Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap Kenapa Warung Mbok Yem Selamat dari Kebakaran di Puncak Gunung Lawu 

Warung Mbok Yem, warung legendaris di kawasan Puncak Gunung Lawu kondisinya masih utuh padahal sejumlah warung lainnya terbakar, ini rahasiannya.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Terungkap Kenapa Warung Mbok Yem Selamat dari Kebakaran di Puncak Gunung Lawu 
DOK. BPBD Karanganyar/KOMPAS.com Sukoco
Mbok Yem (kiri) memilih bertahan di warungnya di puncak Gunung Lawu meski kebakaran melanda sekitar warung. Penampakan warung Mbok Yem (kanan). Diketahui, kebakaran di Gunung Lawu merembet ke wilayah Hargo Dalem, tempat sejumlah warung makan, sejak Minggu (1/10/2023) malam. Warung Mbok Yem, warung legendaris di kawasan Puncak Gunung Lawu kondisinya masih utuh padahal sejumlah warung lainnya terbakar, ini rahasiannya. 

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Warung Mbok Yem, warung legendaris di kawasan Puncak Gunung Lawu kondisinya masih utuh padahal sejumlah warung lainnya terbakar

Mbok Yem sang pemilik warung memilih bertahan di atas Gunung Lawu, menolak dieksekusi ke bawah karena kasihan dengan sejumlah hewan peliharannya.

"Warung yang lain sudah ludes tapi untuk mbok Yem masih utuh," ucap Kalak BPBD Kabupaten Karanganyar, Juli Padmi Handayani dikutip dari TribunSolo.com, Selasa (3/10/2023).

Cucu Mbok Yem, Syaifudin, menyampaikan, warung Mbok Yem aman dan tidak terbakar.

"Warung Mbok Yem aman karena sebelumnya telah dibuat ilaran (penyekat api) di sekitarnya. Kalau posisi api sudah berada di sebelah selatan warung Mbok Yem," ucapnya.

Menurut Syaifudin, sejumlah lokasi di dekat warung Mbok Yem sudah terbakar, termasuk beberapa warung di jalur pendakian.

"Puncak sudah habis, kawasan Jolotundo, Sendang Drajat sampai selatan Telaga Kuning sudah habis terbakar, kecuali warung Mbok Yem," ungkapnya.

Mbok Yem Menolak Dievakuasi

BERITA TERKAIT

Melihat kondisi ini, Syaifudin mengatakan bahwa anak dan cucu sudah berencana menjemput Mbok Yem.

Keluarga sudah menyiapkan peralatan tandu dan mobil.

Akan tetapi, Mbok Yem memilih tetap tinggal di puncak.

"Karena kasihan sama si Temon dan kucing, serta sejumlah hewan peliharaannya. Jadi dia memilih tetap tinggal di puncak," tuturnya.

Meski demikian, Syaifudin memastikan bahwa Mbok Yem saat ini dalam kondisi sehat.

Di usianya yang kini telah lanjut, Mbok Yem harus ditandu oleh keluarganya untuk naik dan turun gunung.

"Beliau tidak mau dievakuasi, dan karena itu, kami memberikan logistik di sana," ucap dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas