Jambi Dikepung Kabut Asap, Siswa Belajar Daring hingga Ribuan Orang Terserang ISPA
Provinsi Jambi dikepung kabut asap dengan kualitas udara Tidak Sehat. Para siswa diminta untuk belajar daring hingga ribuan orang kena ISPA
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kabut asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi masih menebal.
Hal tersebut membuat Pemprov Jambil keluarkan Surat Edaran (SE) bagi siswa SMA di seluruh Provinsi Jambi.
SE tersebut dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jambi untuk menindaklanjuti SE Gubernur Jambi tentang antisipasi karhutla dan kualitas udara yang memburuk.
“Berdasarkan pantauan stasiun Air Quality Monitoring System (AQMS) Provinsi Jambi, dimana Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dalam satu minggu terakhir ini menunjukkan kualitas udara katagori tidak sehat,” tulis dalam SE yang ditandatangani Syamsurizal Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Minggu (1/10/2023).
Mengutip TribunJambi.com, para murid melaksanakan kegiatan belajar mengajar daring di rumah.
Selain itu, siswa dan tenaga kependidikan diminta untuk pakai masker saat beraktivitas.
Baca juga: Kabut Asap Akibat Karhutla, SMA di Palembang Kurangi Waktu Belajar
Selain itu, siswa SD-SMP di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi juga diminta untuk belajar dari rumah karena kualitas udara mulai memburuk.
"Dalam satu minggu terakhir ini menunjukkan kualitas kategori tidak sehat," ungkap H Dahlan, Plt Kepala Dinas Pendidikan Tanjabbar.
ISPU Menurun tapi Masih Tak Sehat
Di sisi lain, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Provinsi Jambi terpantau sudah turun pada Minggu (1/10/2023).
Meski begitu, kualitas udara masih dalam katergori Tidak Sehat.
Pada Sabtu (30/9/2023), ISPU Provinsi Jambi berada di angka 161 meter kubik ukuran PM 2.5.
Lalu pada Minggu, ISPU berada di angka 145.
Angka tersebut tentunya jauh dari kategori Baik.
Kategori Baik sendiri memiliki rentang 1-50, lalu kategori Sedang memiliki rentang 51-100.
Mengutip TribunJambi.id, hingga Minggu masih terdeteksi adanya sebaran asap dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi memprakirakan, munculnya sebaran partikulat akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertahan hingga 3 Oktober 2023.
Baca juga: Palembang Diselimuti Kabut Asap, Erick Thohir Sebut Venue Timnas Indonesia vs Brunei Bisa Diganti
“Kita ikuti imbauan atau Surat Edaran Gubernur Jambi tentang antisipasi kualitas udara yang memburuk,” ujar Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Sulta Thaha, Ibu Sulistyono.
Ia juga mengatakan, kabut asap membuat jarak pandan makin menurun dan kualitas udara juga menurun.
“Iya tadi sempat sentuh 700 meter dengan kategori Sangat Tidak Sehat,” pungkasnya.
Ribuan Warga Jambi Terkena ISPA
Diwartakan sebelumnya, kualitas udara Tidak Sehat di Jambi membuat banyak warga menderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.
Hal tersebut diungkapkan oleh Hendra Saputra, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Kota Jambi.
Ia mengatakan, kasus ISPA di Kota Jambi sangat tinggi.
"Kasus ISPA sangat tinggi. Setiap orang berobat ke fasilitas layanan kesehatan dicatat," ujarnya seperti yang diwartakan Kompas.com.
Kualitas udara, kata Hendra pun sudah dalam kategori tak sehat.
Hal tersebut diperburuk dari adanya kabut asap dari Karhutla yang terjadi di Sumatera Selatan.
Terlebih, di Jambi sendiri Karhutla masih terjadi.
Sitap hari pada September 2023, jumlah warga yang terserang ISPA mencapai 8.152.
Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Kota Jambi, dalam dua bulan terakhir, pada Juli tercatat 5.310 kasus, sedangkan Agustus melonjak menjadi 5.477 kasus.
Selama tiga bulan ini, kasus ISPA di Kota Jambi capai 18 ribu lebih orang yang terserang.
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJambi.id, A Musawira/Sopianto/Muzakkir)(Kompas.com, Suwandi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.