Penjelasan TNI soal Video Panglima Yudo Minta Prajurit 'Piting' Warga Rempang: Itu Artinya Merangkul
Viral video pernyataan Panglima TNI Yudo Margono yang meminta prajurit TNI memiting warga Pulau Rempang, Batam, yang melawan.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Beredar video potongan pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan anggotanya memiting warga Pulau Rempang, Kecamatam Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pernyataan Yudo Margono itu menuai kritik keras dari berbagai pihak.
Dalam potongan video yang beredar, Yudo Margono meminta anggotanya untuk tidak menggunakan senjata saat menangani kerusuhan di Rempang.
Mengutip dari akun Twitter @yaniarsim, Yudo Margono mengatakan anggota TNI tidak memerlukan bantuan alat untuk menangani kerusuhan di Rempang.
"Lebih dari masyarakatnya itu satu orang miting satu. Ya kan TNI-nya umpanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai," ucap Yudo.
"Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tahu itu dipiting? ya itu dipiting aja satu-satu."
Baca juga: Kasus Rempang, Ombudsman Temukan Potensi Maladministrasi dari BP Batam dan Pemkot Batam
Setelah ditelusuri, video pernyataan Yudo itu ternyata tidak utuh.
Mengutip dari Wartakotalive.com Yudo sebenarnya membahas soal aksi anarkis sekelompok warga yang menyerang anggota TNI ketika kericuhan terjadi di depan kantor BP Batam, Senin (11/9/2023) lalu.
Yudo kala itu menyoroti aksi brutal warga yang melemparkan batu ke arah petugas.
Aksi tersebut menyebabkan sejumlah petugas mengalami luka hingga pingsan.
"Orang sudah diam, terus diambil batu langsung dilemparkan (ke polisi). Ini kan udah seperti orang yang lagi bunuh hewan gitu loh. Seperti bunuh hewan pakai batu gede langsung dilemparkan begitu," ujar Yudo dalam video lengkap.
Yudo menduga aksi anarkis itu dilakukan warga luar Rempang.
Baca juga: Ustaz Abdul Somad Ceritakan Sejarah Pulau Rempang, Berisi Keturunan Para Prajurit Melayu
Menurut Yudo, ada sejumlah waga luar Rempang yang sengaja datang saat demonstrasi dan memicu terjadinya kerusuhan.
"Ini berarti sudah masuk ke ranah pidana. Ya kalau seperti itu, ya nanti kita berikan. Saya tidak memberikan itu, karena saya khawatir, karena anak-anak ini nanti mindsetnya berubah nanti, kembali lagi seperti orde baru," ujar Yudo.