Kejanggalan Kasus Bocah Buta Dicolok Tusuk Bakso: Hasil MRI, Rekaman CCTV, Tak Ada Saksi yang Lihat
Berikut sejumlah kejanggalan terkait kasus siswi SD buta dicolok tusuk bakso, mulai dari hasil pemeriksaan mata korban hingga rekaman CCTV.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kasus siswi Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang buta setelah dicolok tusuk bakso masih bergulir.
Terbaru, ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan dalam kasus tersebut.
Adapun kejanggalan itu di antaranya soal rekaman CCTV hingga hasil pemeriksaan mata korban, SAH (8).
Diketahui, pihak keluarga sempat mengklaim sulit mendapat rekaman CCTV.
Namun, menurut kepolisian, pihak sekolah cukup kooperatif memberikan rekaman CCTV.
Sementara itu, korban juga telah menjalani serangkaian pemeriksaan, mulai dari visum hingga MRI.
Baca juga: Hasil MRI Murid SD Dicolok Senior Pakai Tusuk Bakso: Tidak Ada Tanda Kekerasan di Mata
Dari hasil pemeriksaan itu, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada mata korban.
Lebih lengkapnya berikut sederet kejanggalan kasus bocah SD buta dicolok tusuk bakso:
Hasil pemeriksaan mata korban
- Visum
Dilansir TribunGresik.com, sebelumnya, korban telah menjalani visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina Gresik.
Dari hasil visum, dokter tidak menemukan adanya pendarahan pada mata korban.
Selain itu, juga tidak ditemukan tanda kekerasan di bola mata korban.
"Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tidak ditemukan pendarahan pada sobekan mata."
"Dan hasil visum pelendir bola mata dalam keadaan normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujar Kapolres Gresik, Adhitya Panji Anom, Selasa (19/9/2023).
- MRI
Senada, hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di mata SAH.
Diketahui, pemeriksaan MRI dilakukan di Rumah Sakit PHC Surabaya pada Rabu (20/9/2023).
Hasil MRI menunjukkan bahwa siswi kelas 2 SD itu mengalami penurunan penglihatan di mata kanan.
Demikian disampaikan oleh Dokter Spesialis Mata RSUD Ibnu Sina, Bambang Tuharianto.
"Jadi penglihatan yang dikeluhkan betul, terjadi penurunan penglihatan di mata kanan. Mata kiri batas normal untuk melihatnya."
"Pemeriksaan fisik di alat-alat Ibnu Sina tidak ditemui kelainan apapun."
"Pemeriksaan MRI tidak didapatkan kelainan apapun, kelainan-kelainan saraf tidak ada secara anatomi komponen-komponen melihat ini bekas terjadi kekerasan, itu saja," ungkapnya, Kamis (21/9/2023).
Bambang menjelaskan, seluruh yang berhubungan dengan penyebab gangguan sudah dilakukan pemeriksaan.
Dan hasilnya tidak ditemukan masalah yang berarti.
"Tidak ada satupun yang menyebabkan, ini tidak ketemu apa-apa," tandasnya.
Baca juga: Kepala Sekolah Kembali Diperiksa Kasus Bocah SD di Gresik Buta Usai Dicolok Tusuk Bakso
Rekaman CCTV
Sementara itu, polisi mengklaim telah mengantongi rekaman CCTV terkait kasus tersebut.
Namun, ditemukan sejumlah kejanggalan pada rekaman CCTV yang sudah disita petugas.
Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan.
Adapun kejanggalan itu yakni, tanggal kejadian dengan laporan yang diterima polisi tidak sama, ada jeda waktu beberapa hari.
"Karena kejadian itu tanggal 7 (Agustus 2023), sedangkan kami dapat laporan itu tanggal (28 (Agustus 2023). Jadi, rekaman CCTV itu sudah hilang, terhapus," ungkapnya, dilansir Kompas.com.
Dari hasil penyelidikan sementara, Aldhino memaparkan, tidak ada kamera CCTV yang mengarah langsung ke lorong, tempat korban mendapat tindak kekerasan.
"Dari enam CCTV memang tidak ada yang langsung mengarah ke lorong itu, tapi kan ada yang mengarah ke halaman sekolah," terang dia.
Untuk mengungkap kejadian sebenarnya, Satreskrim Polres Gresik memutuskan mengirim Digital Video Recorder (DVR) rekaman CCTV sekolah ke laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim.
"Kami masih menunggu hasil analisis rekaman CCTV di sekolah."
"DVR yang sudah kami sita, sudah kami kirim ke labfor Polda. Untuk hasilnya, kami masih menunggu," terang Aldhino.
Dikatakannya, DVR yang diamankan tersebut memiliki penyimpanan 12 hari.
47 saksi diperiksa, tapi tak ada yang melihat kejadian
Sementara itu, hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa 47 orang saksi.
Namun, belum ada satu pun saksi yang diperiksa melihat langsung kejadian siswi SD itu dicolok tusuk bakso oleh kakak kelas pada 7 Agustus 2023 lalu.
"Kami temukan dari 47 saksi yang sudah diperiksa memang sampai saat ini belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut."
"Namun, kami akan tetap tambah jumlah saksi yang kami periksa sehingga membuat jelas," ungkap Adhitya, Kamis (21/9/2023).
Sebagai informasi, dari penuturan keluarga korban, peristiwa itu terjadi pada 7 Agustus 2023.
Saat itu, korban yang sedang asyik di halaman sekolah mengikuti lomba 17 Agustus ditarik oleh kakak kelasnya ke sebuah lorong.
Di lorong itu, korban disebut dimintai uang jajan secara paksa atau dipalak oleh kakak kelas.
Karena korban menolak memberikan uang, pelaku melakukan penganiayaan terhadap SAH.
Dari keterangan orang tua korban, pelaku disebut menganiaya SAH di bagian mata kanan menggunakan tusuk bakso.
Akibat kejadian itu, SAH mengalami kebutaan di mata kanannya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Willy Abraham, Kompas.com/Alinda Hardiantoro)