Viral Aksi Senioritas Pelajar SMP di Bekasi Tampar Juniornya Pakai Sandal, Disebut Tradisi
Sekelompok pelajar SMP di Bekasi, Jawa Barat melakukan aksi senioritas terhadap para juniornya dengan cara menampar menggunakan sandal.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan aksi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) melakukan perundungan viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @kabarnegri pada Rabu (20/9/2023), terekam sederet siswa SMP tengah berjejer diduga di halaman rumah warga.
Di depan deretan siswa SMP itu terlihat tiga orang yang juga masih menggunakan seragam berdiri membawa sandal.
Perekam video terdengar memberikan instruksi kepada sederet pelajar itu agar tidak menghindar atau mundur saat ditampar.
Sebab, saat sederet pelajar itu mundur atau menghindar, maka tamparan yang diberikan akan bertambah.
“Mundur nambah, menghindar nambah,” ujar perekam video.
Baca juga: Kronologi Bocah TPQ di Padang Tewas Tertimpa Tembok saat Wudu, Terdengar Teriakan Minta Tolong
Tidak lama kemudian, satu pelajar menampar sederet siswa SMP itu.
Selanjutnya, pelajar lain yang berdiri lantas bergantian untuk menampar sederet pelajar itu.
Sederet pelajar yang ditampar oleh diduga seniornya itu terlihat tidak melakukan perlawanan.
Aksi itu kini tengah menjadi sorotan bagi warganet.
Rupanya, aksi perundungan tersebut dilakukan oleh sesama pelajar di SMP Negeri 1 Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
Peristiwa tersebut dilakukan di lingkungan rumah salah satu pelaku.
Humas SMP Negeri 1 Babelan, Maradum, mengatakan aksi itu disebut-sebut merupakan tradisi yang dilakukan para pelajar senior terhadap adik kelasnya atau sebuah senioritas.
Namun, Maradum belum mengetahui pasti tujuan dari aksi perundungan tersebut.
"Disuruh kakak kelasnya yang sudah lulus, tujuannya apa juga kita masih cari tahu, tetapi katanya itu sudah menjadi tadisi kakak ke kelas ke adik kelasnya," kata Maradun, Rabu (21/9/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Dikatakan Maradum, total ada 10 siswa yang menjadi korban perundungan tersebut.
Sementara, terduga pelaku yang duduk si bangku kelas 9 SMP itu berjumlah dua hingga empat orang.
Terkait peristiwa yang kini tengah viral di media sosial tersebut, pihaknya berencana akan memanggil siswa yang terlibat melakukan perundungan atau senioritas tersebut.
Tidak hanya itu saja, orang tua siswa yang terlibat melakukan perundungan itu juga akan dipanggil guna untuk diberi pemahaman dan bimbingan.
Ia berharap agar aksi senioritas itu tidak lagi terjadi.
"Melakukan pembinaan oleh wali kelas dan BK (bimbingan konseling) semuanya kalau tradisi itu memang tidak dibenarkan," ujarnya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)