Kondisi Psikis 19 Siswi SMP di Lamongan usai Dibotaki Oknum Guru, Enggan ke Sekolah karena Trauma
Sebanyak 19 siswi SMPN 1 Sukodadi, Lamongan dibotaki rambutnya. Pihak sekolah panggil psikiater untuk hilangkan trauma.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pihak SMP Negeri 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur memanggil psikiater untuk menghilangkan trauma yang dialami 19 siswinya.
Para siswi tersebut sempat mengalami trauma usai dibotaki oknum guru berinisial EN.
Kini, EN telah disanksi tidak dapat mengajar sehingga para siswa tidak akan bertemu dengan EN di sekolah.
Truama healing yang dilakukan psikiater di sekolah juga dihadiri para orang tua siswi korban pembotakan, Kamis (31/8/2023).
Salah satu orang tua siswi, Winanty menjelaskan kondisi psikis para siswi sudah berangsur pulih, bahkan ada yang sudah kembali masuk sekolah.
Baca juga: 5 Fakta Viral Siswi SD di Gowa Suapi Temannya yang Difabel saat Istirahat, Guru Ungkap Kesehariannya
"Anak-anak sudah baik semuanya (kondisi psikis) dan sekarang sudah masuk sekolah, sudah seperti biasa,” ungkapnya, Kamis, dikutip dari Kompas.com.
Winanty mengaku anaknya yang berinisial H sempat enggan berangkat sekolah saat EN masih berstatus pengajar di SMPN 1 Sukodadi.
Namun, setelah EN disanksi tidak boleh mengajar, anaknya bisa kembali masuk sekolah.
"Tapi traumanya itu kemarin, ketika yang bersangkutan (guru EN) masih di sini. Kalau sekarang beliau kan sudah dibebastugaskan, tidak lagi mengajar di sini,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Peremuan dan Anak Lamongan, Umuronah menyatakan, langkah yang diambil pihak SMPN 1 Sukodadi untuk mendatangkan psikiater sudah tepat.
Menurutnya psikiater dapat memulihkan kondisi psikologis para siswi yang rambutnya dibotaki guru EN.
"Kita mendatangkan psikolog untuk memberi bimbingan dan penyuluhan, agar situasi kembali pulih," terangnya.
Baca juga: Tak Lagi Mengajar, Guru di Lamongan yang Botaki 19 Siswinya Kini Jadi Staf Dinas Pendidikan
Guru EN Disanksi
Pihak sekolah telah melakukan mediasi antara EN dengan orang tua para siswi.