronologi kejadian

Melansir Kompas.com, peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat (18/8/2023).

Ketika itu, Laila sedang melaksanakan penelitian dan tengah menganalisa lemak bahan pakan dengan metode soxlet.

"Pada sekitar pukul 16.00 WIB terjadi kebakaran di ruang tersebut, dan ternyata juga mengenai Laila," kata Kepala Biro Komunikasi IPB, Yatri Indah Kusumaputri, Senin (21/8/2023).
Mahasiswa lain yang berada di sekitar laboratorium segera membantu memadamkan api dan menolong Laila.

Laila lalu dilarikan ke Rumah Sakit Medika Dramaga.

Namun, tim dokter menyarankan agar Laila dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas perawatan lebih baik.

Tim IPB dan keluarga kemudian sepakat membawa Laila ke RSCM Jakarta.

Baca selengkapnya.

2. Gugur saat Kontak Tembak di Yahukimo, Jenazah Pratu Mar Agung Pamuji Dievakuasi ke Jakarta

Pratu Agung Pramudi Laksono, prajurit marinir TNI AL gugur dalam baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pada Senin (21/8/2023) dan ilustrasi KKB.
Pratu Agung Pramudi Laksono, prajurit marinir TNI AL gugur dalam baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pada Senin (21/8/2023) dan ilustrasi KKB. (Kolase Tribunnews.com/ist)

Seorang personel Satgas Satgas Mobile (Pos Camar), Pratu Agung Pramudi Laksono, anggota Yonif 6 Marinir gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) Yahukimo.

Kontak tembak tersebut terjadi pukul 11.02 WIT.

Saat itu Personel Satgas tengah melaksanakan Pengamanan Pembangunan Pos Camar Jalan Paradiso Bawah Km 6, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.

Mereka kemudian mendapat serangan tembakan dari Kelompok KST Yahukimo.

Selanjutnya Pratu Mar Agung Pamuji dievakuasi ke RSUD Dekai dan langsung mendapatkan penanganan medis.

"Pukul 12.40 WIT, Tenaga medis RSUD Dekai menyatakan Personel Satgas korban kontak tembak dinyatakan gugur," kata keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AL dikutip Selasa (22/8/2023).

Baca selengkapnya

3. Dian Beri Pesan ke Siti usai Tes DNA, Masih Yakin Bayi yang Dirawat Merupakan Anak Kandungnya

Ekspresi Siti Mauliah dan suami (kiri) dan Ibu Dian (kanana) menjelang tes DNA bayi yang tertukar di Puslabfor Polri, Bogor Senin 21 Agustus 2023. Siti Mauliah dan suami terlihat lebih rileks. Sementara, ibu Dian terlihat tidak tenang dan memeluk erat bayinya.
Ekspresi Siti Mauliah dan suami (kiri) dan Ibu Dian (kanana) menjelang tes DNA bayi yang tertukar di Puslabfor Polri, Bogor Senin 21 Agustus 2023. Siti Mauliah dan suami terlihat lebih rileks. Sementara, ibu Dian terlihat tidak tenang dan memeluk erat bayinya. (Foto kolase)

Setelah sempat menolak, Dian akhirnya mau melakukan tes DNA untuk mengetahui bayi yang dirawatnya selama setahun merupakan anak kandungnya atau bukan.

Dian dan suaminya menjalani tes DNA di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (21/8/2023).

Selain Dian, Siti Mauliah dan suami juga menjalani tes DNA di lokasi yang sama.

Diketahui, bayi Dian dan Siti Mauliah diduga tertukar karena hasil tes DNA yang dilakukan Siti Mauliah sebelumnya tidak ditemukan kecocokan.

Keduanya sama-sama melahirkan bayi laki-laki di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada 18 Juli 2022 lalu.

Kuasa Hukum Dian, Binsar Aritonang, mengatakan kliennya sampai saat ini masih yakin bayi yang selama ini dirawat merupakan anak kandungnya.

Sembari menunggu hasil tes DNA, Dian meminta Siti untuk sama-sama merawat bayi layaknya anak kandung sendiri.

"Kita sama-sama merawat bayi ini seperti bayinya sendiri. Masih dianggap anak kandungnya sampai saat ini," bebernya, Senin (21/8/2023), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Binsar Aritonang mengatakan, Dian dan suaminya sampai saat ini tidak mau diwawancarai dan menunjukkan muka bayi.

Hal ini dilakukan karena mereka masih syok dan belum dapat menerima kenyataan jika hasil tes DNA tidak menunjukkan kecocokan.

Seusai menjalani persalinan hingga dipaksa tes DNA, Dian masih menganggap bayi yang dirawat merupakan anak kandungnya.

Menurut Binsar Aritonang, kliennya perlu waktu untuk mengiyakan permintaan tes DNA.

Baca selengkapnya.

4. Mahasiswi Kedokteran Tewas dengan Mulut Berbusa di Semarang, Sempat Ribut hingga Penyelidikan Polisi

Ilustrasi tewas
Ilustrasi tewas (Tribunnews.com/Net)

Mahasiswi kedokteran yang sedang mengikuti program profesi atau koas di Kota Semarang, Jawa Tengah ditemukan meninggal dunia dengan mulut berbusa.

Korban bernama Dea (23) tersebut meninggal dengan mulut berbusa di kamar kosnya di Jl Kijang Utara, Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang.

Diketahui, Dea merupakan mahasiswa asal perguruan tinggi di Jakarta dan sedang menjalani koas di RS Bhayangkara Semarang.

Teman korban, Beatrice Purba mengatakan, korban ditemukan tewas pada Senin (21/8/2023) sekira pukul 15.00 WIB.

Ia menceritakan, sejak pagi teman kos korban dan Beatrice berusaha menghubungi korban karena ada sopir taksi online yang datang untuk menagih uang pembayaran.

"Pertama, bapak kos hubungi saya sekitar jam 07.27 WIB minta saya hubungi korban, karena ada taksi online dari Klaten yang belum dibayar korban."

"Saya terus hubungi korban lewat WhatsApp tapi tidak direspons, saya gedor-gedor kamarnya juga tidak ada respons," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (21/8/2023).

Mengutip Kompas.com, Beatrice dan teman kos korban akhirnya patungan untuk membayarkan tagihan tersebut.

Saat itu lah, sopir taksi bercerita bahwa korban sempat ribut lewat telepon saat naik taksi online.

"Kami lalu bayarin tagihannya kan Rp 515.000. Terus bapake (sopir) itu cerita kalau ada masalah, korban teleponan gitu. Ribut di handphone," jelasnya.

Setelah lama menunggu dan tak ada tanggapan, akhirnya kaca jendela kamar korban pun dipecahkan dan mereka melihat korban sudah tak bernyawa.

"Kita coba pecahin kaca karena kuncinya nyangkut di dalam, dikunci dari dalam. Setelah kita masuk ternyata dia sudah tertutup selimut tangannya terus kita buka tangannya sudah kaku ada busanya terlentang pakai baju. Iya sedang koas," jelasnya.

Baca selengkapnya.

5. Viral Video Warga Jarah Susu Kaleng dari Truk yang Kecelakaan, Ada yang Bawa Karung, Ini Faktanya

Sebuah video yang memperlihatkan warga menjarah susu kaleng dari truk yang kecelakaan viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Langut, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (21/8/2023).
Sebuah video yang memperlihatkan warga menjarah susu kaleng dari truk yang kecelakaan viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Langut, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). (Instagram @indramayuupdate)

Sebuah video yang memperlihatkan warga menjarah susu kaleng dari truk yang kecelakaan viral di media sosial.

Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Langut, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (21/8/2023).

Aksi penjarahan itu kemudian diunggah oleh akun Instagram @indramayuupdate.

Dalam video itu, tampak warga berbondong-bondong mengambil susu dari kendaraan yang kecelakaan.

Bahkan, tampak dua pengendara berboncengan membawa dua karung susu kaleng dengan sepeda motor.

Tak hanya karung, ada juga warga yang membawa ember.

"Sebuah kecelakaan mobil pengangkut Bear Brand. Bukan menolong, warga pada menjarah, ada yang bawa berkarung-karung," ujar pria yang merekam kejadian itu.

Terkait aksi penjarahaan itu, perwakilan perusahaan, Dasim mengatakan tak mempermasalahkan kejadian tersebut.

Dikatakan Dasim, susu kaleng itu dianggap telah rusak dan tidak layak dijual.

Selain itu, susu-susu tersebut sebenarnya merupakan barang pengembalian, tapi kondisinya memang masih bagus.

Sementara itu, pihak perusahaan memang berencana akan membuang susu tersebut.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas