Soal Polemik Rempang, Bahlil Ungkap Warga Tak Tolak Investasi tapi Minta Dihargai hingga Dilibatkan
Bahlil Lahadalia mengatakan warga Rempang tidak menolak investasi, tapi minta dihargai hingga dilibatkan dalam investasi.
Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, warga Rempang tidak menolak investasi.
Hal itu disampaikan Bahlil usai berdiskusi dengan warga di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, selama 3,5 jam.
Dikatakannya, warga Rempang hanya minta dihargai karena sudah menetap di wilayah Rempang secara turun-temurun.
"Apa permintaan mereka? Mereka tidak menolak investasi. Mereka sampai mengatakan, kiamat lima kali pun, Rempang ini enggak jalan kalau tidak ada investasi."
"Jadi mereka welcome, dan saya bangga kepada mereka," kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (2/10/2023), dilansir Kompas.com.
Bahlil menjelaskan, keinginan warga Rempang jika direlokasi tak bersedia di Pulau Galang, hanya mau di sekitar Pulau Rempang.
"Mereka pengin kuburan kampung-kampung tua itu jangan diapa-apain. Itulah aspirasi itu yang terjadi malam itu," kata Bahlil.
Sebagai informasi, konflik agraria di Pulau Rempang terjadi menyusul akan dibangunnya Rempang Eco City.
Rempang Eco City merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk membangun kawasan industri, perdagangan, dan wisata di lahan pulau seluas 17.000 hektare yang digarap oleh PT Makmur Elok Graha.
Bahlil Menduga Ada Kepentingan Politik Tertentu
Di sisi lain, Bahlil mengungkapkan bahwa dirinya melihat ada pihak-pihak yang tidak menginginkan pembangunan PSN Rempang Eco City ini berjalan.
Menurutnya, ada kepentingan politik tertentu yang ingin memboncengi di tengah konflik Rempang.