Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru di Madura Mengaku Dimutasi Usai Tolak Aturan Kepsek Soal Toilet Berbayar Rp 500 untuk Siswa 

Heboh, seorang guru di Madura dimutasi gara-gara tak setuju aturan toilet berbayar Rp 500 bagi para siswa.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Guru di Madura Mengaku Dimutasi Usai Tolak Aturan Kepsek Soal Toilet Berbayar Rp 500 untuk Siswa 
instagram/ist
Kolase foto Mohammad Arif, guru Bahasa Indonesia di MAN 1 Pamekasan Madura mengaku dimutasi karena tidak setuju dengan aturan kepala sekolah soal toilet berbayar. 

TRIBUNNEWS.COM, MADURA - Heboh, seorang guru di Madura dimutasi gara-gara tak setuju aturan toilet berbayar.

Hal ini dialami oleh Mohammad Arif Mantan, guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 di Pamekasan, Madura.

Mohammad Arif menolak keras aturan kepala sekolah soal toilet berbayar untuk para siswa.

Baca juga: Gara-gara Foto Prewedding Pakai Flare, 504 Hektare Lahan Bromo Terbakar, Kerugian Rp 5,2 Miliar 

Dilansir dari TribunTrends, guru bernama Mohammad Arif Mantan itu mengaku dimutasi secara sepihak oleh kepala sekolah.

Mohammad Arif dipindahkan ke sekolah swasta hanya karena sikap kontra dengan kepala sekolah menjadi sorotan.

Kejadian bermula ketika kepala sekolah bernama Lukman baru masuk ke MAN 1 Pamekasan langsung membuat aturan terkait toilet untuk siswa.

Kepala sekolah memutuskan menggunakan tarif sebesar Rp500 untuk siswa yang ke toilet.

Berita Rekomendasi

Adanya aturan toilet siswa berbayar tersebut membuat Mohammad Arif meradang.

Ia tak terima dengan aturan tersebut lantaran tidak masuk akal.

"Ketika pak Lukman masih baru-baru masuk ke MAN 1, siswa ke kamar mandi harus membayar Rp500," ujar Mohammad Arif dikutip Sripoku.com dari Instagram @ndorobei, Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Viral Guru SMPN 15 Medan Menangis, Ngaku Diintimidasi dan Gaji Ditunda, Ini Duduk Perkaranya

Adanya aturan tersebut membuat Mohammad Arif dengan lantang menentang.

Menurutnya, sekolah MAN 1 Pamekasan milik negara dan semua fasilitas ditujukan untuk siswa.

Oleh karena itu ia menentang dengan keras aturan yang dibuat kepala sekolah.

"Dalam rapat saya tidak setuju, karena MAN 1 milik negara, semua fasilitas untuk rakyat alias siswa," ucapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas